XLV. Kami bertiga pamit

6 0 0
                                    

Setelah acara kencan berakhir, ketiga pegawai Star lost bersama Gunwook berkumpul di meja bar ditemani minuman dihadapan masing-masing.

"Aahh, rasanya baru kemarin aku melihat nona Hyura datang. Sekarang dia sudah berkencan dengan Kim sajang," ujar Gyuvin tak menyangka.

"Ya, waktu berjalan begitu cepat." sahut Hanbin.

"Itu artinya, kita harus segera pergi dari sini. Karena cepat atau lambat, hotel ini pasti akan menghilang." ujar Yujin.

"Jadi, kalian bertiga akan segera pergi ya?" tanya Gunwook.

"Tentu saja, kami tidak ingin menjadi arwah gentayangan di dunia ini." jawab Gyuvin.

Gunwook menghembuskan napasnya berat, ia sebetulnya tak rela dan tak siap melihat mereka bertiga pergi ke akhirat pada akhirnya.

"Hei, kau tenang saja. Kami akan berusaha untuk tidak melupakanmu dan juga semua kenangan baik yang sudah dilakukan bersama," kata Hanbin menenangkan Gunwook yang terlihat sedih.

Yujin mengangguk, ia kemudian mengeluarkan sebuah kamera jadul dan meletakkannya diatas meja.

"Ini kamera milikku, kau bisa menyimpannya. Disana, aku memotret banyak hal. Mulai dari kedatangan nona Hyura sampai acara tadi ada disana, simpan dengan baik ya." kata Yujin pada Gunwook.

Gunwook mengangguk seraya tersenyum kecil, "Terimakasih ya. Aku janji tidak akan pernah melupakan kalian dan akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian," ujarnya tulus.

"Terimakasih kembali Park Gunwook,"

🌼🌼🌼

Hyura menatap penampilan Yujin dari atas sampai bawah berkali-kali, ia tak menyangka lelaki itu terlihat sangat menawan dalam balutan seragam tentara miliknya.

"Kamu akan pergi sekarang Yujin?" tanya Hyura memastikan kalau Yujin sudah mantap untuk pergi ke akhirat.

Yujin mengangguk mantap, "Tentu saja nona. Urusanku di dunia ini sudah selesai, aku akan pergi bersama kakakku." jawabnya.

Hyura tersenyum, matanya terlihat berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan mengantar Yujin pergi, padahal baru kemarin rasanya ia bertemu dengan anak itu. Waktu berlalu begitu cepat.

"Aku pasti akan merindukanmu Han Yujin," ujar Hyura dengan nada gemetar.

"Aku juga nona,"

Hyura kemudian merentangkan tangannya, kode untuk Yujin agar memeluk dirinya. Dan Yujin langsung saja menghambur ke pelukan Hyura.

"Nona, jangan menangis." ujar Yujin yang merasakan baju dibagian pundaknya basah.

Hyura menggelengkan kepalanya, tangisannya malah makin keras dan hal itu tentu saja membuat Yujin panik dan takut.

"Astaga nona, kumohon berhenti menangis ya? Aku tak ingin Kim sajang marah karena sudah membuatmu menangis," kata Yujin sedikit takut, tangannya mengusap punggung Hyura menenangkan.

Hyura melepas pelukannya dan mengusap bekas air matanya kemudian menatap Yujin. "Jangan lupakan aku ya Yujin-ah,"

🌼🌼🌼

Taerae dan Hyura beserta Jiwoong --si malaikat maut-- mengantar Yujin bersama kakaknya. Ah, disana juga ada Hanbin dan Gyuvin yang sudah menangis sejak tadi karena kepergian Yujin.

Hyura menyerah sebuket bunga lily pada Yujin, "Selamat jalan Yujin, semoga kita bisa bertemu lagi di kehidupan selanjutnya." ujar Hyura dengan senyum kecilnya.

Yujin menerima bunga itu dan mengangguk, "Terimakasih nona, aku juga berharap kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya." balasnya.

Kali ini giliran Taerae yang maju kearah Yujin, lelaki itu menepuk bahu Yujin seraya tersenyum.

𝑆𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑠𝑡✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang