XLVI. Final chapter

8 1 0
                                    

Saat Hanbin pergi, hanya Hyura dan Jiwoong saja yang menemani. Taerae tidak ada disana, ia diam di ruangan kerjanya. Hal itu tak menjadi masalah untuk Hanbin.

"Sung Hanbin, aku sangat senang bisa mengenal dan bertemu denganmu. Harapanku sama seperti pada Yujin dan Gyuvin, semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu." ujar Hyura sambil menyerahnya buket bunga yang dibawanya.

"Terimakasih nona Min, aku juga sangat berterimakasih padamu. Berkatmu, kim sajang akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Dan juga aku ingin meminta maaf, maaf dulu aku pernah mencoba untuk menyingkirkanmu." ujar Hanbin diakhir kalimat ia terlihat menyesal.

"Tidak apa-apa, aku sudah memafkanmu kok."

Hanbin kemudian mengeluarkan sepucuk surat dari saku jasnya kemudian memberikannya pada Hyura.

"Apa ini?" tanya Hyura bingung saat menerima surat itu.

"Surat untuk kim sajang, tolong berikan padanya ya." jawab Hanbin. Hyura balas mengangguk.

Hanbin kemudian masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya. Hyura kemudian membungkuk hormat.

"Selamat jalan Hanbin-ssi,"

🌼🌼🌼

Taerae menatap segelas cocktail dan selembar surat yang ada diatas mejanya dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Hyura yang berdiri disebelahnya hanya diam, menunggu atasannya itu membuka suratnya atau meminum cocktailnya.

"Sajangnim, kenapa kamu tidak membuka dan membaca suratnya?" tanya Hyura yang sudah sejak tadi menahan pertanyaan yang ingin ia lontarkan.

"Kamu ingin aku membukanya?" Taerae malah balik bertanya.

Dan Hyura tentu saja mengangguk, malas menanggapi pria menyebalkan itu lebih tepatnya.

Taerae kemudian membuka surat itu dan membacanya dengan pelan, isi suratnya adalah:

Annyeonghaseyo Sung Hanbin imnida

Kim sajang, langsung ke intinya saja ya? Aku sangat berterimakasih padamu karena sudah berkenan mempekerjakan aku di hotel dan juga mengurus jasadku. Aku sangat berhutang banyak padamu untuk itu.

Dan ya, aku juga meminta maaf padamu. Terlebih saat aku dengan sengaja ingin menyingkirkan nona Hyura, aku menyesal untuk itu. Aku benar-benar minta maaf kim sajang. Aku tidak bermaksud, hanya saja saat ktu aku sangat takut jika kau akan segera pergi.

Oh iya, ada satu hal lagi yang ingin kusampaikan padamu. Aku minta tolong padamu untuk mencintai nona Hyura dengan tulus dan juga penuh kasih sayang. Aku tahu kau adalah orang baik kim sajang, perlakukan nona Hyura dengan baik sebelum kau meninggalkannya ya?

Habiskan sisa waktumu untuk membuatnya bahagia, karena aku tahu kalian berdua benar-benar saling mencintai. Aku juga tahu ketika kau pertama kali bertemu dengan nona Hyura dan menggendongnya ke hotel, wajahmu saat itu sudah menunjukkan kalau kau memang menyukainya.

Salam dariku, pegawai setiamu.
Sung Hanbin

Hyura terdiam, begitu juga Taerae. Namun pria itu langsung mengembangkan senyumnya dan mengangkat gelas cocktailnya.

"Terimakasih kembali Hanbin, semoga kau bisa menjadi manusia lebih baik lagi setelah ini." katanya seraya menyesap minumannya.

🌼🌼🌼

Dan, disinilah Hyura berada sekarang. Didepan terowongan bersama dengan Taerae yang sudah siap untuk pergi ke akhirat, tempat yang sudah lama ia damba-dambakan.

Taerae terlihat tampan mengenakan tuxedo berwarna putih dengan celana berwarna senada dan juga sepatu pentofel mengkilat, di tangannya sudah ada sebuket bunga lavender yang diberikan Hyura padanya.

Sementara Hyura berusaha untuk terlihat kuat dan tegar, ia tak mau menangis didepan Taerae. Tak ingin membebani pria itu jika dirinya memperlihatkan air matanya.

"Aku pamit ya Hyura, jaga dirimu baik-baik disini." ujar Taerae berpamitan.

Hyura mengangguk, "Selamat jalan Kim Taerae. Aku sangat berharap kamu bisa bereinkarnasi menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang dan aku harap kita bisa bertemu dilain waktu,"

"Ya aku juga berharap bisa bertemu denganmu lagi,"

Hyura menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangisnya. Taerae kemudian merentangkan tangannya dan Hyura langsung menghambur memeluk Taerae erat, ia benamkan wajahnya diceruk leher pria itu, ia menghirup dalam-dalam wangi parfum yang tidak akan pernah bisa ia cium lagi itu.

Taerae pun membalas pelukan Hyura tak kalah erat, ia elus surai hitam dan panjang gadis itu lembut dan ia cium berkali-kali pucuk kepalanya penuh kasih sayang.

Pelukan keduanya kemudian terlepas, Hyura menatap Taerae dengan senyuman yang dipaksakan.

"Aku pergi ya Hyura,"

Saat akan berbalik, tangan Taerae langsung ditahan Hyura. "Tunggu sebentar,"

"Ada apa?" tanya Taerae bingung.

Hyura tak menjawab, ia memegang sisi kanan kepala Taerae kemudian mendaratkan bibirnya di bibir pria itu. Hal itu tentu saja membuat Taerae terkejut dan membulatkan matanya, namun ia segera memejamkan matanya.

Dengan pelan Taerae melumat bibir Hyura pelan, hingga dua menit kemudian ciuman keduanya terlepas. Mereka saling menjauhkan diri masing-masing.

"Aku mencintaimu Hyura,"

"Aku juga sangat mencintaimu Taerae,"

Setelahnya Taerae melangkah dan memasuki mobil, dan perlahan mobil itu melaju. Hyura membungkukkan badannya, memberikan penghormatan terakhir untuk orang yang sangat ia cintai.

Dan tak lama dari itu, satu persatu hal yang berkaitan dengan Star lost hotel mulai menghilang. Hyura jatuh terduduk, ia tak memedulikan jika bajunya kotor. Saat ini ia hanya ingin menumpahkan tangisnya.

Hiks hiks hiks

Air mata itu akhirnya luruh juga, isak tangisnya pun terdengar memilukan.

"K-kenapa rasanya sesakit ini?" lirihnya.

Grep

Sebuah tangan memeluk Hyura dari belakang, "Menangislah sepuasmu kak. Karena setelah ini kamu harus kembali tersenyum,"

Tanpa berbalikpun Hyura sudah tahu, siapa yang memeluknya. Park Gunwook, remaja yang sudah ia selamatkan hidupnya. Hyura kemudian berbalik dan memeluk Gunwook, menumpahkan tangisannya di dada bidang remaja itu.

Sedangkan Gunwook hanya bisa mengelus punggung Hyura memberikan afeksi ketenangan dan juga membisikkan kata-kata penenang.

Tak jauh dari sana, Jiwoong sang malaikat maut berdiri memperhatikan Hyura dan Gunwook.

"Kisah yang menyedihkan, dua insan yang tidak pernah bersatu." gumamnya.

"Ya, tapi cerita mereka berdua tak akan memiliki akhir." sahut Mago yang entah sejak kapan sudah berdiri disebelah Jiwoong.

🌼🌼🌼

Taerae berjalan dengan setangkai bunga mawar hitam yang perlahan berubah menjadi putih menyusuri jembatan yang begitu panjang.

Ia berbalik ke belakang dan tersenyum, ingin rasanya ia berbalik dan berlari untuk kembali dan memeluk Hyura. Namun, ia urungkan niatnya, karena dirinya tahu pasti kalau ia kembali pun dirinya tak akan mengingat Hyura dan hal itu sangatlah buruk.

Jadi, dengan mantap ia melangkahkan kakinya kedepan. Menyusuri jembatan menuju tempat terindah, netranya menatap keatas, dimana terlihat sekali bintang-bintang cantik disana yang berlomba-lomba memancarkan sinarnya.

"Selamat tinggal Min Hyura,"

Cinta mereka mungkin sudah berakhir, namun seperti apa yang dikatakan Mago, jika kisah mereka tidak akan pernah berakhir. Sama seperti lagu yang dinyanyikan Taerae untuk Hyura, Neverending Story.

Lebih jauh dari esok, lebih lama dari selamanya. Aku mencintaimu.

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang