Episode 36

1.1K 97 12
                                    

Adrienne dengan dikawal beberapa mobil sampai di Bogor, tempat dimana lemari brankas yang awalnya memang ada disini. Didalam gedung berlantai 4 milik keluarga Gracia dan Marsha.

Gita digelandang bak penjahat yang telah tertangkap oleh polisi, masuk kedalam gedung. Ia berjalan mengarah ke pojok ruangan.

"Jangan coba-coba mempermainkan lagi, atau kamu akan menyesal Gita!" Gertak Kathrina

"Sesal gue udah habis, hanya tinggal kesal pada kalian. Jadi kalian juga jangan coba-coba mengingkari perjanjian kita untuk melepaskan keluarga saya."

"Masih saja mikirin keluarga yang bukan keluarga lu." Cibirnya begitu sinis

"Tau apa lu soal keluarga? Hidup lu aja malah dijadikan penjahat sama bokap lu, huh!" Gita tak kalah mencibir

"Bacot!"

Niat hati menyinggung Gita, malah sendirinya yang tersinggung.

Sedikit Kathrina dorong, Gita berdiri tepat didepan sebuah dinding.

"Jangan lagi ada tipu daya kalau kamu tidak siap kehilangan Argandira dan keluarganya!" Giliran Adrienne yang mengancam.

Gita hanya mendelik tak perduli, ia melihat kembali pada dinding didepannya bersiap untuk membuka. Membuka brankas kosong yang kuncinya sudah di modifikasi oleh Marsha.

Ia tekan tombol kecil di dinding memperlihatkan sebuah kotak yang tadi tersembunyi untuk kemudian menancapkan kunci pertama

Dan terbukalah dinding berwarna putih pecah itu memperlihatkan sebuah pintu berteralis besi yang dibelakangnya terdapat pintu besi berlapis baja berukuran besar seperti pintu pada umumnya.

Adrienne dan Kathrina tentu sudah tidak sabar menanti brankas terbuka sepenuhnya. Apalagi melihat pintunya saja sudah sebesar ini, penantian panjang mereka akan terbayar lunas hari ini pikirnya.

Saat Gita akan kelangkah selanjutnya yaitu memasukan kode pembuka lemari besi, dia malah mendengar bisikan Kathrina pada salah satu anak buahnya

'Pastikan tidak meninggalkan jejak. Habisi mereka semua!'

Begitu jelas dan memekakan gendang telinga, Gita tahu kemana arah ucapan Kathrina. Keluarganya.

'Kathrina, sialan! Maaf Tuhan, mereka yang memulai semuanya, aku hanya berusaha melindungi keluarga ku.'

Membinasakan mereka memang menjadi opsi paling pas mengingat kelakuan pasangan Bapak Anak psiko ini selalu diluar kendali, pikir Gita.

Membuka pintu tralis, ia melangkah menghelakan nafas begitu dalam, Gita mendekatkan wajahnya pada panel pengenal wajah untuk membuka pintu besi brankas.

Sedikit bergeser

Adrienne menunggu dengan kesenangan dalam kemenangan didepan matanya

Masih bergeser

Kathrina, pun beberapa anak buah mereka ikut melihat kearah pintu besi berlapis baja menantikan pemandangan yang katanya begitu menakjubkan. Silaunya dunia dalam bentuk cash, emas batangan, berlian hingga surat-surat berharga ada dibelakang pintu besi ini

Ketika pintu terbuka lebar, sudut bibir Gita tersenyum menang.

'Rasakan pembalasan kita.'

Gita berhasil membuat Empat mata lainnya tercengang hebat, karena ternyata didalam brankas hanya ada sebuah lemari besi lain berukuran sedang tapi sudah dalam kondisi terbuka dengan hanya ada sebatang emas 24 karat, tumpukan salinan file, sebungkus berlian dan yang membuat Adrienne juga Kathrina begitu emosi adalah adanya sebuah balon besar bergerak-gerak dengan tulisan

Gita Dikara SejagatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang