Episode 34

962 77 9
                                    

Waktu terus dan terus berlalu dengan segenap cerita berbeda di setiap harinya, Shani dan Azizi sudah kembali berada dirumah seminggu ini, pun dengan Gita yang belum pernah lagi ke rumah Gracia dan Marsha.

Ketiganya mempersiapkan rencana dengan cara berkomunikasi lewat chat, telepon, video call, kadang zoom meeting.

Wajahnya begitu serius didepan laptop, dengan earbuds menjadi alat komunikasi antara dirinya dengan Marsha. Ya. Gita dibantu Marsha tengah memetakan peletakan bahan peledak dengan membuat mode 3 dimensi bangunan, beberapa kali mereka mencoba merangkai, menyimpan bahan peledak lalu di simulasikan ketika meledak bagaimana dampak pada gedung dan keadaan sekitar.

Dan kali ini mereka mendapatkan model yang oke dibandingkan sebelumnya, rangkaian peledak yang nantinya meledak tidak akan sekaligus tapi berantai sehingga membuat mereka ada waktu untuk keluar menjauh dari gedung, juga dampak ledakan yang tidak akan terlalu melesak keluar gedung meski bahannya cukup berat.

MRS : Finally.. hahhh, lega banget rasanya Kak

Gita tersenyum tanpa terlihat Marsha

GTA : Thank you Cha.. berkat kamu semua yang aku pikirin bisa terealisasi
MRS : Aku cuma punya pemrograman Kak, tapi Kak Gita punya ide yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran aku. Kak Gita keren deh
GTA : Percuma ada ide kalo ga bisa di eksekusi
MRS : Sama dong, percuma punya skill pemrograman tapi gatau mau diapain karena ga ada ide.

Keduanya tertawa terdengar renyah

"Lagi apa Dek, senang banget kayanya."

Interupsi Shani berhasil membuat Gita terlonjak kaget, untung refleksnya bagus. Segera dia klik tombol 'ESC' pada keyboard laptopnya sehingga model yang sedang ia dan Marsha garap keluar dan sekarang layar laptopnya menampilkan artikel.

"Bikin kaget aja Kak Shani."

Marsha yang mendengar ada Shani langsung meremote laptop Gita dan mengeluarkan program model bangunannya.

"Kamu juga ngapain mojok disini sendirian, mana ketawa-tawa lagi." Dengan tangan kanannya membawa sebuah minuman hangat.

"Aku lagi baca-baca aja Kak, ini sambil teleponan sama Marsha." Katanya menunjuk earbuds

"Oh ada Marsha."

"Hai Kak Shani.." Sapa Marsha tanpa terdengar Shani

"Hai Kak Shani.. kata Marsha gitu." Gita menyampaikan

"Hai juga Marsha, kamu gimana sehat?"

"Aku sehat Kak, Kak Shani gimana udah sehat? Kakinya udah ga sakit? Maaf ya Kak aku...-"

"Sebentar-sebentar Cha, ngomong langsung ah ke Kak Shani. Panjang banget kamu ngomong susah aku nyampeinnya."

Gita melepas earbuds nya, hp nya dia mode speaker biar Marsha langsung bicara dengan Shani.

"Aku sehat Kak Shani, Kakak gimana udah sehatkah? Kakinya udah ga sakit lagi?"

"Alhamdulillah udah Marsha, Kak Shani juga udah keluar rumah sakit."

"Syukur deh Kak, maaf ya aku sama Kak Gracia ga pernah jenguk lagi waktu dirumah sakit."

"Gapapa Marsha, makasih juga ya udah bantuin Gita nolongin aku sama Zee. Titip makasih juga ke Kak Gracia."

"Iya Kak, nanti aku sampein. Udah dulu ya Kak, aku mau keluar."

"Iya Marsha, makasih ya."

"Kak Gita aku pamit ya."

"Iya Cha, hati-hati kalo mau keluar. Kabarin Kak Gita ya."

Sambungan telepon terputus dan Shani memicingkan kedua matanya tajam pada Gita.

Gita Dikara SejagatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang