U.

10 1 0
                                    

Bu Rosa sudah sampai di rumah sakit nya dan berlari dengan tergesa-gesa. "Adzam zam dimana, dimana Laura?" Tanya bu rosa.

"A-adek adek di dalem mah"

"hiks kenapa bisa zam kenapa bisa?"

"Adzam gaa tau mah, adzam baru pulang main tiba-tiba adek adek udah tekapar di dalam kamarnya" jelas Adzam.

Hancur sedih Adzam serta bu Rosa menunggu di kursi tunggu yang tersedia sembari sedu menatap ruangan itu.
Dan dokter serta suster pun ke luar da ruangan itu. "Dok, sus gimana keadan anak saya?" tanya bu Rosa.

"Ibu apa benar anak ibu mempunyai kanker paru-paru basah?" Tanya doktee itu.

"Hah? kanker paru-paru basah" Bingung bu Rosa.

"Dok setau saya anak saya tidak punya riwayat penyakit yang begitu, dokter jangan mengada-ngada!" Tegas bu Rosa.

"Ibu tenang saya sudah memeriksanya dan itu benar ada. kanker nya sudah parah kemungkinan besar anak ibu tidak bisa selamat" Jelas dokter itu dan mampu membuat bu Rosa serta Adzam kaget.

"Apa maksud dokter Hah! Apa maksudnya adek saya kuat tidak mungkin dia menyerah begitu saja" Tegas Adzam.

"Tapi itu sudah kehendaknya, beliau sedang kritis silahkan masuk ke dalam, saya permisi dulu, ayok sus" Ucap dokter itu dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Adzam dan bu Rosa pun memasuki ruangan itu, dan ada Laura yang terbaring di kasur itu dengan penu selang selang yang ada di tubuhnya.

"Laura ini mamah nak, ini mamah" Ucap bi Rosa dengan tersedu-sedu.

"Mah udah mah adek ngga akan denger adek kritis mah" Ucap Adzam.

"Laura zam hikss Luara".

"Iya Adzam tau mah adzam tau". Ketika mereka sedang bersedih tiba-tiba ada seseorang memasuki ruangan itu dan....ternyata itu pak Wahyu dengan muka tidak bersalah nya memasuki ruangan itu.

"Mas, mas anak kita mas" Ucap bu Rosa dan menghampiri suaminya.

"Iya mas tau dia sedang kritis" Ucap pak Wahyu mengundang tatap an sinis dari Adzam.

"Darimana anda tau kalo kita lagi di rumah sakit?" Tanya Adzam.

"Santai nak ayah cuman mau liat seberapa bertahan anak sialan itu" Ucap pak Wahyu.

"APA MAKSUD ANDA!?" Teriak Adzam dengan mengangkat kerah baju ayah nya sendiri.

"Calm down son" Ucap pak Wahyu lalu menepis tangan Adzam.

"Ayah yang melakukan itu semua" Jujurnya.

Adzam yang mendengar itu dia murka di emosi langsung saja tanpa sadar dia memukuli ayah kandung nya sendiri. "IBLIS PEMBUNUH! AYAH MACAM APA ANDA YANG TEGA MEMBUNUH DARAH DAGINGNYA SENDIRI?!" Murka Adzam.

Bu Rosa yang melihat anak serta suaminya itu dia menghentikannya namun tidak bisa. "Hentikan apa kalian tidak tau tempat? ini rumah sakit kasianilah Laura yang sedang istirahat hikss"

"BRENGSEK AYAH KANDUNG MANA YANG TEGA BUNUH ANAK NYA SENDIRI HAH? BAHKAN ANDAN LEBIH KEJAM DARI PADA HANTU APAKAH ANDA TEGA JIKA SAYA MENGHABISI IBU ANDA?!" Ucap Adzam yang kesetanan dengan terus memukuli pak Wahyu.

"Santai nak Ayah tidak membunuhnya, ayah hanya mengasih pelajaran aja kepada anak kurang ajar itu" Ucap pak Wahyu.

"Brengsek saya tidak akan pernah menggangap bahwa anda adalah ayah kandung saya pergi dasar jelmaan Iblis!" Ucap Adzam dengan emosi dan tidak lama dokter dengan satpam datang.

"Ada apa ini ribut-ribut" Ucap dokter itu.

"Pak bawa dia ke kantor polisi dia penyebab adek saya masuk rumah sakit" Jelas Adzam pada dokter itu.

"Apa benar pak?"

"Tidak tidak saya hanya memberikan pelajaran saja kepada anak saya tidak membunuh nya" Ucap pak Wahyu.

"Astaga pak satpam cepat bawa dia" surug dokter itu, dan satpam pun memba pak Wahyu ke kantor polisi.

Gimana kelanjutannyaa???? Tungguuu nantii kitaa akann membahas nyaa byee byee.

Home? [ON GOING) (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang