Seorang pria gila yang menyebalkan. Seperti itulah yang terpatri diingatannya ketika mendengar nama Kim Taerae. Atasannya yang memberikannya pekerjaan begitu saja sebagai seorang manajer di salah satu hotel berhantu di Seoul.
Bukan dalam bentuk selebaran lowongan pekerjaan maupun mengiklankan lowongan itu di siaran televisi, tetapi dengan beliau yang terhormat Kim Taerae sendiri yang mendatanginya langsung. Bertatap muka dengannya yang hanya seorang pengangguran saat itu.
Setidaknya ada satu hal baik yang datang bersama dengannya, yaitu pekerjaan. Sisanya hanyalah pengalaman buruk bertemu hantu dan menjadi budaknya. Jangan heran jika ia hampir setiap waktu mengumpat dalam hati.
Mungkin saja Hyura terlalu fokus untuk mengumpati atasannya hingga ia tidak menyadari seseorang telah berada disampingnya. "Hyura?"
Ia menyadari itu saat orang disampingnya menepuk salah satu pundaknya. "Hah... Oh! Ricky, sedang apa?"
"Hm, seperti biasa joging, kamu akan pergi bekerja?" Tanya Ricky setelah melihat setelan yang dipakai Hyura.
"Iya..." Mendengar kata bekerja saja membuatnya terbayang dengan wajah menyebalkan Kim Taerae.
"Bagaimana kalau kuantar?"
Hyura hampir saja tertawa jika saja Ricky tidak menatapnya dengan pandangan sebal itu. "Ricky, kamu belum lama disini, jika kamu tidak bisa menemukan jalan pulang bagaimana?"
Ricky memutar bola matanya. "Aku bukan anak kecil, aku hanya tinggal mengikuti perjalanan saat kita berangkat saja."
"Baiklah, ayo." Sejujurnya tidak terlalu sulit untuk pergi menuju hotel Star lost, hanya melewati tiga halte saja. Jadi ia berpikir itu sangat mudah bagi Ricky.
Mereka berdua menaiki bus yang datang tak lama setelah mereka duduk di halte. Tak ada percakapan berarti selama mereka berada diperjalanan. Pandangan mereka tertuju pada pemandangan kota Seoul pagi itu.
Ricky tidak berbohong ketika Ia mengatakan akan mengantar Hyura bekerja. Bahkan ia ikut berjalan bersamanya sejak halte terakhir turun. Hyura sudah menyuruhnya pulang tetapi ia tetap teguh untuk mengikutinya.
"Wah... Seperti bangunan tua tetapi terlihat bersih." Ucapnya setelah Hyura berhenti didepan wujud bangunan hotel dimana Hyura bekerja.
Hyura sedikit khawatir jika Ricky menanyakan beberapa pertanyaan. Bagaimana ia menjawabnya ketika pertanyaan itu sampai di tahap seperti "Mengapa hotelnya terlihat sepi?"
Hyura harus mengatasinya agar Ricky tidak menanyakan hal itu. Ia harus cepat cepat pergi darinya. "Ah.. Ricky terimakasih telah mengantarku, aku masuk dulu ya?"
"Baiklah... Sampai jumpa nanti!" Ricky melambaikan tangannya.
Hyura ikut melambai sebagai jawaban. "Kamu yakin tidak akan tersesat kan?"
"Jangan khawatirkan aku." Ricky sedikit berteriak. Hyura yang mendengar itu tertawa kecil lalu mengangguk.
Selanjutnya Hyura melangkah masuk ke bagian teras hotel itu. Tangannya terulur untuk membuka pintu antik hotel yang sangat bersih dan mengkilap. Berterimakasih kepadanya yang telah membayar biaya cleaning service kemarin.
Suara deheman terdengar dari belakang tubuhnya setelah ia telah berada di depan meja lobi. Ia berbalik untuk melihat siapa yang bermaksud untuk berbicara dengannya, meskipun ia sangat tahu siapa yang sering berdehem sombong seperti itu kepadanya.
"Kamu mengabaikan perintahku dan malah berjalan-jalan dengan orang itu? Bagus... Bagus sekali Min Hyura." Kim Taerae mendekatinya dengan tepukan tangan hingga ia menepuknya tepat di depan wajahnya.
Apa-apaan lagi ini? Ia telah datang tepat lima belas menit sesuai dengan perintah atasannya itu. "Aku datang kesini tepat lima belas menit Kim Sajangnim...."
Taerae berdecak sembari memutar bola matanya. "Lalu apa yang kamu lakukan dengan pria itu tadi?"
"Maksudmu... Ricky? Ah dia hanya mengantarkan aku kesini saja." Ujar Hyura menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Tetapi sepertinya Taerae tidak memercayainya kali ini. Terlihat dari responnya yang malah berdecih lalu melangkah meninggalkannya.
"Tunggu! Kim Sajangnim, aku mengatakan yang sebenarnya!"
"Terserah, pergi ke ruanganmu dan bayar tagihan listrik dan air bulan ini, jangan mengikutiku!" Taerae meninggalkannya di lobi dan memasuki lift yang segera menutup kemudian bergerak keatas. Hyura menggaruk kepalanya sendiri. Ada apa dengannya saat ini? Mengapa suasana hati atasannya itu berubah secepat itu.
"Astaga, sebenarnya ada apa dengannya?..." Ujarnya dengan lirih.
Ucapan lirihnya itu sepertinya tidak luput dari pendengaran pegawai hotel yang lain. Suara bisikan Gyuvin dan Yujin terdengar juga di telinganya. "Benar kata Hanbin hyung, Kim Sajangnim menyukai nona Hyura."
"Aku masih belum yakin." Kali ini suara Yujin yang terdengar
"Astaga, otakmu itu bertahan disaat pubertas ya? Itu terlalu jelas Kim sajang memang menyukainya." Gyuvin menimpali.
Hyura berbalik dan menatap meja di lobi itu. Mereka berdua bagaikan pencuri yang tertangkap basah. "Kalian membicarakanku ya?"
Gyuvin dan Yujin tertawa gugup karenanya. Mereka berdua juga menyikut lengan satu sama lain. "I..Iya nona."
Hyura memutar bola matanya malas. Kemudian melangkah menuju ruangannya seperti yang diperintahkan Taerae.
🌼🌼🌼
Taerae sekarang berada di depan pohon belahan jiwanya itu. Ia memandang di setiap bagian pohon dengan tatapan kosong. Wajahnya memerah entah karena suhu disana yang panas atau ia berada dibawah pengaruh alkohol.
"Jangan marah padanya." Suara asing yang terdengar itu sama sekali tidak mengagetkannya lagi.
"Dia mengabaikanku dan malah berjalan-jalan dengan orang itu, bagaimana aku tidak marah?" Ujarnya dengan suara datar, meski dahinya mengernyit.
"Kulihat dia datang tepat waktu tadi, seperti yang dikatakannya, dia tidak mengabaikanmu." Ucapan Mago itu berhasil membuat Taerae berhenti sejenak dari kegiatan meminum alkoholnya.
"Kau hanya tidak suka jika dia berdekatan dengan orang di masa lalumu." Lanjutnya.
Taerae menghembuskan nafasnya frustasi. "Jadi benar mereka berdua bereinkarnasi..."
Mago hanya tersenyum tanpa jawaban apapun. Semua terlihat sangat jelas dan tepat. Pertemuannya dengan Hyura dan Ricky, semua sangat mirip dengan seseorang dimasa lalunya.
Taerae menertawakan dirinya sendiri. Bahkan saat mereka telah meninggal dan berhasil dihidupkan kembali, mereka akan terus berada di dekatnya. Memantaunya secara diam diam dan siap untuk menjemputnya pergi dari dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️
FantasyTaerae harus menanggung hukuman atas dosanya di masalalu, juga ia harus menemukan bintang yang bisa menuntunnya keluar dari hukuman yang selama ribuan tahun ini membelenggu jiwanya. Based on kdrama Hotel del Luna ©2023 zfnnn13_