Menjadi seorang anak rantau di negeri kelahiran sendiri memang sesuatu yang aneh. Tetapi lebih aneh lagi dengan orang yang cepat percaya dengan perkataan orang lain seperti Min Hyura.
Benar, ia mengikuti kalimat laki-laki asing bernama Kim Taerae untuk mengunjungi sungai Han pada malam harinya. Siapa orang aneh yang mau saja datang ke sungai Han pada malam hari dan untuk mencari pekerjaan seperti dirinya?
Hyura datang dengan menggunakan pakaian tebal ditambah syal yang menghiasi lehernya. Meskipun begitu, ia masih merasa menggigil karena angin malam yang sangat dingin. Ditambah suasana di sekitar sungai cenderung sepi. Hanya ada beberapa orang saja disekitarnya.
"Kim Taerae-ssi, kamu dimana..." Monolognya sendiri sambil meniup kedua telapak tangannya yang kedinginan.
Ia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang disana. Sesekali tangannya merapikan rambut panjang miliknya yang terbawa angin. Jika bukan karena pemandangan sorot lampu gedung yang indah diseberang sana dan suasana tenang di sekitarnya, Hyura pasti sudah memutuskan untuk kembali ke tempat Yeji.
"Mencariku?" Suara dengan tone rendah itu mengejutkan seluruh tubuh Hyura. Seketika rambut disekujur tubuhnya berdiri tegak.
Pandangannya menoleh ke sisi lain bangku panjang yang tidak ia duduki. Disana terdapat sosok pria yang baru saja dikenalnya tadi siang mengenakan setelan jas hitam berdasi. Ia hampir mengira Taerae adalah makhluk halus.
"Astaga! Kim Taerae! Kapan kamu datang?!" Hyura kembali duduk setelah tadi ia berdiri karena berjengit kaget.
"Sejak... tadi? Sebelum kamu duduk disini." Taerae mengatakannya dengan menyandarkan punggungnya di sandaran bangku. Satu tangannya ia taruh lurus dengan sandaran bangku di belakang Hyura.
"Tidak ada orang disini tadi."
"Lalu aku ini apa? Hantu?"
Hyura hanya berdecak kesal. Jantungnya masih berdegup kencang karena ketakutan saat ini.
"Jadi, bagaimana dengan info pekerjaan itu? Kenapa harus ke sungai Han malam-malam begini?" Tanya Hyura memastikan.
Taerae mengalihkan atensinya kini menatap ke Hyura. Terdengar suara tawa kecil yang lebih terdengar seperti ejekan. Hyura tidak bisa untuk tidak berburuk sangka kepada pria disampingnya ini.
Pasalnya Taerae sekarang tengah menampilkan senyum miring yang terlihat mengerikan. Benar, memang seharusnya ia tidak percaya dengan orang yang baru ia kenal sehari.
Hyura sedikit menggeser posisi duduknya menjauhi Taerae. Mulutnya tergagap hanya untuk mengucapkan satu kalimat saja. "A..apa?! Jangan macam-macam atau aku akan teriak!"
Taerae memandang area disekitar mereka. "Teriak saja, tidak ada orang disini."
Selanjutnya Kim Taerae tiba-tiba menahan sisi lain bahu Hyura agar tidak semakin menjauh. Perlahan kepala pria itu semakin mendekati wajahnya.
Wajahnya dengan Taerae begitu dekat saat ini. Hyura secara spontan menutup matanya karena kebingungan harus melakukan apa.
Dalam hitungan detik selanjutnya, ia merasa hembusan angin menyapu kedua kelopak matanya yang terpejam. Hyura yang heran tidak terjadi apapun itu akhirnya memutuskan untuk membuka kembali pandangannya. Kini Taerae telah sedikit menjauh dari wajahnya. Meskipun begitu, Hyura masih dengan jelas melihat pahatan wajah dari pria yang baru dikenalnya itu. Entah mengapa ia terdiam sejenak karena itu.
"Aku tahu aku tampan, tapi aku tidak sedang menggodamu saat ini." Taerae telah kembali di posisi duduk awalnya
Hyura langsung menatap sengit laki-laki berjas disampingnya. Memang dia pikir dia ini siapa? Idol? "Memangnya siapa yang tergoda? Aku bahkan tidak tergoda sedikitpun."
"Oh iya, mengenai pekerjaan itu..." Taerae meraih sesuatu di saku dalam jasnya. Ia mengeluarkan kartu nama berwarna merah.
"...Aku akan memberimu alamat, juga posisimu adalah sebagai manajer hotel, datanglah saat matahari telah terbenam." Hyura menerima uluran kertas itu. Sungguh? Saat matahari terbenam? Ia tidak salah dengar?
Kemudian Taerae beranjak dari tempat duduknya. Ia melirik jam tangan miliknya. "Jika kamu mengalami kejadian aneh setelah ini tolong jangan terkejut, baiklah itu saja, sampai jumpa lagi."
Taerae melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan Hyura. Hyura yang masih setia dengan raut bingungnya itu berteriak. "H-Hei! kamu bersungguh-sungguh kan Kim Taerae?!"
"Iya aku bersungguh-sungguh." Taerae berteriak dengan berbalik ke arahnya. Kakinya masih berjalan mundur menjauh. Kini ia tidak hanya melambaikan tangan, tetapi dengan memunculkan senyum lesung pipitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️
FantasyTaerae harus menanggung hukuman atas dosanya di masalalu, juga ia harus menemukan bintang yang bisa menuntunnya keluar dari hukuman yang selama ribuan tahun ini membelenggu jiwanya. Based on kdrama Hotel del Luna ©2023 zfnnn13_