#40.🔱

93 16 0
                                    

°


°


°


__________


Di malam hari yang hanya terdapat bintang karena awan yang menutupi sinarnya rembulan

Angin berhembus kencang sampai mengenai rambut Tressa yang sedang membaca novel di brankar rumah sakit, netranya melihat ke arah toilet lalu bergerak mulai menutup jendela rumah sakit

Tressa memandang dari atas suasana di bawah sana dengan intens "Ngapain?" suara serak nan berat itu mengalun sampai kegendang telinga

Tressa membalikkan tubuhnya sambil menatap Segan yang sedang menyugar rambut

"Tutup jendela" jawab Tressa

Tressa menaiki kembali brankar dan mulai membaca novel itu lagi. Segan menatap jengah Tressa yang sedang membaca, ia tidak suka di duakan apalagi dengan benda mati

Segan menarik novel itu tinggi tinggi, tressa menatap segan sebal "Balikin Sigarr" geram Tressa

Segan menggeleng dengan senyum tengilnya "No no. Aku paling gak suka di duain sayang"

Tressa mencebikkan bibirnya kesal "Sama novel aja iri" gumam Tressa

"Aku denger loh" Tressa melirik sinis Segan

Segan terkekeh lalu memeluk Tressa sambil bermain di rambut pirang gadis itu

"Aku mau pulang" pinta Tressa

"No sayang, tunggu kamu pulih dulu"

"Tapi aku udah sehat, aku bosen disini" Tressa memilin baju rumah sakit yang ia kenakan

"Yakin udah sembuh?"

"Sigar ini kayak gatau aku, aku kan kuat. Luka ini aja gaada apa apanya" sombong Tressa

"Heleh" Segan mengusap pipi Tressa yang terdapat luka goresan di sana

Segan menatap intens luka di pipi
Tressa ternyata sudah mengering "Luka di punggung kamu gimana?"

"Udah lebih baik kok, lagian lukanya kecil ini"

Segan membuang nafas pasrah gadisnya ini memang keras kepala "Yasudah besok pulang"

Seketika mata Tressa berbinar "Serius, uhhh akhirnya keluar juga dari sangkar. Kamu tau? Dari penculikan itu aku di sekap kayak hewan terus udah bebas malah masuk rs dan di rawat" Tressa memberengut kesal

Segan menarik hidung mancung Tressa "Ututu kasiannya kekasihku" ejek Segan menaik turunkan kedua alisnya

"Gimana Dania sama Crista?" tanya Tressa

"Mereka masih di markas ku, di sana mereka di siksa oleh anak buahku aku tak sudi mengotori lenganku." Tressa tersenyum tipis

"Besok kamu lepaskan dia yah, karena lusa sudah acara ultah sekolah. Oh iya kamu datang kan?"

Segan tersenyum "Dateng dong, tapi aku mau datengnya bareng kamu"

Tressa mengangguk "Sigar boleh bacain dongeng?"

Segan mengangguk cepat "Tentu, apasi yang enggak buat Kumoy"

Segan dulu sering membacakan dongeng untuk Tea saat Tea sakit, sederhana memang tapi sangat mengesankan. Segan yang membacai dongeng untuk Tea layaknya seperti Ayah yang sedang mendongengi putrinya.

..........

Tressa pagi ini sudah berada di rumah setelah di antar oleh Segan. Orang rumah tentu terkejut melihat Tressa itu sudah pulang saja

Transmigrasi 2 HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang