Sungguh Javas tidak tega melihat Laura terbaring dengan alat-alat di badannya. "Ayok dong bangun avas janji kalo kamu udah bangun, Avas bakalan beliin kamu album-album kesukaan kamu" Ucap Javas pada Laura.
flashback.....
"Hay, sayang lagi apa?" Tanya Javas pada Laura.
Laura yang mendengar panggilan itu ia pun menengok. "Oh hay liat deh ganteng banget kan? aku suka sama dia aku mau beli albumnya tapi uang aku selalu di sita setiap mau beli barang" Jawab Laura dengan wajah yang sangat murung.
"Kamu mau itu sayang?"
"Heem aku mauu tapii gimana yaa beli tapi biar gaa ketaun" Bingung Laura.
"Tenang nanti aku kasih kejutan buat kekasih aku yang cantik ini" Ucap Javas sembari mencolek hidung Laura.
Laura yang mendapatkan pelakuan itu dia blush pipinya merah bagaikan kepiting rebus. "Kamu bisa aja"
End.......
Dinda yang tak tega juga melihat Javas yang rapuh sembari memegang tangan Laura. Dinda pun menghampiri Javas dan mengusap punggung lelaki itu. "Sabar vas Lora anak nya kuat dia pasti bangun" Ucap semangat yang di berikan Dinda pada Javas. "Gue harus gimana din hiks gue engga tega liat dia kesakitan. Liat dia menderita gue engga tega hiks" Jawab Javas denga tersedu-sedu.
"Kita juga sama Vas kita ga tega liat Lora dengan keadaan yang begini"
Pintu ruangan terbuka menampilkan Adzam dengan keadaan yang begitu tidak enak di pandang mata sembab rambut berantakan. Dengan berjalan tertatih Adzam menghampiri sang ibunda. "Mah maafin Adzam, Adzam gagal jadi abang yang baik buat Laura"
"Adzam anak mamah engga gagal jadi abang yang baik buat adeknya, Tetapi ayah dan mamah yang gagal jadi orang tua buat kalian" Jawab bu Rosa dengan di temani air mata yang sudah tidak karuan.
Adzam rapuh dia langsung memeluk sang ibunda dengan tangisan yang pecah. Dinda serta Javas dan Zara pun menangis mereka tidak tega melihat Laura di tambah Adzam yang kehilangat semangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home? [ON GOING) (✓)
Ngẫu nhiênBagi mereka Rumah adalah tempat ternyaman. namun bagi ku Rumah adalah Neraka yang menyeramkan. "Ayah memang pahlawanku tetapi aku tidak mengakuinya, aku memang membencinya tetapi aku mencitainya, di kala ayah tidak mengakui aku aku merasakan sakit y...