10 : Definisi Suka

635 47 2
                                    

Definisi Suka © Rina Khafizah









“Aku suka padamu.”

Lyla menatap Randy dengan tatapan tak percaya. Sepenuhnya merasa bahwa apa yang baru saja dikatakan oleh pemuda itu adalah lelucon atau bisa saja apa dia sedang menjadi—

“Kau bertaruh pada temanmu, ya?”—menjadikannya sebagai bahan taruhan.

Randy menghela napas panjang, “aku benar-benar merendahkan diriku untuk memintamu secara baik-baik menjadi pacarku, apa begini responmu pada orang yang menyatakan perasaannya padamu?”

Lyla mengangkat bahunya acuh, “aku tidak peduli. Lagipula untuk apa seorang Randy yang merupakan anak nomor satu di Sekolah meminta gadis nakal sepertiku untuk jadi pacarnya kecuali aku hanyalah lelucon yang kau buat bersama teman-teman berotak jeniusmu itu. Aku benar, kan?”

“Kau tak tau apa itu cinta?”

Lyla berdecak kecil, “apa itu nama makanan?”

Randy mulai kehabisan kesabaran, “bisakah kau tinggal mengatakan ya atau tidak? Kau benar-benar membuang waktuku!”

Lyla tersenyum manis yang mana membuat Randy sejenak jatuh pada pesonanya, cuma sebentar.

“Aku bahkan tidak paham suka yang kau maksud itu apa,” ucap Lyla yang sukses membuat Randy geram.

“Terserah kau saja! Aku benar-benar tidak percaya bahwa aku melakukan ini. Menurunkan harga diriku hanya untuk mengatakan suka pada seorang gadis tapi nyatanya? Hah!”

Lyla tersentak kecil saat Randy tiba-tiba berteriak kesal lalu berjalan pergi. Meninggalkannya.

“Hei, tunggu!”

Randy seolah menulikan telinganya, mengabaikan teriakan gadis yang sekarang mulai mengejarnya dari belakang.

“Ran? Randy!”

Randy baru benar-benar berhenti saat Lyla berdiri tepat di depannya. Menghalangi jalannya sembari merentangkan tangannya.

“Minggir.”

Lyla menggeleng.

“Tch, minggir!” Randy benar-benar kesal sekarang.

Pemuda itu berjalan menerobos paksa namun Lyla tak tinggal diam. Ia justru memeluk tubuh pemuda itu dari belakang hingga Randy benar-benar berhenti. Terkejut lebih tepatnya.

“Kamu belum menjelaskan apa definisi suka yang kamu maksud tadi,” ucap Lyla, “aku tidak berani menjawab karena aku takut definisi suka yang kau maksud berbeda dengan yang aku rasakan,” sambung gadis itu.

Randy berkata, “jelaskan suka yang kau rasakan!”

Lyla menatap Randy dari posisinya. Ia dapat melihat senyuman tipis dari posisinya yang memeluk pemuda itu dari belakang.

“Kamu mengerjaiku, ya?” tuding Lyla.

Randy berdecak, “jelaskan saja! Kenapa kamu banyak bicara?”

Lyla merengut namun tetap menjelaskan, “setiap kali kamu membuatku marah aku merasa kesal tapi saat kamu mendiamkanku aku merasa kesepian. Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan perempuan lain tapi aku juga tidak suka sikap menyebalkanmu saat kau bersamaku. Kamu benar-benar membuat jantungku sakit, tapi aku suka sensasi yang kurasakan,”

Randy tersenyum mendengar ucapan polos Lyla.

“Clary bilang, aku suka padamu. Suka seperti Ibu pada Ayahku. Saat kau mengatakan suka aku benar-benar senang tapi aku kembali berpikir, bagaimana jika suka yang kau maksud itu bukan seperti yang aku rasa? Bagaimana jika suka yang kau maksud itu seperti rasa sukamu pada pelajaran? Rasa sukamu pada basket atau ras—”

Belum selesai Lyla menjelaskan, tiba-tiba saja Randy berbalik dan menangkup kedua pipi gadis itu lalu tersenyum geli.

“Kita dalam kapal yang sama,” ucap Randy.

Lyla melotot, “kapal? Ah, jadi kit—”

“Ya, mulai hari ini kau pacarku!” ucap Randy.

Lyla tersenyum malu.

“Randy?”

Randy melepaskan tangannya dari pipi Lyla dan mulai menggenggam tangan gadis itu, “ya?”

Lyla menggeleng, “tidak. Aku hanya mencoba membiasakan menyebutkan nama pacarku.”

Randy tertawa kecil. Tawanya halus dan mengalun merdu. Entah kenapa Lyla menyukainya. Benar-benar menyukainya.

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang