XXXI. Selamat jalan

7 1 0
                                    

Sebuah panggilan dari Yeji mengalihkan atensi Hyura yang sibuk dengan tumpukan tagihan air, listrik dan telepon didepannya, ia dengan segera menjawab panggilan itu dan menempelkan ponselnya ke telinga.

'Halo kak,' sapanya.

'Halo Hyu, kamu hari ini bisa pulang cepat tidak?' tanya Yeji dari sebrang sana.

'Hmmm, sepertinya bisa. Memang ada apa?'

'Hari ini Zhanghao akan ke Korea, dia akan mengunjungiku dan menjemput Ricky.'

'Wahhh iya? Akan kuusahakan untuk bisa pulang cepat ya kak,'

'Hmmm iya, kabari saja lagi nanti ya.'

'Oke kak,'

'Yasudah kututup telponnya ya, dah.'

'Dah kak Yeji,'

Hyura lalu dengan semangat menyelesaikan pekerjaannya, ia ingin segera pulang dan bertemu Zhanghao yang sudah sangat lama tak bertemu.

🌼🌼🌼

Beberapa jam sebelumnya

Yeji yang tengah bersantai di ruang tengah itu dikejutkan dengan panggilan video dari kekasihnya, Zhanghao. Ia membenarkan tampilannya sebelum mengangkat panggilan itu.

'Hai sayang,' sapa Zhanghao ceria.

'Hai, kamu tumben sekali menelponku malam-malam.' kata Yeji.

Zhanghao tersenyum, 'Hehehe coba lihat aku sedang dimana.'

Yeji memerhatikan dari layarnya, ia melihat Zhanghao yang menampilkan suasana bandara.

'Kamu di bandara?' tanya Yeji terkejut.

Zhanghao mengangguk, 'Yap. Aku akan ke Korea, menemuimu sekaligus menjemput Ricky.' jawabnya.

'Ya ampun dadakan sekali, aku kan belum menyiapkan apapun.' ujar Yeji agak panik.

'Hahaha sengaja, aku mau memberimu kejutan.'

'Ahhh kamu ini, yasudah aku akan memasak dulu ya. Kamu mau aku buatkan apa?'

'Jajangmyeon saja,'

'Baiklah, ada lagi?'

Zhanghao menggeleng, 'Sudah itu saja. Oh ya, mungkin aku akan tiba di Korea nanti malam. Tolong bilang pada Ricky kalau aku akan menjemputnya,'

'Oke akan aku sampaikan, nanti kalau sudah sampai di Incheon beri tahu aku. Aku akan menjemputmu,'

'Eiyy tidak usah, aku naik taksi saja kesana.'

'Hah yasudah terserah kamu saja, aku tutup ya telponnya ya.'

'Iya, see you Sayang.'

'See you sayang, take care ya.'

Setelahnya panggilan itu berakhir, Yeji langsung bangkit untuk berbelanja bahan makanan dan memasak untuk nanti malam.

🌼🌼🌼

Hyura meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, ia melihat arloji di tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul dua belas tengah malam. Pekerjaannya baru selesai, ia harus bergegas pulang untuk menyambut kedatangan Zhanghao.

"Aku tak sabar menemui kokoh cina itu," gumamnya senang.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Taerae, di lobi ia menemukan atasannya tengah mengawasi kinerja pegawainya.

"Kim sajang, aku izin pulang lebih cepat ya." ujar Hyura.

Taerae berbalik dan menatap Hyura, "Ada apa memangnya? Tumben sekali? Memang semua pekerjaanmu sudah selesai?" tanyanya.

Hyura menganggukkan kepalanya, "Semua sudah selesai sajangnim, aku mau pulang cepat karena akan menyambut kedatangan kekasih kak Yeji." jawabnya senang.

Taerae mendengus mendengar jawaban Hyura, kenapa sih harus memprioritaskan orang lain?

"Yasudah aku ikut," ujar Taerae.

"Hah?" Hyura terkejut.

"Maksudnya biar aku antarkan ayo," ajak Taerae. Ia berjalan mendahului Hyura.

Hyura hanya mengekor saja, ketika mereka didalam lift Taerae terlihat sinis menatap Hyura yang tersenyum sejak tadi.

"Kamu terlihat senang sekali," ujar Taerae.

"Ya tentu saja, memang hanya kamu yang boleh senang?" kata Hyura.

Taerae berdecak kesal, Hyura pintar membalikkan kata-katanya.

"Sebegitu istimewa kah orang itu sampai kamu sesenang ini?" tanya Taerae.

Hyura mengangguk, "Tentu saja. Aku sangat merindukan kak Hao, sudah lama aku tidak bertemu dengannya."

Lift kemudian berhenti dan terbuka. Namun, mendadak langkah Hyura terhenti. Matanya terpaku pada seseorang yang tengah berbicara dengan Gyuvin, hal itu membuat Taerae bingung.

"Hyura? Min Hyura!!" panggil Taerae.

Hyura tersadar, ia menatap Taerae sekilas dan berjalan mendekati Gyuvin dan seseorang itu.

"Ahhh, nona Hyura ada tamu." ujar Gyuvin senang.

Orang itu berbalik menatap Hyura, matanya terkejut melihat Hyura begitupun sebaliknya.

"Hyura!!"

"Kak Hao!!"

Mata Hyura terpaku melihat wajah Zhanghao, terlihat pucat dan bisa ia lihat darah yang mengalir dari kepala hingga pelipisnya.

"Hyura, kenapa kamu ada disini?" tanya Zhanghao bingung.

Hyura tak menjawab, dengan tangan gemetar ia menyentuh pelipis Zhanghao dan mengusap cairan merah nan kental itu. Nafas Hyura terasa tercekat.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Hyura lirih.

Zhanghao terlihat menunduk dengan tangan yang menggenggam tangan Hyura. "Maaf, aku mengalami kecelakaan saat akan menuju rumah Yeji. Dan saat aku membuka mata aku sadar kalau aku sudah mati, seseorang berpakaian serba hitam lalu mengajakku kesini." jelasnya.

Air mata Hyura mulai membasahi pipinya, ia menggeleng pelan. "Kenapa kita harus bertemu disini? Padahal aku sudah bersemangat untuk melihatmu bersama kak Yeji"

"Jangan menangis, sampaikan permintaan maafku pada Yeji dan Ricky ya."

Setelah itu, Zhanghao meminta diantar oleh Gyuvin. Sementara Hyura terdiam dengan isak tangis yang mulai mengeras.

Taerae yang melihat itu langsung merengkuh Hyura dan mengelus punggungnya menenangkan.

"Sudah jangan menangis, kematian seseorang tidak ada yang tahu." ujarnya.

Hyura menyembunyikan wajahnya di bahu Taerae, air matanya membasahi jas milik atasannya itu.

"T-tapi kenapa harus sekarang? Kak Hao belum bertemu kak Yeji, dia pasti akan menangis ketika mengetahui kalau kak Hao sudah tiada." lirih Hyura.

Taerae tak menanggapi, ia tetap mengelus punggung Hyura yang masih sesegukan.

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang