"Pa, kenapa Gita dapat notif dari kampus kalau pengajuan cuti di approve oleh pihak kampus? Papa ngajuin cuti buat Gita? Kenapa Pa?"
"Maafin Papa Gita, Papa harus melakukannya dan itu untuk kebaikan kamu. Karena kamu harus..,"
"Selalu aja begitu jawaban Papa" Gita memotong dengan tidak sopan
"Dek dengerin dulu Papa" Shani mendekat pada Gita
"Apalagi yang harus aku denger Kak? Kalau memang berat menjaga aku yaudah lepasin! Aku bisa ikut Gracia sama Marsha!!"
"Dekk!" Shani yang marah bukan Hanan "Kenapa jadi bawa mereka sih! Kak Shani gak suka ya!!"
"Aku juga gak suka Kak! Kenapa semua kegiatan aku kalian batasi? Pengawal, mobil, terus ini apa? Cuti kuliah? Nanti apalagi? Jangan-jangan aku gak boleh keluar rumah sama sekali!!" Gita begitu frustasi dengan langkah yang diambil Hanan"Memang akan seperti itu sayang" Hanan bicara mendahului Shani yang jelas akan kembali bicara "Dengerin Papa, Nak. Maaf sebelumnya karena Papa tidak meminta persetujuan kamu untuk ambil cuti ini. Tapi kamu memang perlu cuti untuk pengobatan kamu"
Kali ini ucapan Hanan mendapat atensi damai dari Gita namun wajahnya mengerung
"Selain Papa harus jaga kamu dari Adrienne yang bisa saja dia bertindak lebih kejam dari kemarin, Papa juga mau kamu istirahat sampai waktu operasi kamu tiba"
Shani melihat Gita yang semakin mengerung tidak mengerti dengan penjelasan Hanan
"Maaf Papa tidak langsung memberitahu kamu tentang sakit kepala yang akhir-akhir ini kamu rasakan, Papa hanya harus mempersiapkannya dengan tepat"
"Operasi? Kepala aku di operasi?" Heran dan shock Gita bertanya "Jadi ini yang Papa dan Kak Shani bicarakan waktu di rumah sakit? Aku sakit apa sampai harus di operasi Pa?" Gita meminta kejelasan
"Sebenarnya, maaf kalau cerita Papa selama ini isinya kebohongan tapi tidak sepenuhnya bohong sayang. Papa dan Papa kamu sudah sepakat untuk ini, untuk membuat status kamu meninggal sebagai anaknya Sejagat."
Lagi-lagi Gita dibuat mengerung, mengheran, hinggal dalam hati bermonolog, cerita apalagi ini? Kemelut apalagi ini? Kebohongan apalagi ini? Kepalanya kembali riuh, hatinya bergemuruh. Ingin bicara pun tidak tahu apa yang harus di ucapkan sangking tidak mengertinya dengan apa yang Papa nya bahas.
Begitu pun dengan Shani, ia tak kalah heran, meskipun memang ikut berbohong tapi bukan cerita yang ini, yang ini terdengar asing ditelinganya Shani. Dan ternyata memang sesuai dugaan Shani, ini cerita berbeda dari yang Papa nya dongengkan untuk pembohongan pada Gita. Yaaa Shani pun dibohongi oleh Papanya tidak diceritakan detailnya. Hanya Hanan dan Rania yang tahu persis cerita aslinya.
Hanan mulai menceritakan Saat pertama kali dia dan Rania dipertemukan dengan Gita.
Saat itu waktu sudah larut malam, mereka yang baru saja menghadiri acara jamuan bersama rekan pebisnis lainnya di kota Batam tiba-tiba dihampiri seseorang yang menyetop mobil dari depan. Ketika mereka memperhatikan ternyata itu Sejagat, dia membawa Gita dalam dekapannya dengan kondisi Gita sangat memprihatinkan dan kondisi Sejagat sangat berantakan. Darah dimana-mana Sejagat memegang pistol, Gita tidak sadarkan diri. Kacau.
Sejagat yang sadar jika itu adalah Hanan orang yang memang dia kenali yang sempat menawarkan kerjsama padanya langsung meminta pertolongan padanya untuk membawa dan merawat Gita
'tolong putri saya Hanan, jangan biarkan dia meninggal. Bawa dia sama kamu, jangan sampai dia tahu nama belakangnya, nama orang tuanya. Biarlah orang-orang tahu kalo dia anak kamu bukan anak saya, buat Gita Dikara Sejagat seolah meninggal. Karena terlalu berbahaya jika musuh-musuh saya tahu anak saya masih hidup.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Dikara Sejagat
FanfictionCerita tentang seorang anak perempuan yang mencari jati dirinya, mencari siapa keluarga dia sebenernya dan bagaimana kehidupan keluarganya.