Flashback: on
Hyura tersenyum sendiri saat berada di kereta, orang-orang disekitarnya menatap aneh gadis itu, apakah masih waras? Hyura tak peduli, ia begitu senang hari ini.
"Kim Taerae, ya?" gumamnya.
Ia masih membayangkan hal indah yang dilaluinya bersama Taerae, lelaki yang baru saja dikenalnya. Namun berhasil membuatnya terpesona, perlakuannya sangat lembut dan senyum yang jarang ia tampilkan itu yang Hyura sukai.
"Mari sedikit berharap kalau Taerae bukanlah orang jahat," gumamnya lagi.
🌼🌼🌼
Sesampainya di rumah, Yeji keheranan melihat Hyura yang terlihat begitu ceria. Di tangannya ia membawa dua buah paperbag berukuran sedang.
"Kamu terlihat senang sekali, ada apa?" tanya Yeji pada Hyura yang baru saja melepas sepatunya.
"Bukan sesuatu yang spesial, hanya bertemu dengan seseorang." jawab Hyura seadanya.
Ia lalu menyodorkan salah satu paperbag pada Yeji, "ini kak aku belikan baju untukmu." katanya.
Yeji menerima itu dengan senang hati, ia tersenyum. "Wahhh terimakasih banyak Hyura, kamu baik sekali." ujarnya senang.
"Terimakasih kembali kak,"
"Ya sudah aku masuk dulu ya kak," pamit Hyura seraya berjalan masuk kedalam kamarnya.
Yeji mengangguk saja, ia terlihat senang karena Hyura memberikannya hadiah. Walau bukan barang yang mewah atau branded ia sudah cukup senang adiknya itu sudah bisa membelikannya hadiah.
🌼🌼🌼
Malam dimana Taerae menawarkannya sebuah pekerjaan, Hyura terdiam cukup lama di bangku itu. Mencerna ucapan Taerae yang menurutnya aneh.
"Dia itu tampan tapi sangat aneh," gumamnya.
Ia lalu bangkit dari sana untuk segera pulang karena malam semakin larut, diperjalanan pulang ia masih terbayang-bayang dengan senyuman manis Taerae yang ditujukan padanya.
"Sangat berbeda dari setiap laki-laki yang aku temui sebelum-sebelumnya," ujarnya seraya tersenyum tipis.
Flashback: off
🌼🌼🌼
Hyura memandang pohon didepannya, tangannya memetik setangkai bunga dari sana dan menghirup aromanya. Sangat harum.
"Kim Taerae, andai kita tidak bertemu dalam keadaan yang berbeda mungkin aku tak akan ragu untuk mengucapkan kalau aku menyukaimu, aku tak akan ragu menggenggam tanganmu, aku akan bebas dan leluasa mengusap pipimu dan mengacak rambutmu."
Sesak, dada Hyura terasa sesak. Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya, jika ia berkedip maka air matanya akan jatuh. Hyura menarik napas dan menghembuskannya perlahan, meredakan rasa sesak yang melingkupi dadanya.
Sebuah tangan lalu menepuk bahu Hyura dari belakang, saat Hyura berbalik ia sangat terkejut karena Taerae ada disana. Berdiri di belakangnya dengan ekspresi datarnya.
"K-kim sajangnim, sejak kapan kamu disini?" tanya Hyura gugup. Ia takut sekali kalau Taerae mendengar seluruh ucapannya tentang pria itu.
Taerae tak menjawab, tangannya menggenggam tangan Hyura dan menuntunnya kearah pipinya.
"Kamu bisa mengusap pipiku sepuasmu,"
Kemudian ia menuntun tangan Hyura ke surai kecoklatan miliknya.
"Kamu bebas mengacak-acak rambutku,"
Hyura diam, tangannya yang berada di rambut Taerae terjatuh. Manik matanya bersitatap dengan manik karamel milik Taerae.
"Kamu ini bicara apa sih?" tanya Hyura kesal.
Taerae tersenyum miring, "Bukankah itu yang kamu inginkan? Aku mendengar dengan jelas semuanya Min Hyura, tak usah berbohong." ujarnya.
Skakmat.
Hyura tak bisa berkutik, lidahnya terasa kelu. Ia tak mampu membalas ucapan Taerae, karena memang benar semua itu yang diucapkan olehnya beberapa waktu lalu.
"Hyura," panggil Taerae.
Hyura tak menjawab, ia menundukkan kepalanya. Memandang ujung sepatu heelsnya, tak berani bersitatap dengan Taerae.
"Angkat kepalamu Hyura, aku sedang berbicara padamu." titah Taerae tegas.
Mau tak mau Hyura mengangkat kepalanya dan mendongak menatap Taerae.
"Aku sudah mendengar semuanya, aku mendengar semua percakapanmu bersama Zhanghao. Dan aku juga mendengar ucapanmu beberapa menit yang lalu, jadi sekarang tak usah ada yang ditutup-tutupi lagi." jelas Taerae.
Hyura merasa malu, wajahnya memerah dan memanas saat ini. Mau bersikap seperti apa dirinya pada Taerae setelah ini? Mungkin mereka akan merasa canggung.
"Tidak, semua yang aku ucapkan itu tidak benar kok. Kamu ini salah dengar," Hyura berusaha mengelak.
"Masih mau membohongi dirimu sendiri Hyura?"
Hyura menjadi kesal dengan ucapan Taerae, ia lalu mendekat kearah Taerae dan menunjuk tepat di wajahnya.
"Terserah apa katamu, tapi aku tak akan sudi jatuh cinta padamu sajangnim. Jatuh cinta pada orang yang bahkan tidak jelas pada siapa hatinya berlabuh,"
Setelah berujar seperti itu, Hyura pergi dari sana. Meninggalkan Taerae yang terdiam mematung, mencerna ucapan Hyura.
Sedangkan Hyura berjalan cepat sambil menahan isak tangisnya, dadanya begitu sesak saat mengatakan hal itu. Ia kembali membohongi dirinya sendiri, sampai kapan?
Dewa Cinta yang diam-diam memperhatikan keduanya hanya bisa menghela napasnya, kedua orang ini sama-sama egois dan tidak mau kalah. Tentu saja sangat sulit untuk menyatukan keduanya.
"Sama-sama suka menyakiti diri sendiri dan sama-sama pernah dikecewakan, kalian memang sudah ditakdirkan untuk bersama."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️
FantasyTaerae harus menanggung hukuman atas dosanya di masalalu, juga ia harus menemukan bintang yang bisa menuntunnya keluar dari hukuman yang selama ribuan tahun ini membelenggu jiwanya. Based on kdrama Hotel del Luna ©2023 zfnnn13_