Part 02 : New Jersey
oOo
Perjalanannya ke New Jersey adalah untuk memulai hidup baru. Julia menatap Austin dengan tatapan prihatin, "menurutmu apakah lari dari masalah adalah sebuah jalan keluar?"
oOo
Keesokan harinya, Austin telah siap untuk keberangkatannya menuju kota yang disebut dengan the Garden State, New Jersey.
Edric menutup bagasi mobil yang akan dipakai oleh Austin untuk perjalanannya menuju New Jersey. Pemuda itu berjalan mendekati Austin yang saat ini sedang menyantap burger sembari bersandar pada pintu mobil.
"Sudah masuk semua. Kau yakin bepergian sendiri?" tanya Edric.
Austin menatap Edric sejenak, "kau mau menemaniku?" tanyanya.
Edric mendelik, "dan menjadi supir selama 1 jam 35 menit? Tidak, terimakasih."
Austin menatapnya sinis, "kalau begitu tidak perlu bertanya."
Seorang perempuan berambut pirang mendekati mereka dan menggandeng lengan Edric, "aku juga takkan membiarkan pacar tampanku ini pergi. Apartemen akan terlalu sepi kalau kau membawanya." Perempuan itu berkata sambil menatap Austin.
Mendengar itu, Austin malah memutar bola matanya jengah, berbanding terbalik dengan Edric yang langsung mencium pipi perempuan itu.
"Jangan bermesraan di depanku," ucap Austin ketus.
Perempuan itu—Bella Evans—hanya membalas Austin dengan tatapan mengejek. "Oh, benar. Aku lupa ada orang yang baru saja diselingkuhi." Austin mendelik kesal ketika mendengar ucapan Bella.
Edric tertawa kencang begitu mendengar ucapan pacarnya. Melihat itu, Austin langsung melemparkan bungkus burger miliknya yang untungnya ditangkap oleh Edric.
"Aku berangkat." Austin membuka pintu mobilnya dan kemudian menatap pasangan tersebut. Seolah bertanya, Bella menautkan alisnya.
"Edric, jika besok aku tidak mendapatkan email mengenai pekerjaan yang aku berikan padamu, aku benar-benar akan memotong gajimu," ucap Austin yang mengabaikan protes dari Edric. Ia langsung memasuki mobilnya dan menjalankan kendaraan tersebut meninggalkan pasangan tersebut.
Bella menatap Edric, "kurasa dia benar-benar butuh pacar baru."
Edric setuju, "kalau dia begitu terus, gajiku akan habis dia potong terus."
Bella tersenyum menatap pacarnya, "kujodohkan dengan temanku bagaimana?" tawarnya.
"Temanmu yang mana?" tanya Edric.
"Teman sekampus. Dia menyukai seseorang, tapi orang itu akan menikah beberapa hari lagi," balas Bella.
"Kasihan sekali. Kau dekat dengan temanmu yang ini? Kalau tidak dekat, akan sulit untuk menjodohkan mereka."
Bella menyeringai, "oh, tenang saja. Menjodohkan mereka akan menjadi masalah yang mudah, bahkan akan selesai sebelum kau berkedip, sayang."
Edric tertawa kecil dan mencium pacarnya. "Aku yakin, sepertinya kau punya rencana yang bagus."
"Jangan panggil aku Bella Evans kalau apa yang kurencanakan gagal."
"Benar, pacarku adalah perencana yang hebat."
oOo
Setelah menghabiskan hampir dua jam, Austin pun tiba di 295 Johnston Ave. Begitu pria itu memarkirkan mobilnya, seorang perempuan berjalan menghampirinya diikuti oleh seorang pria yang berjalan dengan langkah santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] SHORT STORIES
Historia Corta[ B E L U M R E V I S I ] Kumpulan cerita pendek karya saya. Jika ada beberapa pembaca yang menyukai salah satu cerpen dan minta dibuatkan sequel, maka akan saya pertimbangkan. Semoga suka, ya. [ baku • short story • original • flash fiction • cerpe...