49 : Destiné à Faire (Part 01)

232 6 0
                                    

▪▪▪ Destiné à Faire ▪▪▪

Dia menawan, cantik tapi berbahaya.

Dia mempesona, indah tapi tak sanggup digenggam.

Dia,

sang iblis.

▪▪▪ Destiné à Faire ▪▪▪

Mereka hanyalah manusia, manusia payah dengan tingkat keimanan yang tak seberapa. Tergoda oleh pesona sang iblis pun mungkin mereka takkan merasa dirugikan.

Maksudku, bayangkan bagaimana bodohnya mereka menjerumuskan diri mereka ke dalam lubang penuh dosa yang dibuat oleh si penggoda. Iblis itu menggoda, dia menjerat umat manusia agar ikut terjerumus dosa. Menarik mereka agar ia tak sendirian di Neraka.

Jika terpengaruh pada iblis berdosa, lalu mengapa Tuhan menciptakan makhluk yang terbuat dari api itu dan menurunkannya ke bumi? Berbaur di antara manusia fana dan mencoba menggoda mereka? Menjerat mereka ke dalam dosa.

Sederhana, Tuhan ingin tahu seberapa kuat kamu berjuang. Dia tahu, iblis pasti akan menghalalkan segala cara agar manusia terjebak dan Tuhan tetap mengizinkannya, pikirmu Tuhan membiarkan semua itu terjadi karena Dia tidak menyayangimu? Kau salah besar! Tuhan menyayangimu! Bahkan saat kau berlumuran dosa sekalipun, Tuhan akan tetap mengampunimu ketika kamu memohon pengampunan. Sudah sebaik itu lalu mengapa kamu masih berbuat dosa?

"Meminta pengampunan bukan seperti kamu meminta uang di pinggir jalan."

Seluruh atensi terarah pada si pria yang tiba-tiba bersuara. Seorang gadis manis yang sedang membaca dengan begitu khidmat pun mendongak dan menatap pria yang saat ini duduk dengan tatapan tak berdosa di hadapannya.

"Kau di sini?" tanya gadis itu.

"Jika aku tak di sini, lalu siapa yang ada di hadapanmu ini? Setan? Oh, maaf saja. Aku terlalu tampan untuk menjadi seorang setan. Terlalu banyak konspirasi jika aku menjadi seorang setan, mungkin saja para setan di Neraka akan mengangkat diriku menjadi Raja mereka dan kau ..."

Gadis itu menautkan alisnya seolah bertanya, "... akan kuangkat menjadi Ratunya. Bagaimana? Itu terdengar keren?"

Tch! Gadis itu berdecak kesal lalu menutup bukunya dengan gerakan cepat namun tak serampangan.

"Hei, tidak mau menjadi Ratu Neraka bersamaku?"

"Apa menurutmu aku terlalu lemah untuk jatuh pada pesona iblis?" tanya gadis itu dengan nada malas.

Pemuda itu menautkan alisnya, "apa salahnya? Terlebih iblis itu adalah aku, kau pasti suka!" ucapnya seolah hal itu bukanlah hal yang salah.

"Apa kamu tidak pernah membaca buku Agama? Iblis bukanlah hal yang baik. Dosa dan iblis adalah kombinasi yang buruk," jawab gadis itu. Pemuda itu terdiam, "lagipula orang mana di zaman sekarang yang percaya hal sepele seperti itu? Bahkan mereka terang-terangan berbuat dosa padahal tahu Tuhan mengawasi. Jika pada Tuhan saja mereka tidak taat, lalu bagaimana dengan iblis? Apakah dengan menjadi budak iblis, kau akan mendapatkan hal yang baik?" sambung gadis itu.

"Tidak ada hal yang baik jika itu berasal dari dosa," ucap pemuda itu dengan nada datar.

"Tepat sekali!"

Pemuda itu menghela napas panjang dan berdiri, "kau lapar? Ayo pergi ke Kantin. Aku mau makan sesuatu yang pedas."

"Kamu bisa sakit perut, kurangi kebiasaan makan makanan pedas. Tidak baik untuk pencernaan."

Pemuda itu menyeringai, "apa ini artinya kamu mengkhawatirkan aku?"

Gadis itu berdecak kesal, "dalam mimpimu!"

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang