IX. Mereka yang terlibat

10 2 0
                                    

Hyura terganggu tidurnya akibat suara Yeji yang cukup keras, tengah tertawa sendiri dan mengobrol entah dengan siapa. Mau tidak mau ia akhirnya beranjak dari kasur dan berjalan keluar kamar.

Yang dilihatnya adalah Yeji yang duduk di kursi makan, tengah melakukan sambungan video call.

"Eh, kamu sudah bangun?" tanya Yeji yang menyadari keberadaan Hyura.

Hyura meregangkan ototnya yang kaku dan mengangguk. "Kamu berisik kak, tidurku jadi terganggu." ucapnya.

Yeji terkekeh pelan, ia lalu menarik Hyura mendekat dan memperlihatkan Hyura pada seseorang disebrang sana, yang tak lain dan tak bukan ialah pacar Yeji, yakni Zhang Hao.

"Nih, kakak lagi video call sama Hao."

Hyura tersenyum kecil dan melambaikan tangannya pada Zhang Hao. "Hai kak," sapanya ramah.

"Hai Hyura, apa kabar?"

"Sangat baik kak,"

"Ahhh syukurlah kalau begitu,"

"Kakak apa kabar? Kapan akan ke Korea? Aku saja sudah seminggu disini." tanya Hyura.

"Kabarku juga baik, ah entahlah aku belum tahu. Masih banyak pekerjaan disini,"

"Ya sudah kalau begitu aku pamit undur diri ya, bye kak."

Hyura undur diri dan berjalan menuju kamar mandi, sudah siang dan dirinya belum mandi sama sekali.

🌼🌼🌼

"Hyura, kata Zhang Hao sepupunya yang dari Cina sedang ada di Korea dan akan mampir kesini." kata Yeji memberitahu Hyura yang baru selesai mandi dan berpakaian santai.

"Sepupunya? Yang mana?" tanya Hyura seraya duduk di kursi dan mengambil selembar roti dan mengolesnya dengan selai strawberry.

"Itu, kalau tidak salah namanya Ricky." jawab Yeji.

"Ricky?" Yeji mengangguk.

"Aku sedikit familiar dengan namanya,"

Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang datang bertamu dengan pakaian rapi dan juga mewah. Seorang lelaki jakung dan tampan, berambut pirang dan mengenakan kacamata hitam.

"Permisi."

Yeji beranjak dan menghampiri lelaki itu. "Iya?"

"Benarkah ini kediaman Hwang Yeji?" tanya lelaki itu.

Yeji mengangguk, "Ya aku Yeji. Kamu siapa?"

Lelaki itu tersenyum dan membuka kacamatanya. "Hai kak Yeji, aku Ricky sepupu Zhang Hao." jawabnya.

"Oalah jadi ini Ricky, mari masuk."

Yeji mempersilakan Ricky masuk kedalam dan menyuruhnya duduk di sofa.

"Tunggu sebentar ya," kata Yeji seraya beranjak mengambil minum sekaligus memanggil Hyura.

"Hyu, kamu tolong temani Ricky ya. Kakak mau membuat minuman dulu," Yeji berkata pada Hyura yang tengah bersantai di kamarnya.

"Oke," katanya sambil beranjak.

Dan saat matanya menatap Ricky, ia terlihat terkejut. Begitupun Ricky sangat terkejut melihat Hyura.

"Ricky!?"

"Hyura!?"

Hyura langsung duduk di sofa sebrang Ricky dan tersenyum ramah.

"Ternyata sepupu koh Hao itu kamu?"

Ricky mengangguk, "Iya. Omong-omong kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu tinggal di Jepang?"

"Ahhh aku disini bekerja dan sudah tinggal bersama kak Yeji."

Obrolan mereka terus berlanjut, sampai Yeji yang baru selesai membuat minuman datang dan ikut menimbrung.

🌼🌼🌼

Disinilah Ricky dan Hyura sekarang, berjalan menyusuri pinggiran sungai Han. Suasana siang itu cukup cerah dengan sinar matahari yang terhalang awan.

"Kamu haus?" tanya Ricky pada Hyura.

Saat ini keduanya tengah duduk disalah satu bangku dibawah pohon rindang. Hyura balas mengangguk.

"Kalau begitu aku beli minuman dulu ya, kamu tunggu disini sebentar." ujar Ricky.

Hyura mengangguk, ia menatap sungai Han didepannya memejamkan mata menikmati udara siang itu. Dan saat membuka mata, ia terkejut mendapati Taerae yang entah sejak kapan sudah duduk disebelahnya.

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Hyura.

"Beberapa menit yang lalu," jawab Taerae singkat, ia menyandarkan punggungnya di sandaran bangku taman.

"Kamu bisa pergi tidak? Aku sedang menikmati waktu bersama temanku,"

"Berani sekali kamu mengusir bosmu ini,"

Hyura mencebikkan bibirnya. "Lagipula ini bukan jam kerja kan? Sudah sana, temanku sudah datang tuh." katanya.

Dengan matanya, Hyura mengkode. Taerae berbalik dan ia terdiam mematung menatap Ricky yang berjalan mendekat dengan kantung plastik di tangannya.

"Pangeran Quanrui?" gumamnya.

Hyura yang melihat Taerae terdiam mematung itu menepuk bahunya.

"Hei, kamu kenapa?"

Taerae tersadar dan menegakkan tubuhnya. Ia beranjak bangun. "Nanti malam jangan lupa bekerja, aku tunggu." katanya.

Ia kemudian berjalan menjauh, sedangkan Hyura memiringkan kepalanya dan menatap punggung Taerae heran.

"Kenapa dia ini?" gumamnya.

"Hyura!!" panggil Ricky.

"Eh iya?"

"Ini minumanmu,"

Ricky mengeluarkan sebotol minuman dari kantung plastik dan memberikannya pada Hyura.

"Terimakasih,"

🌼🌼🌼

Taerae menyentuh pohon tua itu, ada sedikit sengatan kecil yang menjalar ke tubuhnya.

"Bagaimana bisa keduanya saling kenal?"

Ia berdecak kesal dan berjalan menjauh, namun suara milik Mago menghentikan langkahnya.

"Baru bertemu seseorang dari masalalu mu?"

Taerae berbalik dan menatap Mago yang seperti biasa, membawa keranjang bunga.

"Bukan urusanmu," katanya dingin.

Mago tersenyum kecil, "Namanya Shen Ricky."

"Mungkin di masa lalu dia memang musuh bebuyutanmu. Tapi sekarang, dia bukanlah musuhmu, mungkin?" ujar Mago.

"Apa maksudmu, mungkin?" tanya Taerae tak paham.

"Oh, maksudku mungkin sekarang dia akan menjadi musuhmu juga karena manager barumu itu."

Taerae menggeram marah, kedua tangannya terkepal kuat. Entah kenapa ia kesal melihat Hyura yang berduaan dengan Ricky sembari mengobrol dan tertawa bersama.

Tidak mungkin kan kalau dirinya suka pada manager barunya itu?

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang