Episode 3

1.7K 111 10
                                    

-AUTHOR POV-

Ceritanya kala itu pada Yessica tidak memberinya ketengan cukup lama karena ia kembali terusik dengan mimpinya, dengan lamunannya. Sungguh ada rasa sakit yang sulit Gita jelaskan lagi jika harus diutarakan, ia hanya merasa ada hampa yang ingin diisi entah dengan apa, ada gusar yang ingin dia arahkan agar tidak tersasar, ada gundah yang tidak ingin dia lamunkan hingga menjadi gulana, ada sakit dalam diri tapi entah sebelahmana karena tidak terlihat hanya sesak sulit bernafas tapi masih bisa melamun kosong dengan hebat.

Biasanya kalau sedang galau Gita akan mencari Kakak sulungnya, bercerita dengan menggelayut manja. Tapi ini bukan hanya sekedar galau biasa, perasaannya benar-benar terus mengetuk meminta dimasuki dengan cerita lama, ingin menguak kembali masa lalu yang tidak pernah utuh ia ingat, bahkan sebenarnya tidak ada ingatan masa lalu itu.

Hanya cerita dari Hanan selaku Papa nya kini, sekilas cerita tanpa tahu sebab-akibat yang lebih pasti dan lebih bisa memenuhi kosong dalam hati, tanya dalam pikir.

Alasan Gita untuk tahu setidaknya nama kedua orang tuanya sangatlah kuat, apalagi dalam cerita Hanan dia tidak menyebutkan kalau Mama kandungnya sudah meninggal seperti Papa kandungnya, jadi cukup untuk membuat Gita berasumsi bahwa Mama kandungnya kemungkinan masih hidup.

Saat Hanan, Rania, Shani, Azizi juga Gita berada diruang keluarga menikmati suguhan entertain dalam sebuah benda kotak berukuran sangat besar. Tiba-tiba Gita bersuara

"Pa, boleh Gita bicara?"

Sontak semua mata langsung tertuju padanya dan juga Hanan

"Silahkan sayang, apa yang mau kamu bicarakan" Tanggap Hanan

"Gak disini Pa" Gita menjawab disertai gelengan

"Ya sudah kita ke ruang kerja Papa aja"
Hanan sepertinya tahu apa yang ingin anak keduanya ini bicarakan

"Kak Gita jan lama-lama ngobrol sama Papa nya Yaaa?" Teriak Azizi yang sebelumnya ada dipangkuan Gita, tiduran sambil nonton.

Gita hanya membalas senyum dengan sedikit anggukan

Shani yang hendak ikut dengan Hanan juga Gita ditahan oleh Rania "Jangan dulu Kak, biarin Gita bicara dulu sama Papa"

"Tapi Ma, kita tahu apa yang akan Gita bahas sama Papa, bukankah harus kita cegah?"

Rania menggelengkan kepala "Kakak sadar kan akhir-akhir ini gelagat Gita aneh? Dia selalu seperti orang yang gusar, kurang fokus"

Shani dengan cepat mengangguk menyetujui pernyataan diakhiri tanya Rania

"Biarkan dulu Gita bicara dengan Papa, siapa tahu setelah itu dia bisa kembali tenang"

Shani kembali duduk dengan tidak tenang hati tentunya.

Sementara itu diruang kerja Hanan, Gita masih berdiri belum mengeluarkan sepatah katapun

"Duduk sayang" Hanan membuka suara bermaksud ingin membuat Gita santai, mereka duduk saling berhadapan tanpa meja
"Apa yang mau kamu bicarakan pada Papa, Nak?"

Dengan perlahan Gita mulai membuka suara, saat melihat Hanan ada enggan yang menyergap sebenarnya. Tapi Gita sudah tidak lagi bisa menahan siksaan dari tumpukan puzzle lewat mimpinya yang tidak jelas namun cukup mempengaruhinya.

"Maaf sebelumnya Pa, untuk kali ini boleh Gita memohon untuk diberi tahu cerita lengkap tentang siapa Gita sebelum sama Papa juga Mama?"

Sesuai dugaan Hanan, ini memang yang ingin Gita bahas

"Seberapa besar rasa ingin tahu kamu tentang keluarga kandungmu sayang?" Dengan lembut Hanan mengambil kedua tangan Gita "Jika Papa menceritakannya apa yang akan kamu lakukan? Mencari keberadaan mereka dan meninggalkan kami?"

Gita Dikara SejagatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang