Episode 7

1.5K 80 5
                                    

-GITA POV-

Hampir satu minggu ini aku habiskan di rumah sakit dengan serangkaian pemeriksaan yang tidak aku pahami tapi aku turuti saja, Yessica juga ada datang menjenguk beberapa kali. Mama dan Kak Shani yang begitu telaten merawatku membuatku nyaman selama terbaring lemah, apalagi saat tiba-tiba sakit kepalaku muncul mereka begitu panik.

Dan Azizi? Wahh jangan ditanya deh ngerusuh kerjaannya, mana sering banget sengaja makan-makanan 'sampah' didepanku yang kadang inginku rebut. Tapi tidak bisa dipungkiri dia bisa jadi mood booster buatku, dia sangat bisa menghiburku yang selalu bertanya kapan bisa pulang karena aku sudah merasa bosan dengan bau khas rumah sakit ini.

"Selamat siang" Sapa seorang laki-laki yang aku rasa usianya lebih tua dari Papa, ia adalah dokter yang menanganiku sudah bukan dokter sih tapi Profesor. Prof Handoko, begitulah kami memanggilnya.

"Bagaimana hari ini Gita? Masih bisa tahan dengan sakit kepalanya?"

"Masih Prof. tenang belum pecah ini kepalanya" Candaku menyahut dan langsung mendapat delikan dari Kak Shani juga Azizi yang berdiri disampingku

"Haha ha ha..." Prof. Handoko menanggapiku dengan tertawa karir, karena takut kali ya lagi diliatin Papa yang melipat tangannya di depan dengan tatapan kedua matanya menyorot seperti keluar sinar.

Dia melakukan pengecekan pada tubuhku, di senteri kedua mataku, di tes suhu telingaku, di tempelin stetoskop deh dadaku terus perutku juga. Gak di ketok- ketok nih Prof kepalaku sekalian? Siapa tau isinya bisa keluar dan mengurangi rasa sakitku

"Hari ini kita bisa lakukan FMRI, kondisi Gita sudah cukup stabil" Ucapnya melihat kearah Papa juga Mama

"Gak bahayakan Prof?" Mama menghawatirkan ku

"FMRI itu diapain Prof? Nanti Kak Gitanya kesakitan ngga?" Kali ini Azizi yang mengajukan pertanyaan

"Berapa lama proses FMRI nya Prof?" Aku kira Kak Shani gabakal ikut bertanya

Sudah seperti buka kuliah umum saja ni Professor Handoko, beliau menjelaskan sekaligus menjawab pertanyaan anggota keluargaku.

"FMRI atau bisa kita sebut Fungsional MRI itu tidak bahaya, tidak sakit juga hanya untuk mengetahui kinerja otak dan menilai status neurologis jadi bisa menentukan pengobatan apa yang pas untuk Gita. Nanti kita beri obat penenang agar kamu bisa relaks selama pemeriksaan, kalau perlu bisa pake headphone dengerin musik yang kamu suka selama prosedur berlangsung. Waktu yang diperlukan kurang lebih 30-60 menit"

"Bukankah kemarin sudah dilakukan CT scan sampai X-Ray juga Prof, kenapa sekarang harus MRI juga?" Papa mengutarakan pendapatnya

"Untuk hasil lebih pasti Pak Hanan, kita memang sudah tahu hasilnya seperti yang kemarin kita bicarakan. Namun untuk lebih pasti sangat dianjurkan MRI." Keterangan Profesor tidak lagi mendapat pertanyaan

Hmm.. jadi Papa, Mama sudah tahu apa yang terjadi dengan tubuh aku? Mereka tahu kenapa beberapa minggu ini kepalaku sering tiba-tiba sakit? Kenapa mereka belum ada kasih tahu aku ya? Apa gak akan ngasih tau apa-apa lagi? Rahasia lagi nih, batinku melihat Papa juga Mama silih berganti

Tak lama pandanganku teralihkan karena aku merasakan sentuhan ditangan kiriku, tangan Kak Shani tahu-tahu sudah menggenggam tanganku. Mungkin dia sadar akan arti tatapanku pada Papa juga Mama, dia mengelus lembut tangan pucatku.

"Dibantu persiapannya nanti sama suster ya Gita, Prof tunggu diruang MRI."

"Iya Prof" Ucapan Prof Handoko mengalihkan pandanganku dari Kak Shani

"Suster, tolong dibantu ya"

Sepeninggalnya Prof Handoko Suster yang berjumlah 2 orang mulai menjelaskan bagaimana nanti prosedur selama MRI, mereka juga memberikanku baju ganti khusus untuk keruangan MRI tapi digantinya nanti saja kalo sudah ada diruangan sana.

Gita Dikara SejagatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang