"Jadi anak-anak ibu mohon harus patuh terhadap peraturannya, dan bagi yang melarang sudah ibu jelaskan akan di kasih hukuman serta dendaan" Jelas bu Nunung.
"Baik bu" Sora semua murid.
Skip....
Laura terusik dari tidurnya sebab dia mendengar orang yang muntah-muntah. "Eungh, siapa yang muntah" Gumam Laura.
Dan benar saja di kursi depan Laura ada murid yang muntah, Laura pun berdiri untuk melihat kondisinya. "Ehh Lili kamu gakpapa?" Tanya Laura pada murid yang bernama Lili itu.
"Eungh,,Kak Laura itu...Hoek" Jawab Lili terpatah-patah.
"Li bentar yaa aku minta obat dulu sama kak Putra" Ujar Laura.
"Iyaa kak makasih,,,,Hoekk,,huekk" Balas Lili.
Laura pun bergegas ke depan untuk menghampiri sang kakak kelas buat meminta obat.
"Kak ada obat?" Tanya Laura.
"Obat apa yaa Lau" Tanya balik Putra.
"Itu obat buat orang yang muntah"
"Sama sekalian air anget nya kak" Jawab Laura.
"Ohh bentar yaa Lau" Balas Putra sembari pergi menuju kotak obat-obatan.
Skip....
"Ini Lau" Kata Putra sembari menyodorkan obat dan juga air anget.
"Makasih yaa kak aku pamit permisi dulu" Jawab Laura dan langsung saja meninggalkan tempat itu.
Laura pun berjalan ke kursinya dengan hati-hati sebab susah berjalan dengan keadaan bus berjalan.
"Ehh Lau habis darimana kamu?" Tanya Rizky yang berpaspasan dengan Laura.
"Ehh itu...aku habisa ambil obat sama air" Jawab Laura.
"Obat?..Obat buat siapa" Tanya Rizky lagi.
"Buat Lili tadi Lili muntah" Balasnya.
"Ohh gitu"
"Iyaa gitu aku pamit yaa" Laura pun bergegas cepat untuk menuju kursi Lili.
Skip.....
Laura sudah ada di samping Lili dengan berjongkok berhadapan langsung dengan Lili. "Ini Li minum dulu air nya" Ucap Laura sembari menyodorkan air itu kepada Lili.
Lili pun mengambil air di tangan Laura dan langsung meminumnya pelan. "Ini obatnya" Ucap Laura lagi.
Dan Lili pun menerima obatnya dan langsung meminumnya. "Makasih yaa kak" Ucap Lili.
"Iyaa sama-sama,...Aku olesin minyak angin yaa Li biar perut kamu anget" Ucap Laura, Dan Lili pun hanya bisa mengganguk sebab dia sudah lelah dengan muntahnya daritadi.
Laura pun menggolesi minyak angin itu ke perut Lili dengan telaten. "Udah selesai aku izin kembali ke kursi aku lagi yaa Li...kalau ada apa-apa panggil aja aku di belakang kamu" Ujar Laura.
"Iyaa kak makasih yah sekali lagi" Ucap Lili lagi.
"Iyaa sama-sama Li" Balas Laura dan langsung berdiri untuk kembali ke kursinya sendiri., Saat hendak berjalan tiba-tiba bus menge ram mendadak dan mengakibatkan Laura hampir terjatuh tetapi,,,, Bukanya jatuh ke bawah tapi Laura jatuh ke pelukan seseorang..
(Kira-kira seperti ituu....pict hanya pemanis)
Laura hanya memejamkan matanya dan dia tersentak kala mendengar suara yang ia kenali. "Lu kagak apa kan?" Yap itu javas.
Lantas Laura pun membuka matanya dan langsung mendorong Javas....Javas pun terjatuh sebab dorongan dari Laura cukup keras. "Aduhh" Keluh Javas.
"Ehh maaf maaf" Ucap Laura sembari menolong Javas.
"Lu udah gue tolongin malah ngedorong sakit nih bokong gue" Adu Javas.
"Yaa maaf aku kaget kirain jatuh di kursi" Ujar Laura.
"Kursi mata lu bilang makasih keless" Ucap Javas.
"Iyaa sama-sama kok" Canda Laura.
"Kebalik peak" Jawab Javas.
"Kamu marah-marah mulu lagi PMS?" Kata Laura sembari menekan kata PMS.
"Emang gue cowok apaan yang pms" Balas Javas.
"Hehehe kan aku hanya bercanda maaf deh Vas" Ucap Laura.
"Iyee gue maafin...Emm tapi ada syarat nih" Ujar Javas.
"Ngapain pakai syarat" Tanya Laura.
"Yaa terserah gue lah" Balas Javas.
"Iyaa apa syarat nya cepetan" Tanya Laura lagi.
"Sabar napa,.. syarat nya nanti pas udah sampe lu harus sama gue terus" Jawab Javas.
Laura tersentak kaget dan nggak sengaja dia sedikit berteriak. "Hah!!? Apa maksud kamu enggak mau" Jawabnya.
"Harus dong kalau enggak....Gak akan gue maafin biar lu punya dosa sama gue" Kata Javas.
"I..iyaa udah kalau gitu aku mau" Finall Laura.
"Nah gitu dong" Balas Javas
"Heh Javis lu apain adek gue!" Teriak Adzam di belakang mereka
Anyeong....up ajaa meskipun enggak ada yang nungguin..Voment dong!! makasih❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Home? [ON GOING) (✓)
RandomBagi mereka Rumah adalah tempat ternyaman. namun bagi ku Rumah adalah Neraka yang menyeramkan. "Ayah memang pahlawanku tetapi aku tidak mengakuinya, aku memang membencinya tetapi aku mencitainya, di kala ayah tidak mengakui aku aku merasakan sakit y...