XXXIII. Sebelum pergi

10 1 0
                                    

Zhanghao berniat mengajak Hyura berbincang sebelum ia memutuskan untuk pergi ke akhirat, lelaki itu mengajaknya mengobrol di bar tempat dimana Hanbin bekerja.

"Ada apa kak? Kamu ingin sesuatu? Atau ada hal yang ingin kamu lakukan?" tanya Hyura beruntun.

Zhanghao menggeleng seraya tersenyum, "Duduk dulu. Aku ingin bertanya padamu," ujarnya.

Hyura lalu duduk disebelah Zhanghao. "Jadi, ada apa kak?" tanyanya.

"Kamu ini to the point sekali ya? Aku ingin bertanya, bagaimana kamu bisa ada disini?"

Hyura tersenyum. "Ceritanya panjang sekali kak, singkatnya Kim sajangnim memberikan aku pekerjaan ini secara cuma-cuma. Padahal saat itu aku baru saja mengenalnya, tapi dia langsung menawarkan sebuah pekerjaan pada orang asing sepertiku." jelasnya.

"Begitu ya? Sudah berapa lama kamu bekerja disini?"

"Mungkin sekitar tiga bulan, aku sebetulnya ingin sekali mencari pekerjaan lain yang lebih bagus dan gajinya lebih baik. Namun apa daya, aku sudah ditakdirkan untuk berada disini, bahkan sejak aku lahir."

Zhanghao tersenyum, tangannya menepuk bahu gadis itu. "Kenapa? Padahal kulihat atasanmu itu sangat peduli padamu?" tanyanya.

"Kamu hanya melihatnya sekilas kak, tidak tahu saja kalau dia itu sangat menyebalkan. Bahkan dia pernah memecatku, ahhh pokoknya dia menyebalkan sekali." ujar Hyura, terlihat wajahnya kesal saat menjelaskan betapa menyebalkannya seorang Kim Taerae di matanya.

Zhanghao terkekeh melihat wajah Hyura yang di matanya terlihat menggemaskan.

"Tapi aku yakin dia sangat peduli padamu, sepertinya dia mencintaimu ya?"

"Entahlah, aku tidak tahu pasti bagaimana perasaan dia padaku sebenarnya. Mencintaiku dengan tulus atau hanya menjadikanku pelampiasan karena menganggap diriku sebagai seseorang yang ia cintai di masa lalunya," Hyura menjelaskan dengan nada lesu.

"Kamu sendiri bagaimana? Apakah kamu menyimpan perasaan padanya?"

"Kalau aku jawab secara lisan mungkin tidak, tapi hatiku tidak bisa berbohong. Semua ucapan yang pernah aku katakan padanya kalau aku tak menyukainya, tak memiliki perasaan padanya itu berbanding terbalik dengan kata hatiku."

"Aku jatuh cinta padanya, bahkan saat pertama kali kita bertemu aku sudah terpesona padanya. Aku tidak bisa melupakan bagaimana pedulinya dia melindungiku dari orang jahat saat itu,"

Hyura lalu menatap Zhanghao yang juga menatapnya, ia menyunggingkan senyumnya.

"Andai saja aku bertemu dengannya lebih dulu di masa lalu, ingin sekali rasanya aku mengucapkan betapa beruntungnya aku bisa mengenalnya."

Tanpa keduanya sadari, Taerae mendengar semua itu. Ia ada disana bersama Hanbin yang memanggilnya untuk memberitahu kalau Hyura dan Zhanghao tengah berada di bar.

"Aku tidak salah dengar kan, Hanbin?" tanya Taerae memastikan.

Hanbin menggeleng, "Tidak sajangnim. Kau tidak salah dengar, nona Min memang benar-benar mencintaimu." jawabnya.

Taerae menyunggingkan senyumnya hingga lesung pipinya terlihat, sangat manis. Kalau Hyura melihat itu mungkin dia sudah salah tingkah.

🌼🌼🌼

Malam itu, Hyura menghabiskan waktunya bersama Zhanghao. Keduanya bercerita, berbagi kisah, bahkan berjalan-jalan menjelajahi setiap sudut hotel.

Malam itu, Hyura melupakan Taerae untuk sejenak. Bahkan ia tak melihat batang hidung atasannya itu, dan juga Taerae tidak mencarinya sama sekali.

"Hah, senang bisa menghabiskan waktu sebelum ke akhirat bersamamu Hyu." ujar Zhanghao.

Saat ini keduanya tengah berada di balkon hotel, menikmati angin malam sembari melihat indahnya langit dan pemandangan kota Seoul dibawah sana.

"Aku juga senang kak,"

Zhanghao menerawang keatas langit malam yang dihiasi bintang, "Andai saja aku bisa menghabiskan waktuku ini bersama Yeji. Mungkin aku akan merasa lebih lega," ujarnya.

Hyura tersenyum tipis, "Anggap saja aku kak Yeji. Aku tak keberatan," katanya.

Zhanghao menggeleng, "Aku tidak mau. Kamu ya kamu, Yeji ya Yeji, tidak bisa disamakan." ujarnya.

Hyura tak bisa menahan senyumnya, Zhanghao memang lelaki yang luarbiasa setia. Walaupun ia dan Yeji harus melakukan hubungan jarak jauh, tapi ia tetap setia dan selalu memberikan kabar pada Yeji.

"Aku iri dengan hubungan kakak dan kak Yeji," celetuk Hyura.

"Iri kenapa?" tanya Zhanghao bingung.

"Hubungan kalian itu sangat awet dan harmonis. Padahal kalian menjalani hubungan jarak jauh, sesuatu yang kata banyak orang sulit dilakukan." jelas Hyura.

Zhanghao tersenyum, ia menghembuskan napasnya perlahan. "Sebetulnya mau hubungan jarak jauh atau tidak, yang sangat penting itu adalah komunikasi. Semuanya harus dimulai dengan komunikasi, jika ada masalah, ada hal yang mengganggu atau apapun itu, komunikasikan semuanya dengan pasanganmu. Bicarakan baik-baik, semua pasti ada jalan keluarnya." jelasnya seraya menatap Hyura.

Hyura mengangguk mengerti. "Kamu benar kak, semua hubungan itu membutuhkan komunikasi."

🌼🌼🌼

Keesokan harinya

Zhanghao terlihat tersenyum, di tangannya sudah ada setangkai bunga mawar hitam. Ia tengah menunggu kedatangan Hyura.

Tak lama, gadis itu datang membawa sebuket bunga lily di tangannya.

"Untukmu," ujar Hyura memberikan buket itu pada Zhanghao.

"Terimakasih Hyura," Hyura mengangguk seraya tersenyum, ia berusaha keras untuk tidak menangis lagi.

"Aku pamit Hyu, aku titip Yeji dan Ricky. Hibur mereka jika sedih dan bilang pada mereka kalau aku sangat menyayangi mereka," ujar Zhanghao.

"Akan aku sampaikan,"

"Aku ingin memelukmu, bolehkah?" tanya Zhanghao meminta ijin. Hyura mengangguk.

Lalu Zhanghao memeluk Hyura dan mengelus surai gadis itu. Ia berbisik pelan di telinga Hyura. "Bicara baik-baik pada Taerae, aku yakin semua akan berubah jika komunikasi itu dilakukan."

Setelahnya pelukan terlepas, Zhanghao lalu masuk kedalam mobil yang akan mengantarnya. Hyura terdiam sejenak sebelum akhirnya membungkuk, memberikan penghormatan terakhir untuk Zhanghao.

Jiwoong yang juga ada disana menepuk bahu Hyura, "Sejak kemarin aku tidak melihat kau bersama Kim Taerae. Kalian ada masalah?" tanyanya.

"Tidak ada masalah, aku baik-baik saja dengannya." jawab Hyura dengan senyum kecilnya.

"Syukurlah kalau begitu, aku pamit ya." kata Jiwoong seraya berjalan mendahului Hyura.

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang