𝐓𝐰𝐨 𝐀 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐥𝐲

9.9K 495 37
                                    


Assalamualaikum jumpa lagi kita readers cantikku 🤗

Jangan lupa follow akun ini, vote dan komen juga yaa. Setelah cerita Two A ini aku bakal up cerita yang tidak kalah bucinnya dari Two A.

Jangan lama-lama kita simak kisah dari keluarga Two A ini.

Extra part!
_______________________________________________

Happy reading
___________________



"Mas, Khaira sama kamu dulu ya," ujar Ara.

Ali mengerutkan jidatnya, "banyak pasien?"

"Iya mas Alhamdulillah. Tadi aku di telpon ibu Ratna kalau di klinik itu ada 4 pasien partus" jelas Ara.

"Masya Allah"

"Iya mas, hanya saja aku takut pulang terlambat mas, kasihan Khaira nanti" lanjutnya.

Ali tersenyum tipis memandang istrinya, "Kamu ragukan jurus andalan aku, sayang?"

"Nggak mas, hanya saja aku yang nggak bisa jauh jauh dari anak-anak aku" terang Ara.


"Iya aku tau sayang, tapi kamu juga seorang bidan. Semoga dengan ini Allah mengangkatkan derajatmu, sayang" kata Ali menenangkan Ara.

"Aamiin ya Allah, makasih ya, mas"

"Na'am shalihah-ku"

Usai pamit ke Ali, Haura langsung bergegas ke Klinik tempatnya bekerja sekarang. Walau baru 2 tahun bekerja ia telah di tunjuk sebagai kepala di ruang kebidanan. Padahal disana banyak yang lebih senior dibandingkan dengan dirinya.

Ara tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya bahkan ia sangat menyukainya hanya saja ia tidak bisa berlama-lama seperti beberapa rekan kerjanya karena ia seorang istri dan juga seorang ibu. Haura sangat gelisah jika jauh dari kedua anak-anaknya.

"Assalamualaikum bidan Haura" sapa anak-anak magang.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawabnya sembari tersenyum seperti biasa.

"Permisi bidan, ini status pasien partus ibu Andini" kata Riri anak magang.

"Terimakasih ya"

"Sama-sama bidan"

"G7P5A1, Puka, Djj 140 x/i, situs memanjang, presentasi ubun-ubun belakang,dan pembukaan lengkap. TTV normal, H-3" Haura membaca status pasien partus.

"Siapa yang mau menyokong?" tanya Ara pada 2 anak magang.

"Boleh saya buk bidan?" Riri mengangkat tangannya.

"Boleh dek, ayok pimpin persalinannya" sambung Ara.

Sementara itu di rumah Ali tengah sibuk menjaga Khaira yang begitu aktif di usianya.
Sedangkan Kaffah belum pulang dari sekolahnya.

Tidak terasa Kaffah sudah TK saja.

"Mamam dulu ya" kata Ali pada anak bungsunya.

"Baba juda mamam yaa" kata Khaira sambil menyuapi Ali dengan sendok mainannya.

Ali terkekeh saat melihat anaknya yang begitu gemas. "Baba mamam tapiiiiiiii" katanya.

"Tapi apa ba?"

Two A ✔︎ Ali & Ara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang