Kala tengah sarapan, terlihat seorang pengawal mendekati Hanan dan berbisik lalu setelahnya ia beranjak dari meja makan meninggalkan Istri dan anak-anaknya tanpa bicara."Papa kenapa Ma?" Azizi terlihat penasaran
"Mama samperin dulu ya, kalian disini aja lanjutin makannya." Beranjak meninggalkan senyum penenang untuk ketiga putrinya
"Kak. Wajah Papa kenapa serius banget ya? Apa ada masalah di depan?"
Sebelum menjawab pertanyaan Azizi, Shani melirik dulu pada Gita yang tetap makan tapi tanpa Kakaknya tahu ia sebenarnya sedang berdialog dalam hatinya, menerka apa yang mungkin terjadi.
"Kakak juga gatau Dek, udah kita tunggu aja dulu."
'Apalagi sekarang? Teror apalagi yang Adrienne lalukan?! Ck'
Tanpa sadar Gita berdecak kesal.
"Kak Gita kenapa Kak?"
"Hah?" Gita tidak sadar akan kekesalannya
"Kenapa kamu berdecak kesal kaya barusan?" Shani memperjelas
"Emang iya?" Bengong Gita
Berakting menutupi ketidaksadarannya
"Papa lagi ada masalah kah Kak?" Mengalihkan pembahasan, Gita bertanya
"Tamu aja kali, bukan masalah."
"Tamu? Sejak kapan Papa terima tamu sepagi ini Kak" Sela Azizi atas jawaban Shani yang sebenarnya disengaja karena tidak ingin Gita menjadi kepikiran
"Iya mana Kak Shani taaau Zee.." Jawab Shani sambil memberi kode menunjuk Gita, hingga membuat Azizi tersadar akan kode yang diberikan Kakaknya.
"Ahh.. iya ya, rekan kerja Papa kali ya Kak" Cengiran canggung terpampang diwajah Azizi
'Jelek banget akting Kak Shani sama kamu Zee'
Gita mengangguk-anggukan kepalanya dengan sendok tetap memasukan makanan.
Saat keluar, Hanan diperlihatkan pada sebuah bingkisan yang ternyata didalamnya terdapat 3 kelinci telah mati dengan sengaja disimbahi darah.
"Astagfirullahaladzim.."
Kaget bukan main, Rania berpaling dengan memejamkan kedua matanya bersembunyi di lengan atas Hanan.
"Siapa yang mengirim ini?" Hanan menanyai pengawalnya
"Maaf Tuan, tidak tahu. Tadi satpam depan mengantarkan paket katanya untuk Tuan. Tapi setelah kami periksa ternyata isinya seperti itu"
"Dan ini, ada surat juga diletakan di luar dus nya Tuan."
Seraya memberikan surat, pengawal itu langsung menunduk kembali.
'Sudah terima paket dari saya, Hanan. Bagaimana kamu melihatnya? Bagus bukan? Ini peringatan pertama saya secara langsung, saya kasih saran jangan sampai mau ada peringatan lainnya karena saya suka lupa diri.'
Rania memperhatikan wajah Hanan dengan seksama tanpa ikut membaca isi surat.
'Sebaiknya serahkan Gita secara baik-baik, kalau tidak ingin 3 perempuan lain dirumah anda bernasib seperti yang anda lihat!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Dikara Sejagat
FanfictionCerita tentang seorang anak perempuan yang mencari jati dirinya, mencari siapa keluarga dia sebenernya dan bagaimana kehidupan keluarganya.