08 : The Melody

904 42 1
                                    

The Melody
by Rina Khafizah

.
.
.

“Kamu tau? Rumah besar di ujung jalan sana kabarnya berhantu,”

Suasana kelas yang semula tenang kini tiba-tiba saja mencekam saat seorang gadis berambut pirang kecoklatan tiba-tiba saja membuka suara. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapannya hanya saja nada saat ia berbicara tidak tanggung-tanggung menarik rasa penasaran anak-anak di dalam kelas.

“Jangan bercanda, tidak ada yang namanya hantu di dunia ini. Kamu kebanyakan menonton film hantu,” seru salah satu anak laki-laki di sana. Ia tak percaya sampai saat ini ada orang yang percaya pada hal semacam itu. Itu hanya mitos, hanya khayalan semata.

“Aku tidak bohong, kau—kenapa tidak mencoba saja datang ke sana dan bermalam di sana,”

“Cih, itu sama saja kau merusak properti orang lain. Rumah itu milik keluarga Hwang,”

“Tidak kok, mereka kan tinggal di Seoul. Rumah itu hanya mereka kunjungi sebulan sekali dan itu pun cuma mereka bersihkan saja. Mereka sendiri tidak berani bermalam di sana. Kenapa? Karena mereka takut, aku yakin,”

“Jae-In ya, jangan menyebarkan rumor seperti itu. Kau bisa dituntut oleh orang. Bagaimana jika ada yang mendengarmu dan mengatakan hal itu pada keluarga Hwang? Kamu bisa dimarahi,”

“Tidak, aku tidak bohong. Ayo kita buktikan. Malam ini kita bermalam di sana,”

“Heh, dasar gila. Besok kita Sekolah. Rumah itu sangat jauh dari Sekolah, kau mau kita dihukum karena terlambat?”

Gadis itu—Im Jae In—pun menghela napas kasar, “baiklah, bagaimana dengan hari Sabtu? Kita bisa bermalam di sana dan buktikan bahwa rumah itu berhantu apa tidak,”

“Aku tidak mau,”

“Aku juga, mendengarmu mengatakan itu aku jadi takut. Sepertinya mengerikan,”

“Benar, aku juga tidak mau dianggap menerobos properti milik orang lain,”

Jae In menatap mereka kesal, “dasar penakut! Tadi mengatakan apa yang aku bilang itu hal bohong, sekarang saat aku ajak untuk membuktikannya kalian malah tidak mau. Dasar penakut. Pasti aku jamin baru masuk ke halamannya saja, kalian sudah ketakutan setengah mati dan kencing berdiri,”

BRAK!

“IM JAE IN!”

Seorang pemuda menggebrak meja dan menutup buku komiknya secara kasar. Ia tatap gadis pembawa gosip itu dengan tatapan sinis, “bisakah kau hentikan omong kosongmu tentang hantu? Tidak ada hantu di dunia ini!”

“Han-soo ya, kamu itu terlalu kaku. Hantu itu ada, aku pernah melihatnya saat masih kecil. Saat itu aku melihat han—”

“HANTU ITU TIDAK ADA YA TIDAK ADA!”

Pemuda itu—Jang Han Soo—membentak Jae In hingga banyak mata yang menatapnya. Mereka tak percaya seorang Jang Han Soo yang lebih suka membaca komik detektif bisa marah besar saat seseorang membawa topik tentang hantu dan itu sungguh aneh.

“Han-soo ya ...,”

Pemuda itu menoleh dan menatap teman sebangkunya, “... Jae In cuma bercanda. Kau tidak usah marah,” sambung teman sebangkunya itu.

Han Soo menatap Jae In sinis, “aku akan bermalam di sana malam ini. Akan kubuktikan padamu bahwa hantu itu, TIDAK ADA! Kau puas?”

Seorang gadis pun berdiri dan menatap Han Soo tak terima, “kenapa kamu malah mau ke sana? Tidak boleh, aku tidak setuju!”

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang