03 : Secret Admirer

2.9K 146 2
                                    

Secret Admirer
Rina Khafizah

★★★

Deskripsi cerita :
Menyukai hanya mampu memberikan perhatian berupa kata. Bertemu denganmu bagai sebuah hadiah dari-Nya.

★★★

Hari ini kamu terlihat manis dengan baju berwarna hijau.

Gadis berambut coklat itu menghela napas panjang dan mengepalkan tangannya hingga kertas kecil berwarna merah muda itu membola tak terbentuk lagi.

Hari ini, seperti biasa ia pergi ke lokernya untuk mengambil beberapa buku. Harusnya seperti rutinitasnya yang biasa, mengambil buku lalu pergi ke kelas, namun kali ini kehadiran sebuah sticky note berwarna merah muda mengacaukan kegiatan yang harusnya monoton baginya.

Siapa sih orang kurang kerjaan yang mau melakukan ini? Batin gadis itu dongkol.

Setelah menutup lokernya, ia berjalan menuju kelas dan berhenti di depan sebuah tempat sampah untuk membuang kertas tak berguna itu.

★★★

Gadis itu duduk dengan tenang di kursinya sembari mendengarkan dosennya berceloteh ria di depan. Sesekali ia mengetuk meja dengan jari telunjuknya hingga menghasilkan suara tuk-tuk pelan dan tentu saja mengganggu teman yang duduk di dekatnya.

Lantaran posisinya yang berada di kursi paling belakang dan paling atas, membuat dosen tidak dapat memergoki ulahnya hingga gadis itu acuh saja saat dilempar tatapan sinis dari beberapa mahasiswi.

“... Baiklah, untuk materi kita cukupkan sampai di sini. Saya harap kalian mencatat hal-hal yang sekiranya penting lalu kerjakan tugas mandiri. Saya mengharapkan lembaran-lembaran tugas itu sudah ada di atas meja saya lusa nanti. Kelas dibubarkan.”

Gadis itu lantas segera mengemas barang-barangnya dan beranjak pergi. Saat tiba di pintu, ia tak sengaja berpapasan dengan seorang mahasiswa.

Mengira jika pemuda itu ingin keluar juga, ia pun bergeser seolah mempersilahkan mahasiswa itu pergi lebih dulu. Namun saat gadis itu tak beranjak, begitu pula pemuda itu. Seolah melakukan hal yang sama.

“Maaf, kau bisa duluan.” ucap gadis itu sopan.

Pemuda itu menggeleng, “perempuan selalu yang pertama, kan? Silahkan.”

Namun rupanya aksi kedua orang itu mengganggu beberapa mahasiswa yang juga ingin keluar bahkan si dosen.

Ekhem, kalian bisa lanjutkan drama ’Ladies first’ itu nanti. Saat ini saya ada kelas untuk dibimbing.”

Mereka pun mundur untuk mempersilahkan yang lain keluar lebih dulu. Saat tak ada lagi yang tersisa, gadis itu menunjuk ke arah pintu seolah bertanya apakah pemuda itu ingin pergi lebih dulu, namun dibalas gelengan oleh si mahasiswa. Alhasil gadis itu pun melangkah pergi. Tepat sebelum gadis itu hilang dari pandangannya, si pemuda itu berseru, “namaku Denis, by the way.

Gadis itu menoleh dan tersenyum tipis, “Felicia.” Usai berucap demikian, gadis itu pun pergi. Meninggalkan pemuda yang kini tengah tersenyum bahagia.

★★★

Keesokan harinya, Felicia mendapatkan kelas di jam 11 siang dan dengan bodohnya ia malah berangkat jam 09. Gadis itu tersenyum tipis saat tak mendapati sticky note di depan lokernya. Namun sedikit terselip rasa kecewa karena ia juga lumayan penasaran dengan si pengirim misterius itu.

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang