Malam harinya
Ketika matahari sudah terbenam di ufuk barat, Hyura terlihat tengah bersiap-siap dengan pakaian rapinya. Yeji yang melihat itu mengerutkan alisnya heran.
"Rapi sekali, mau pergi kemana malam-malam begini?" tanya Yeji.
Hyura yang tengah memakai lipstik itu menoleh sekilas kearah Yeji, "Ohh aku mau pergi bekerja." jawabnya santai.
"Bekerja? Malam-malam begini? Kamu tidak salah kan Hyu?" tanya Yeji tak percaya.
Hyura menggelengkan kepalanya. "Tidak kok, memang aku bekerja sekarang."
Yeji semakin heran, memang Hyura bekerja dimana kalau ia harus memulai pekerjaannya di malam hari? Bukan di diskotik kan?
"Kamu bekerja dimana sih? Bukan di tempat seperti 'itu' kan?" Yeji mengutip kata itu dengan dua jarinya.
"Bukan kok, aku bekerja di hotel kak. Seperti apa yang aku katakan kemarin, kamu tenang saja."
"Baiklah, kalau ada sesuatu cepat kabari kakak ya? Jaga dirimu baik-baik," kata Yeji mengelus surai Hyura.
"Oke kak,"
🌼🌼🌼
Hyura berjalan kaki menuju tempat yang tadi siang ia datangi bersama Matthew, dan ketika sampai di bangunan itu lagi seketika matanya membulat kaget dan mulutnya sedikit terbuka.
"Aku sedang tidak bermimpi kan?" gumamnya.
Yang ia lihat dihadapannya saat ini bukanlah bangunan tua dan usang yang tidak terpakai, melainkan sebuah hotel mewah dengan hiasan cantik dan tulisan 'Star Lost Hotel' yang cukup besar.
"Kim Taerae ternyata dia tidak berbohong." gumamnya.
Lalu tungkainya yang dibalut sepatu heels hitam itu melangkah memasuki hotel, dengan hati senang juga berdebar ia membuka pintu itu dan langsung disambut oleh seorang lelaki di meja resepsionis.
"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?"
Hyura tersenyum, ia mengeluarkan kartu nama dari saku blazernya. "Aku kesini karena seseorang bernama Kim Taerae menyuruhku dan memberikan kartu nama ini," jelasnya seraya memperlihatkan kartu berwarna merah itu.
"Ahhh ternyata kamu manager baru itu, baiklah ikut aku menemui Kim Sajangnim." katanya.
Ia lalu mengajak Hyura menaiki sebuah lift, didalam keduanya mulai berkenalan.
"Omong-omong, namaku Kim Gyuvin." kata si resepsionis memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal Gyuvin-ssi, namaku Min Hyura" balas Hyura tersenyum manis.
"Salam kenal juga nona Min, semoga kamu betah bekerja disini bersama Kim Sajangnim."
Lift kemudian berhenti dan terbuka, keduanya keluar dari sana. Hyura lagi-lagi menatap kagum interior lobby hotel yang begitu mewah, juga lampu chandelier yang menggantung diatas sana.
"Mari," Gyuvin mempersilakan.
Hyura kemudian mengekori Gyuvin, matanya melihat-lihat lobby hotel yang cukup ramai dilalui banyak orang. Namun satu hal yang aneh, mereka semua terlihat pucat. Bulu kuduk Hyura tiba-tiba saja meremang bersama dengan hawa dingin yang menyelimuti sekitarnya.
"Gyuvin, siapa itu?" tanya seorang lelaki yang juga memakai seragam yang sama seperti Gyuvin.
"Dia manager baru hyung," jawab Gyuvin.
"Ahh selera Kim Sajangnim bagus juga,"
Gyuvin memukul pelan bahu lelaki itu. "Heh kamu pikir Sajangnim sedang mencari pacar,"
Lelaki itu menggedikkan bahunya, "Siapa tahu." ucapnya.
"Ekhem!!" suara deheman mengintrupsi ketiga orang ini, Gyuvin dan lelaki satunya membungkuk hormat. Sedangkan Hyura terdiam menatap Taerae yang terlihat, tampan? Dengan balutan jasnya.
"Kim Sajangnim, manager baru sudah datang." ujar Gyuvin.
"Terimakasih Gyuvin-nim,"
Gyuvin mengangguk dan bergegas kembali ke tempatnya.
"Sung Hanbin-ssi, silakan kembali ke tempat kerja mu." ujar Taerae pada lelaki yang masih berdiri disitu.
"Hehehe, baik sajangnim. Permisi," katanya.
"Akhirnya kamu datang juga," Taerae mendekati Hyura.
"Sesuai ucapanmu, aku datang kesini malam hari."
"Good girl, jadi kamu sudah merasakan sesuatu setelah malam itu?" tanya Taerae.
"Hah? Maksudnya?" Hyura malah balik bertanya.
Taerae mendengus, "Kamu tidak melihat sesuatu yang aneh? Hantu misalnya?" tanyanya to the point.
"H-hantu?" Taerae mengangguk.
"Harusnya kamu sudah melihat mereka,"
"Maksudmu, sekarang aku bisa melihat hantu?" tanya Hyura kaget.
"Tentu saja, mereka semua yang kamu lihat disini juga hantu."
Lutut Hyura terasa lemas, ia menatap sekitarnya dan ternyata benar wajah orang-orang itu pucat karena mereka semua bukan manusia.
"Ayo berkeliling," ajak Taerae seraya berjalan lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️
FantasyTaerae harus menanggung hukuman atas dosanya di masalalu, juga ia harus menemukan bintang yang bisa menuntunnya keluar dari hukuman yang selama ribuan tahun ini membelenggu jiwanya. Based on kdrama Hotel del Luna ©2023 zfnnn13_