42 : Learn to Let Go (Part 03)

53 5 0
                                    

Learn to let go © girlRin

Sequel of Let Go

[03 — Sweet memories]

★★★

Kevin membuka pintu rumahnya dengan perlahan. Dalam hati ia berharap melihat sosok sang Ibu yang menyambutnya dengan senyuman dan pelukan hangat seperti dulu, namun itu hanya khayalan semata.

Sepi.

Itulah keadaan rumahnya sejak kejadian enam bulan yang lalu. Dimana ia yang saat itu pulang dengan niat hati membawa kabar gembira justru terhempas oleh berita duka.

Kevin tak pernah tahu mengapa Ibunya menggantung dirinya di ruang tamu. Ia selalu merasa jika Ibunya adalah wanita yang ceria dan juga ramah. Tak ada satupun sikap Ibunya yang memperlihatkan bahwa dia sedang tertekan atau apa. Ayahnya juga adalah seorang pria baik dan amat menyayangi anak dan istrinya. Tidak mungkin pula ia melukai istrinya. Buktinya saat ia mendapatkan kabar jika istrinya telah tewas, ia justru histeris dan berakhir menyetir mobil dengan kecepatan penuh hingga mengalami kecelakaan dan tewas di tempat.

Sejak saat itu, hak asuh akan Kevin jatuh pada Jason selalu adik dari Ibunya Kevin. Ayahnya adalah pria berdarah Kanada, itulah mengapa keluarga pria itu tak ada di Korea.

"Kau sudah pulang? Makanlah dulu kemudian ganti bajumu lalu istirahatlah."

Kevin tersenyum kecil melihat sosok transparan Ibunya yang sedang duduk di sofa sembari menatapnya penuh kasih.

Baik Kevin maupun wanita itu tak ada yang bersuara kembali. Kini Kevin melepaskan sepatunya dan berjalan menuju dapur. Pemuda itu membuka kulkas dan mengambil semangkuk daging yang tadi malam ia buat. Kevin pun memanaskan daging itu dan membuat sebuah sandwich untuk ia makan selagi menunggu daging itu kembali panas.

"Ibu ingin kau berhenti makan roti."

Kevin terdiam dan menatap wanita yang kini berdiri di sampingnya. Sosok transparan itu pun menatap Kevin datar. Kentara sekali jika wanita itu tak suka dengan pola makan anaknya.

"Kau selalu makan makanan sembarangan dan selalu makan roti. Ibu tahu karena pola makan seperti itulah kau sering sakit. Apa kau tidak kasihan pada Pamanmu yang akan panik jika tahu kau sakit?"

Kevin terdiam dan melirik sosok itu dengan tatapan tak terbaca.

"Kevin, kau tahu Ibu cemas akan kesehatanmu?"

"Kenapa tidak biarkan aku ikut dengan kalian saja?"

Wanita itu tersentak kecil dan menatap anaknya tak percaya.

"Apa katamu? Kevin, kau tahu arti kata-katamu itu, kan? Kau tidak seharusnya berkata demikian, nak."

Kevin mematikan kompor dan melempar wajan berisi daging itu ke tempat sampah.

"Kevin!"

"Lebih baik aku mati kelaparan." ucap Kevin lalu pergi ke kamarnya.

Wanita itu terdiam sedih sembari menatap kepergian anaknya.

"Maafkan Ibu...."

★★★

Jason menatap meja kerjanya dengan tatapan datar. Beberapa saat yang lalu ia terus saja berkutat dengan dokumen penting yang ia telah kerjakan selama kurang lebih 3 bulan terakhir.

Ketukan pintu pun terdengar dan pria itu pun mendongak. Ia lantas tersenyum kala melihat istrinya datang dengan membawa makan siang untuknya.

Wanita itu pun melangkah masuk dan meletakkan makan siang itu di atas meja lalu beralih membereskan dokumen-dokumen yang tercecer di atas meja.

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang