'Sebenarnya aku ngga tega lihat Kak Shani pergi gitu aja setelah menyerahkan ku pada Kak Gracia dan juga Marsha.'
Batin Gita melamun mengingat pamit dan perginya Shani dengan wajah sedih tapi tidak terlalu dia tampakan.
Setelah 15 menit lamanya berjalan disekitar taman rumah sakit, Gita telah kembali berbaring di hospital bednya. Dengan perasaan yang rasanya tidak enak, bahkan ketika di taman dia lebih banyak melamunnya ketimbang melepas rindu pada Gracia dan Marsha yang saat sadar selalu di pertanyakan keberadaannya.
"Gita.."
"Iya Kak Gre?" Sahutnya dengan kedua mata ia tatapkan pada Gracia
"Kok malah ngelamun? Lagi mikiran apa hm?"
"Ha?" Gita hanya menggeleng "Ga ada Kak Gre.., cuma sedikit pusing"
"Yaudah Kak Gita istirahat aja kalo gitu" Sahut Marsha
"Iya, Macha. Makasih ya."
Disaat membenah badannya sendiri untuk rebahan pikiran Gita malah tidak tenang
'Apa aku ngomong aja sekarang ya'
Memposisikan badannya menghadap kanan
'kalo aku ngomong gimana perasaan Kak Gre sama Marsha?'
Melakukan gerakan kembali dengan menghadapkan badan ke kiri
'Tapi kalo ga ngomong-ngomong aku ga bisa jalanin rencana dong'
"Giiita.." Panggil Gracia yang melihat tidak diamnya Gita "Kamu lagi mikiran apa? Dilihat-lihat bukannya istirahat malah bolak balik badan, itu kalo jarum infus lepas nanti sakit tangannya."
"Pusing banget emangnya Kak? Apa mau di panggilin dokter?" Timpal Marsha
Gita dengan cepat menggeleng, ia menghela nafasnya terlebih dahulu membuat Gracia juga Marsha heran melihatnya.
"Sebenernya. . . Eummm. . ." Lidahnya sungguh terasa kelu, seperti ragu untuk bicara tapi dorongannya terlalu kuat meminta dikeluarkan.
Baik Gracia maupun Marsha tidak ada yang memotong suara Gita
"Ada yang mau aku omongin sama kalian. Jadi gini Kak. . . Tapi aku mau minta maaf sebelumnya sama Kak Gre, samu kamu juga Cha"
Heran. Itulah wajah Gracia dan Marsha saat ini, menunggu apa yang sebenarnya ingin Gita utarakan sampai daritadi terlihat tidak enak diam.
". . . Sebenarnya aku tidak lupa dengan keluargaku" Aku Gita akan kebohongan yang ia lakukan.
"Maaf karena bohongin kalian tentang aku yang ingat dengan kalian sebagai keluargaku, tapi sebenarnya ngga. Aku gak dapat ingatan masa kecilku Kak Gre. Ingatanku masih dengan Kak Shani dan keluargaku."
Berasa tersambar petir, perasaan Gracia juga Marsha hangus seketika. Senangnya mereka ketika dalam sadarnya Gita pertama kali merekalah yang dikenali, tapi ternyata? Gita tengah melakukan kegilaan.
"Jadi maksud kamu, sebenarnya kamu tidak mengingat kita tapi sengaja melupakan keluargamu? Gitu Gita? Kamu bersandiwara membohongi Shani dan anggota keluarga kamu? Bahkan sahabat kamu sendiri?" Tidak percaya Gracia dengan apa yang ada dipikiran Gita.
"Hah..?" Marsha hanya bisa mengangakan mulutnya ketika Gita mengangguk dengan penjelasan Gracia
"Maafin aku Kak Gre, Macha. Karena udah bohongin kalian." Sesalnya
"Kak Gita jahat! Kenapa harus kaya gitu sih Kak?" Kesal Marsha
"Kenapa gak kasih tau dulu rencana Kakak biar kita ga baper karena ngerasa kalo Kak Gita bisa balik sama kita dengan ingatan Kakak yang udah balik juga tentang kita. Kenapa Kak?" Wajah Marsha terlihat memerah menahan sakit hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Dikara Sejagat
Hayran KurguCerita tentang seorang anak perempuan yang mencari jati dirinya, mencari siapa keluarga dia sebenernya dan bagaimana kehidupan keluarganya.