Bagi yang belum membaca cerita Can I Hope? Saya sarankan untuk membaca cerita itu lebih dulu sebelum membaca cerita ini. Biar mengerti ya, Army Yeorobun 🙏🏻🙏🏻
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang pemuda baru saja bangun dari tidurnya. Ia menggeliat dan merenggangkan tubuhnya sebelum beranjak dari posisinya. Ia melipat selimut yang tadi dipakainya dan meletakkannya di atas bantal tidur, setelah itu ia membetulkan spreinya yang terlihat berantakan.
Pemuda yang mewarnai rambutnya dengan warna wine itu menuju ke kamar mandi yang ada di dekat dapur dan membersihkan diri. Setelah itu ia mengganti pakaian menggunakan seragam sekolahnya yang ada di dalam lemari.
Namanya Jeon Jungwoo. Usianya 18 tahun. Ini adalah tahun terakhirnya di sekolah menengah atas.
Jungwoo mengambil sosis daging sapi yang ada di lemari pendingin. Ia mengambil 2 yang kecil-kecil dan satu butir telur. Ia memanaskan mentega untuk memasak sosis dan membuat telur matahari. Sebelumnya ia sudah memasukkan roti ke dalam pemanggang.
Setelah semuanya siap, ia segera memakan sarapannya hingga habis kemudian segera berangkat menuju ke sekolah.
Pemuda berusia 18 tahun itu sekolah di Chungdam Internasional High School. Tidak mudah baginya untuk sekolah di SMA yang berisikan orang-orang kaya itu. Ia selalu dihina karena masuk melalui jalur beasiswa. Selain itu, ia selalu menjadi sasaran perundungan beberapa murid di sana.
Din! Din! Din!
Suara klakson mobil membuat Jungwoo harus menoleh ke belakang. Ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di sampingnya. Pengemudi mobil mewah itu segera turun. Seorang pemuda tampan dengan pakaian yang necis dan berkaca mata hitam berjalan ke arah Jungwoo.
"Jungwoo-ya!" Panggil pemuda itu sambil membuka kacamata yang menutupi kedua matanya.
"Eoh? Seokjin Ajeossi! Apa yang Ajeossi lakukan di sini?" Tanya Jungwoo bingung. Ia heran melihat sosok pemilik perusahaan Kim yang sangat tampan itu ada di hadapannya saat ini.
"Kau mau berangkat ke sekolah, kan? Ayo! Kebetulan aku ada keperluan di daerah sana."
"Anibnida. Aku..."
"Kajja. Ini sudah siang, nanti kau terlambat." Seru Kim Seokjin sambil menarik pergelangan tangan kanan Jungwoo dan membawanya menuju ke mobil.
"Kamsahabnida..."
"Sama-sama. Kau sudah sarapan?" Tanya Seokjin sambil melajukan mobilnya.
"Sudah. Ajeossi sendiri?" Tanya Jungwoo sambil memakai seat belt.
"Jangan panggil Ajeossi! Panggil Hyung saja." Seru Seokjin mengingatkan. Jungwoo mengangguk.
"Hyung sudah sarapan tadi."
Jungwoo menatap sosok Laki-laki yang sedang menyetir di sampingnya itu. Ia pertama kali melihat Seokjin saat di restoran Jajangmyeon. Kebetulan waktu itu ia dapat jatah masuk kerja paruh waktunya dan harus mencatat pesanan. Saat itulah Kim Seokjin dan saudara-saudaranya ada disana.
Saat pertama kali melihatnya, Seokjin dan kelima saudaranya terlihat sangat terkejut. Mereka sampai berdiri saat ia berdiri di samping meja untuk mencatat pesanan.
Sejak saat itu, kadang-kadang ia bertemu dengan Seokjin atau dengan saudara-saudaranya yang lain. Ia baru mengetahui jika laki-laki di sampingnya ini merupakan pemilik perusahaan Kim yang sangat besar itu beberapa hari yang lalu.
"Ajeossi. Aku turun di sini saja." Seru Jungwoo saat mobil yang dikendarai oleh Seokjin berada sekitar 300 meter dari sekolahnya.
"Aku akan mengantarmu hingga ke depan sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...