Episode 21

1.1K 84 5
                                    

Dengan cepat Gita keluar dari kamar menuju basement dan benar saja, terdengar samar-samar percakapan dua orang dilantai bawah villa megah tersebut. Gita mengintip dan hampir saja kepergok Shani yang tengah berjaga tapi untungnya reflek dia sangat cepat, ia menyender di dinding untuk sembunyi.

Gita sengaja berdiam tidak langsung muncul dihadapan mereka berdua, nanti saja kalau Gracia juga Shani sudah menemukan bonekanya baru dia akan muncul. Pikir Gita.

Gracia sibuk mencari di mobil kedua yang telah dia singkap cover mobilnya, dibantu Shani sebagai pemantau kondisi karena takut ketahuan oleh yang lain terutama Gita. Meskipun Gracia sudah memandatkan pada Marsha untuk mengawasi Gita agar tidak mencari mereka tapi yang dimandati ternyata lupa, Marsha malah asik bermain nintendo bersama Azizi juga Yessica dengan permainan dance.

"Ada ngga, Gracia?" Setengah berbisik Shani bertanya
"Disini juga gak ada, Shani." Jawabnya sambil terus menelusuri mobil
"Yudah cepet keluar, periksa mobil yang ketiga aja!"
"Iya bentar, sumpek banget disini banyak debu." Gracia terbatuk sampai bersin dan itu membuat Shani panik
"Suuttt Gre, tutup mulutnya Gre." Tanpa sadar Shani mengalunkan nama Gracia dengan panggilan yang tidak dia sukai kalau Gita yang melantunkannya.

'Katanya gasuka denger aku panggil Kak Gre, taunya manggil gitu juga' Monolog hati Gita mendengar ucapan Shani

"Sorry sorry gasengaja, berdebu banget abisnya" Gracia menepuk-nepuk wajahnya dari debu
"Yaudah mobil ketiga sama keempat aku aja yang nyari, kamu berjaga." Usul Shani
"Jangan-jangan, biar aku aja"
"Gini aja, kamu mobil ketiga aku mobil keempat biar cepet. Lagian Marsha pasti lagi menyibukan Gita dibantu Zee sama Yessica" Dengan pede nya Shani bicara

'Ohh jadi Marsha ikut dilibatkan juga, untung aja sesuai dugaan dia pasti akan sibuk sama Zee. Belum lagi ditambah Chika sekarang, huh' Batin Gita

Gracia mengikuti rencana Shani, mereka berpencar ke mobil terakhir untuk mencari boneka hingga 5 menit kemudian

"Ini.. ada bonekanya disini, Gre." Unjuk Shani menyembulkan kepalanya dari jendela mobil
"Emang yang itu bonekanya, Shan?"
"Entahlah, periksa aja dulu"

Mereka keluar dari mobil dengan mengibas-ngibaskan bajunya dari debu, Shani menyerahkan bonekanya pada Gracia. Boneka teddy berwarna broken white dengan ada bekas kotor yang sepertinya itu bekas darah, Gracia terdiam menatapkan matanya pada noda tersebut.

"Gracia?" Shani menyimpan tangannya di pundak Gracia yang malah mematung
"Ini pasti bekas darah Gita saat kejadian waktu itu" Wajah Gracia menjadi sendu mengingat masa kelam "Atau mungkin sudah bercampur dengan darah Om Sejagat" Kedua matanya berair seketika

"Fokus Gracia, fokus. Aku tahu kamu pasti sedih ngeliat itu, aku juga sama. Tapi untuk sekarang kita fokus dulu sama tujuan kita disini ya, maaf."

Gracia melihat pada Shani dan mengangguk "Kamu benar, hhhuhh maaf aku jadi terbawa perasaan seperti ini." Ucapnya sembari menghela nafas

Gita yang mendengar dari balik dinding jalan keluar basement jadi ikut mellow ketika mendengar Gracia bicara.

Gracia mulai meraba boneka itu, dia bolak-balik dulu boneka tersebut memastikan ada tidaknya bekas sobekan, setelahnya dia teliti lebih telik sambil meraba menyusuri tiap lekuk boneka. Tampakan luarnya tidak ada yang aneh, dan ketika melihat ujung kaki boneka terlihat bekas jahitan dengan benang berbeda warna. Gracia melihat pada Shani lalu mengeluarkan cutter kecil untuk membuka bekas jahitannya dan nampaklah benda berukuran sebesar uang koin

"Gimana cara liat dimana lokasi brankasnya dengan benda sebesar itu?" Penasaran Shani melihat digital maps yang begitu kecill
"Biar ini menjadi urusannya Marsha, aku juga gak paham soal teknologi." Cengir Gracia menjawab
"Berarti tinggal kuncinya kan?"
Gracia mengangguk
"Nanti aku tanya lagi Mama sekalian bantu cari dirumah, yaudah yuk keatas, takut Gita keburu sadar kita gak ada."

Gita Dikara SejagatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang