XLVII. Story that won't end

13 2 0
                                    

"Jadi, kamu akan pergi lagi?" tanya Yeji pada Hyura.

Saat ini ia bersama Matthew dan Gunwook tengah mengantarkan Hyura ke bandara. Gadis itu akan kembali ke Jepang.

"Iya kak, terlalu banyak kenangan disini. Aku ingin move on," jawab Hyura.

Yeji mengangguk paham mendengar hal itu. Namun, Gunwook terlihat sangat sedih sekali ketika mendengar Hyura akan kembali ke Jepang.

"Kamu tidak akan kembali ke Korea lagi kak?" tanya Gunwook.

"Mungkin, tapi tenang saja aku tidak akan melupakanmu Gunwook." jawab Hyura.

Gunwook menghembuskan napasnya kasar, "Baiklah kalau begitu tunggu aku ya kak. Aku akan menyusulmu ke Jepang setelah lulus sekolah," katanya semangat.

Hyura terkekeh kemudian mengangguk, "Aku akan menunggumu Park Gunwook."

Satu-persatu dari mereka kemudian memberikan salam perpisahan dan memeluk Hyura. Yeji terlihat sangat sedih, padahal baru beberapa bulan Hyura tinggal bersamanya namun ia merasa sudah nyaman dengan gadis itu.

"Aku akan merindukanmu Hyura," ujar Yeji sendu.

"Aku juga kak," balas Hyura.

"Oh iya, jangan lupa tiga bulan lagi kakakku akan menikah. Kalian harus datang ya, jangan lupa ajak Ricky dan Sullyoon juga."

"Wah terimakasih atas undangannya Hyura, akan kuusahakan untuk datang." kata Matthew.

Hyura kemudian bergegas memasuki gerbang keberangkatan. Ia melambaikan tangannya, dibalas oleh ketiga lainnya. Tangannya menyeret kopernya dan berjalan dengan langkah pasti. Kembali meninggalkan tanah kelahirannya dan juga meninggalkan sang ibunda.

Saat memasuki pesawat dan duduk di kursinya, Hyura jadi teringat tentang dirinya yang berkeluh kesah didepan abu sang ibu.

Ia menceritakan semua hal mengenai Taerae, bagaimana dirinya merasa dicintai dan bagaimana dirinya sudah menjadi milik Taerae sejak ribuan tahun yang lalu.

Dan tanpa disadari, nyonya Min tersenyum. Karena ia tahu, kalau wanita tua yang ditemuinya dulu sudah menjalankan tugasnya dengan baik, walau ia marah dan sedih tahu putri cantiknya disakiti oleh seorang pria.

🌼🌼🌼

Tiga bulan kemudian

Hyura terlihat sibuk membantu persiapan acara pernikahan Yohan -sang kakak- dengan kekasih hatinya, Kang Hyewon.

Ia terlihat selalu menemani Hyewon fitting baju pengantin, memilih cincin dan juga membantu memilih buket bunga yang cocok.

"Hyura, nanti cincinnya kamu yang bawa ya? Jangan lupa ingatkan Yohan juga, dia terkadang suka lupa." kata Hyewon memberikan paperbag berisi kotak beludru merah yang isinya adalah sepasang cincin pernikahan.

"Oke kak, tenang saja." sahut Hyura.

Kedua gadis ini kemudian pergi menuju toko bunga, mereka akan memilih buket bunga yang akan dibawa Hyewon di acara pernikahan nanti.

Saat sudah sampai di toko bunga, aroma semerbak langsung menyambut keduanya. Tak mau berlama-lama, Hyewon kemudian menyuruh Hyura memilihkan buket bunga yang cocok.

"Hyu, tolong kamu pilihkan bunga apa yang cocok untuk buketnya." titah Hyewon yang sibuk melihat katalog berisi bunga apa saja yang ada disana.

"Hah? Kenapa aku kak? Kan yang mau menikah itu kakak, bukan aku." ujar Hyura merasa aneh.

Hyewon menatap Hyura kemudian menepuk bahunya. "Tidak apa-apa, lagipula nanti buketnya akan dilempar. Siapa tahu kamu yang mendapatkannya kan?"

Hyura hanya mengangguk saja, kemudian ia berkeliling dan melihat ada bunga apa saja. Netranya kemudian jatuh pada sebuah bunga yang cantik dan memiliki makna yang sangat dalam dan jarang sekali digunakan dalam acara pernikahan.

"Kak Hyewon, bagaimana dengan bunga lavender?" tanya Hyura pada Hyewon seraya menunjuk bunga berwarna ungu cantik itu.

"Kenapa lavender?"

Hyura tersenyum kemudian mengambil setangkai dan menghirup aromanya, "Karena jarang orang yang menggunakan bunga ini. Dan juga, bunga lavender melambangkan keabadian." jawabnya.

Hyewon mengangguk puas. Ia kemudian menyuruh pegawai disana untuk membuatkannya buket bunga lavender dan akan diambil beberapa jam sebelum acara pernikahan dilaksanakan.

🌼🌼🌼

Hyura sudah siap, ia sudah mengganti bajunya, menata rambut dan juga merias wajahnya. Ia kini tengah menemani Hyewon yang masih dirias oleh seorang MUA.

"Hyura, kamu cantik sekali." celetuk Hyewon yang melihat penampilan Hyura memakai midi dress berwarna putih, riasan wajah yang sederhana dan rambut yang disanggul.

"Kamu lebih cantik kak, hari ini kamu ratunya kak." timpal Hyura.

Hyewon tersenyum, sungguh tak menyangka kalau dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang istri.

Upacara pernikahan berjalan lancar, Yohan dan Hyewon kini sudah sah menjadi sepasang suami-istri.

Kini, acara resepsi diadakan disebuah taman yang cantik. Taman itu disulap dan dihiasi banyak bunga dan dekorasi pernikahan lainnya.

Kedua mempelai tampak bahagia menyambut setiap tamu yang memberikan selamat. Sementara Hyura tengah mengobrol bersama Gunwook dan juga Yeji. Matthew sendiri sibuk makan.

"Untuk acara selanjutnya, kedua mempelai akan melempar bunga. Untuk hadirin semua, dipersilakan merapat kedepan." ujar seorang mc.

Yeji langsung saja menuju kedepan lebih dulu, sisa Hyura dan Gunwook yang masih duduk.

"Ayo kesana kak," ajak Gunwook.

Hyura menggeleng, "Kamu saja yang kesana."

"Ayolah kak, siapa tahu kamu yang mendapatkan bunga sekaligus pasangannya," ujar Gunwook menarik tangan Hyura.

Dan Hyura pasrah saja ditarik Gunwook menuju pelaminan, Hyura membiarkan Gunwook berjalan semakin dekat, sementara dirinya berdiri malas di paling belakang kerumunan.

Mc kemudian memberi aba-aba kedua mempelai untuk melempar bunga.

1

2

3

Hup

Seseorang di belakang Hyura menangkap bunga itu, semua yang ada disana bersorak dan bertepuk tangan. Sementara Hyura terdiam kaku ketika dirinya berbalik dan melihat siapa yang mendapatkan bunga itu.

"Maaf, apa aku datang terlambat?" tanya orang itu.

Hyura membeku, setetes air mata jatuh ke pipinya. Ingin rasanya ia memeluk sosok yang ada di depannya itu.

"Lavender ya? Bunga yang melambangkan keabadian,"

"Aku benci kamu Kim Taerae," bisik Hyura dengan tangan yang terkepal. Namun berbanding terbalik dengan tubuhnya yang langsung saja memeluk pria itu.

"Aku tahu, aku juga mencintaimu Hyura."

Yohan dan Hyewon tersenyum ketika melihat kejadian itu, begitu juga dengan Gunwook yang tahu bagaimana kisah mereka sebelumnya.

Hyura menahan tangisnya, ia tak menyangka bisa kembali memeluk lelaki yang sangat ia rindukan itu. Taerae juga memeluk Hyura erat, mengelus punggungnya menenangkan.

"Bagaimana kamu bisa ada disini?" tanya Hyura setelah melepas pelukannya.

"Ceritanya panjang sekali, aku malas bercerita." jawab Taerae acuh.

Hyura memukul bahu Taerae keras, hingga lelaki itu meringis.

"Aduh iya maaf, kamu tidak harus tahu bagaimana aku bisa kembali. Intinya sekarang aku ada disini, dan selamanya akan bersamamu." ujar Taerae.

Ia memberikan buket yang didapatkannya pada Hyura, kemudian dirinya mengeluarkan sebuah kotak beludru berisi cincin.

"Karena kita sudah saling mencintai, bagaimana kalau kita menikah? Kamu mau kan?"

Sangat tidak romantis, tapi Hyura tetap menyukainya. Ia kemudian mengangguk.

"Tentu saja, bukankah harusnya kita menikah sejak dulu saja?"

Para hadirin disana langsung bertepuk tangan meriah, begitupula dengan kedua mempelai. Mereka tak menyangka kalau sang adik akan langsung dilamar di hari bahagia kakaknya.

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang