Gracia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dengan bantuan Marsha dia keluar tanpa memakai kursi roda karena katanya sudah kuat juga untuk jalan sendiri. Namun sebelum meninggalkan rumah sakit, dia mengajak dulu adiknya untuk bertemu Gita, setidaknya pamit dulu mungkin untuk terakhir kalinya. Karena Gracia benar-benar sudah menyusun rencana saat sudah tahu kemungkinan dimana benda yang sangat dicari oleh Adrienne, dia tidak ingin melibatkan Gita dan itu nyata.
Saat didepan kamar rawat Gita yang selalu dijaga oleh beberapa pengawal, Gracia juga Marsha saling bertatapan seolah memberi kekuatan satu sama lain.
"Kita bisa Kak!" Marsha membohongi diri sendiri
"Harus bisa Cha!!" Begitupun Gracia"Tapi gabisa Kak.. aku mau sama Kagita tapi gamungkin ya" Begitu sedih wajah Marsha
"Demi kebaikan kita semua Cha, demi kebaikan Kagita juga." Gracia memaksakan senyum padahal hatinya juga sama sedih seperti MarshaMereka berdua akhirnya masuk ke ruang rawat Gita yang kebetulan keluarganya sedang berkumpul utuh diruangan itu, sedang mengobrol biasa karena Gita lusa sudah bisa pulang.
"Selamat sore Om, Tante" Sapa Gracia diikuti Marsha
"Sore Gracia, Marsha. Ayo sini, kamu sudah mau pulang?"
"Iya Om"
"Ohiya perkenalkan ini istri Om, Mama Shani, Gita juga Zee"
"Sore Tante, aku Gracia dan ini Marsha"
"Sore sayang, kalian cantik-cantik sekali. Tante sudah dengar ceritanya dari Om, kalian anak-anak yang hebat."
"Makasih Tante, boleh bicara sama Gita Om Tante?" Ijin Gracia kemudianHanan hanya mengangguk, sementara Rania bicara begitu lembut "Silahkan, biar Om, Tante, Shani sama Zee keluar dulu."
"Gaperlu Tante, kami ga akan lama. Hanya mau pamit aja" Kata Gracia
"Lama juga gapapa kok, kita bisa tunggu diluar. Ayo Zee! Ga apa apa kan, Git?" Shani menjawab Gracia dengan bertanya pada Gita akhirnya
Gita jadi terdiam dengan sikap Shani yang tidak seperti biasa pada Gracia juga Marsha
"Deekk.. kamu gapapa Kak Gracia mau ajak ngobrol dulu tuh" Shani menepuk pundak Gita yang terlihat malah melamun melihat pada dirinya
"Ah.. i..iiya Kak, aku gapapa. Boleh aku ngobrol sama mereka ditaman aja Kak?" Tanya Gita hati-hati pada ShaniAgak terjeda karena Shani merasa keberatan tapi dia kembali dan lagi-lagi menekan egonya sendiri demi Gita. Akhirnya menjawab dengan anggukan
"Aku ambilin kursi roda ya Kagita" Marsha dengan cepat berinisiatif
"Makasih, Shani." Ucap Gracia, dibalas senyum sedikit dari Shani
"Makasih juga ya Gita, udah mau Kak Gracia ajak ngobrol."Gita sudah duduk dikursi roda dengan Marsha bersiap mendorong, setelah Gracia pamit pada keluarganya mereka bertiga keluar menuju taman dengan tetap ada pengawalan tentunya.
Shani hanya bisa diam melihat punggung mereka bertiga menghilang dibalik pintu, bukan ini sebenarnya yang dia inginkan. Tapi hati sama otaknya sungguh tidak bisa bekerjasama untuk kali ini.
Azizi memeluk Shani hingga menyadarkan Kakaknya dari lamunan, Shani mengusap-usap tangan Adiknya.
Gita duduk dikursi roda menghadap pada Gracia dan Marsha yang duduk dikursi taman, belum ada satupun yang bersuara, Marsha melihat Gita dan Gracia silih berganti.
"Kagita.. aku mau minta maaf sama Kakak karena..,"
"Gaperlu minta maaf Marsha, bukan salah kamu kok. Ini hidup aku, dan apa yang sudah terjadi itu bukan tanggung jawab kamu." Gita memotong karena tahu arah permintaan maaf Marsha
"Makasih Kak, aku harap kita ga berpisah lagi Kak yaa meski Kagita ga ingat sama aku.""Aku sama Marsha udah denger dari Shani kalau kamu mau operasi bulan depan, Gita" Giliran Gracia yang bicara, dan Gita hanya mengangguk sembari melihat pada Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Dikara Sejagat
FanfictionCerita tentang seorang anak perempuan yang mencari jati dirinya, mencari siapa keluarga dia sebenernya dan bagaimana kehidupan keluarganya.