Hari demi Hari.

23 2 0
                                    

Laura terus di siksa oleh pak Wahyu tanpa di sadari Laura jatuh pingsan, dan di sanalah pak Wahyu menghentikan siksaan itu.

"Mas gimana ini, apa dia meninggal?" Ucap panik bu Rosa.

"Dia tidak mati, dia hanya pura-pura saja biar kita kasihan" Balas pak Wahyu.

Bu Rosa pun mengecek keadaan Laura lantas Bu Rosa pun membuka suara, "Mas, Laura enggakpapa kan?" Tanya Bu Rosa.

Pak Wahyu pun mendecak pelan. "Ckk, kamu jangan memperhatikan dia, ayo ikut mas keluar saja biar mas yang mengunci pintunya, ayo cepat ke luar" Titah Pak Wahyu.

Bu Rosa serta Pak Wahyu pun ke luar dari kamar Laura, dan pak Wahyu pun mengunci kamar itu.

Di sisi Adzam.

"Ouy Bang dzam, lu ngapa dah" Ucap Raden.

Adzam pun menoleh ke arah Raden dan menjawab. "Gue ngga enak hati"

"Lu enggak enak hati napa dah?" Tanya Riski.

"Enggak tau hati gue kek nggak enak, kek ada sesuatu yang terjadi" Jawabnya.

"Ada apa ini kawan" Sora Ardi.

"Apasih lu datang-dateng" Balas Raden.

"Ehh cil sopan lu begitu?" Bales Ardi.

"Maaf deh pak tua" Ucap Raden.

"Ehh si anjir" Jawab Ardi.

Arull yang daritadi mendengarkan keributan itu pun langsung jengah. "Waktu itu Raden sama Rifki sekarang bang Ardi sama Raden, ayo siapa lagi gue masih keep strong" Ucap Arull.

"Palak bapak kau" Jawab Rifki.

"Udah-udah gue cabut dulu deh" Ujar Adzam.

"Yahh napa gitu Bang, baru aja gue mendaratin pantat gue" Jawab Jeano.

"Gue ada urusan mendadak, gue takut adek gue kenapa-napa" Jawab Adzam.

"Ohh yaudah hati-hati bang" Balas Raden.

Adzam pun mengendarai motor nya dengan sedikit kencang, karena Adzam ingin memastikan apakah ada sesuatu yang terjadi di rumah nya?.

Sesampainya Adzam di rumah.

Adzam langsung memarkirkan asal motornya dan beranjak masuk ke dalam rumah. "Adzam pulang" Sorai nya.

Pak Wahyu serta bu Rosa yang lagi duduk nyantai lantas menoleh ke putra sulung nya itu. "Kamu udah pulang bang?" Tanya Pak Wahyu.

"Keliatannya kalo abang udah ada disini ya berarti udah pulang, gimana sih yah" Jawab ketus Adzam.

"Ganti baju kamu bang" Ujar bu Rosa.

Adzam pun berpamitan untuk mengganti pakaian nya tetapi...Adzam melihat sesuata yang tak lain ialah kamar Laura yang engga biasanya terkunci di luar.

"Ehh? Kenapa ini kunci kamar nya Laura ada di luar sih?" Gumam Adzam.

Adzam yang merasakan keheranan dia pun hendak membukanya tetapi..... "Ehh bang beliin mamah Es Dawet mang Arif dong" Titah bu Rosa.

Adzam pun tersentak dan menjawab. "Te-tapi mah bentar Adzam mau mastiin dulu" Jawab Adzam.

"Udahlah abang cepetan mamah lagi pengen Es Dawet mang Arif" Ucap bu Rosa.

"Yaudah sini uang nya abang engga ada uang saku soalnya tadi habis di pakai traktir temen abang" Jelas Adzam.

Bu Rosa pun ngasih uang selembar ke Adzam, dan Adzam pun beranjak untuk pergi ke luar. "Huh syukur deh Adzam ngga masuk kamar Laura kalo masuk bisa bahaya, ini si mas kenapa teledor sih naro kunci kamarnya di luar" Ucap bu Rosa sembari mencabut kunci itu dan naruh di dalam pot bunga hias kecil.






Haii aku mengasih sedikit saja bumbu dapur nya,,,,eh bumbu komflik nya nanti aku up malam saaja. selamat membaca.. mohon votmen nya.

Home? [ON GOING) (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang