Gemintang malam ini nyatanya tidak bisa membuat Gita terlelap dalam tidurnya, ia begitu gelisah, seolah tidurnya malam ini akan menjadi malam terakhir dalam rasa nyenyaknya.
Bukan baru malam ini saja sebenarnya, dengan matangnya rencana dan menunggu umpannya di gigit ia sudah tidak lagi bisa tidur nyenyak.
Kepastiannya memang sudah 100 persen tapi keraguannya masihlah tetap ada, namanya manusia meski sudah menggenggam kepastian nyatanya cemas masih saja bisa membuat lemas.
Tidak seperti malam-malam sebelumnya saat merasa kuatnya kedua mata terjaga, Gita memutuskan untuk keluar kamar.
Masuk lebih dulu ke kamar Adiknya, berdiri didekatanya, terlihat Azizi susah tertidur begitu pulas dengan posisi telentang selimut sudah tak lagi menutupi badannya.
Gita menyelimuti Azizi membetulkan helaian rambut yang menutup bagian matanya.
'Maafin Kak Gita kalo nantinya nyakitin perasaan kamu, Kakak cuma mau berusaha buat lindungin kamu.'
Dia peluk erat Azizi yang dalam alam bawah sadarnya menggeliat tanpa sadar membalas pelukan Gita.
'Makasih udah mau jadi Adik kecilnya Kak Gita. Semoga selalu ada jalan untuk Kakak balik ke kalian nantinya.'
"Aku sayang sama Kak Gita.." Azizi mengigau karena matanya masih lekat terpejam "Cepet ingat kita lagi ya, aku kangen." Suaranya kurang jelas, tapi tetap bisa didengar.
"Kak Gita ga pernah lupa sama kalian, sayang Zee juga."
Perlahan Gita melepaskan pelukannya, mengelus sebentar kepala Azizi. Ia berlalu dari kamar Adiknya.
Tapi bukannya kembali kekamar untuk tidur, dia kembali jalan kali ini menuju kamar Kakaknya.
Mengetuk pintu dengan pelan hanya menjadi sebuah formalitas karena dapat dipastikan kalau Kakaknya sudah dalam lelap tidurnya di jam 2 malam ini, ia menyembulkan kepalanya, berjalan perlahan, bisa dilihat dalam selimut Shani mengulet tidur menghadap kanan.
Mematung menghelas nafas cukup dalam, bukannya lega malah terasa sesak. Gita menghampiri Kakaknya tanpa pemberitahuan ia masuk untuk satu selimut, gerakan lembutnya mampu membuat Shani tidak terguncang.
Namun gerakan tangannya yang memeluk dari belakang membuat Shani menggeliat, mengerjapkan beratnya kedua mata yang sempat terlelap ia dapati sebuah tangan memeluknya.
"Jangan gerak Kak, aku cuma pengen peluk Kakak malam ini." Merasakan badan Shani bergerak, segera saja Gita memotong.
"Kenapa hm? Kamu gabisa tidur?" Tanya Shani masih dalam rasa kantuk ditambah rasa nyaman dipeluk peluk Gita.
"Iya. Aku cuma mau lindungin kalian. Maafin aku Kak."
"Heumm?"
Racauan Gita seperti dongeng pengantar tidur untuk Shani, setengah sadar ia mendengar ucapan Adiknya.
"Kata orang meluk dari belakang itu artinya mau melindungi, aku mau selalu bisa lindungin Kakak, Zee, Papa sama Mama apapun gimanapun caranya."
Shani mulai merasa ada yang tidak beres dengan Adiknya yang tiba-tiba masuk kekamar, ia sadarkan diri dari lelap tidurnya.
"Dan meluk dari depanpun sama. Mau kasih perlindungan dengan rasa nyaman yang sama." Sahut Shani menggerakan badan memposisikan diri berhadapan dengan Gita
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Dikara Sejagat
FanfictionCerita tentang seorang anak perempuan yang mencari jati dirinya, mencari siapa keluarga dia sebenernya dan bagaimana kehidupan keluarganya.