Bissmillahirrahmannirahim...
Gimana readers part 23, aman?
Follow akun aku juga ya agar kalian selalu dapat notiv
_______________________________________________Happy reading
__________________•
•
•
___"Haura kamu sudah makan nak?"
Ara hanya menggeleng pelan, "Ara nggak nafsu makan, bun"
"Astaghfirullah, nak. Jangan kayak gitu entar kamu juga ikutan sakit" kata Najwa sedikit tegas.
"Nggak apa-apa kan, bun? Haura ingin merasakan apa yang suami Ara rasakan sekarang, bun" katanya dengan suara bergetar.
"Astaghfirullah, jaga omongan kamu nak, setiap omongan kita itu adalah doa" tegas Fauzan.
Sungguh hati Haura sangatlah sakit melihat suaminya sekarang.
"Haura, kamu nggak boleh egois nak. Ingat anak yang ada dalam kandungan kamu, dia masih butuh asupan makanan" sambung Asa.
"Sudah tiga hari ini kamu juga belum pulang ke rumah kan? Nggak apa-apa sekarang gantian, Ali mama yang jaga ya. Kamu istirahat di rumah saja dulu" lanjut Asa.
Haura menggeleng lemah, "Rumah Ara ada di sini, ma. Rumah Ara sedang terbaring memperjuangkan hidupnya."
Air mata Asa jatuh begitu saja mendengar pernyataan Ara begitupun dengan Najwa. Mereka benar-benar tidak menyangka masalah seberat ini menimpah anak-anak mereka.
"Mana kunci rumah kamu, biar bunda sama abang yang ngambil keperluan kamu" Ara memberikan kunci rumah mereka pada Najwa.
"Abang mana?" Tanya Ara kemudian.
Haikal pun masuk ke dalam ruangan Ali menemui Ara. "Abang disini dek"
Tangis Ara pecah, ia menerjang tubuh Haikal dan memeluknya begitu erat.
Haikal mengelus lembut kepala Ara, "Abang tau suami kamu itu pasti kuat. Adek Abang juga tidak kalah kuatnya."
"Jalani dengan ikhlas dek, jika memang sudah takdirnya kita harus ikhlas, tapi ingat dek kita punya doa sebagai pegangan" lanjutnya.
"A- abang..." isakan piluh itu menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.
"Iya abang ngerti dek," Haikal melepas pelukkannya dan menghapus bekas airmata di pipi Ara.
Bukan berhenti menangis, Ara malah makin terisak.
"Kenapa dek?" panik Haikal dan Ara hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku kangen kamu, Mas. Kangen tangan kamu yang selalu ada untuk aku" batinnya.
•
•
•Haura masuk ke dalam kamar Ali dengan membawa beberapa makanan.
Hari terus berganti dan kini sudah 15 hari Ali terbaring koma. 15 hari bukan waktu singkat untuk Ara, sehari saja sudah terasa berat untuk Ara apalagi 15 hari ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Two A ✔︎ Ali & Ara (End)
Short Story[FOLLOW SEBELUM DI BACA!!!] WARNING! CERITA INI MURNI DARI PIKIRAN AUTHOR SENDIRI JADI JANGAN BAWA BAWA CERITA LAIN DALAM CERITA INI. SEKIAN. __ Ara gadis 19 tahun yang bebas dengan pergaulan, apakah bisa menjadi istri dari seorang dokter muda yang...