Setelah kejadian itu Adzam dan Javas pun menepati hukumannya dengan berkeliling di pantai dufan.
Laura yang melihat abangnya dan juga temenya itu berlari pun keheranan masa olahraga jam segini sihh??. "Heh kenapa kamu?" Tegur Zara.
Laura yang sedang memperhatikan Adzam dan Javas pun tersentak kaget dan langsung menjawab. "Aduh ngagetin aja sih"
"Lah kamu sendiri ngapain?"
"Itu liat abang aku sama Javas ngapain lari-lari kayak gitu" Tunjuk Laura pada kedua lelaki itu.
Zara pun mengikuti arah telunjuk Laura dan yaa dia pun mulai bertanya. "Lah mereka lagi olahraga meni jam segini ih" Tanyanya.
"Kok kamu malah nanya balik sih aku juga gak tau, Kalau aku tau mah gak bakalan nanya kamu" Jawab Laura.
"Lagian sih"
"Laura Zara, mau ibu hukum kayak Adzam sama Javas" Teriak bu Marsih.
Zara dan Laura pun kaget langsung nengok ke arah belakang dan yaa benar saja ada bu Marsih berdiri di belakang mereka.
"E-eh nggak mau bu" Jawab Zara.
Laura jadi mengerti sekarang abangnya itu bukan sedang olahraga tapi di hukum sama bu Marsih. Tapi gara-gara apa yaa, pikir Laura.
"Yasudah cepetan jalan jangan lelet dan banyak berhenti mulu" Ujar bu Marsih.
"I-iya bu siap" Jawab mereka dan berpamitan permisi.
Disisi lainn.....
"Aduhh bang capek nih aelah" Keluh Javas yang terus berlari.
"Cupu lu gue juga capek anjing cepetan nanti di tambah lagi hukumannya" Jawab Adzam.
Mereka pun terus berlari, keringat membasahi tubuh mereka.
Skip....
Mereka sudah beres menyelesaikan hukumannya dan mereka pun menyusul anak-anak yang lain.
"Abang ini minum dulu" Ucap Laura sembari menyodorkan sebotol air kepada Adzam.
Javas yang melihat itu pun kebakar api cemburu padahalkan sama abangnya sendiri, tapi ia tak terima. "Punya gue mana?" Tanya nya.
Laura pun menoleh ke arah Javas dan nge jawab. "Kamu mau minum juga? maaf aku lupa kirain kamu bawa".
"Gaa adil banget" Balas Javas.
Adzam yang melihat kelakuan dari temennya adeknya itupun geli dan langsung saja membekam mulut si Javas dengan air sisa yang ada di botol nya sambil bilang. "Noh minum jangan manja" Ucap nya.
"I-itu lepasinh gueh gak bisa nafas pen muntah" Ucap nya terpatah-patah.
Adzam pun mulai melepaskannya kasian anak orang kalau mati bahaya. "Anjir bang gimana kalau gue mati"
"Yaa kalau lu mati tinggal di kuburin aja ribet lu" Jawab Adzam.
"Yee"
Sudah bosan Laura melihat pertengkaran mereka ini. "Udah bosen tau liatnya"
"Abang juga bosen sama nih orang" Balas Adzam
Javas yang tersinggung pun melirik ke arah Adzam sambil berkata. "Jangan bosen nanti kita iparan loh" Katanya
Laura yang mendengar itu pun langsung kaget, beda dengan Adzam yang langsung menoyor kepala Javas. "Sekolah yang bener lu" Jawabnya
"Hehehe siap kakak ipar"
"Gajelas lu, yuk dek kita jalan tinggalin aja manusia ini" Ucap Adzam pada Laura dan langsung saja pergi sambil menarik Laura.
"Astaga apa salahku" Gumam Javas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home? [ON GOING) (✓)
RandomBagi mereka Rumah adalah tempat ternyaman. namun bagi ku Rumah adalah Neraka yang menyeramkan. "Ayah memang pahlawanku tetapi aku tidak mengakuinya, aku memang membencinya tetapi aku mencitainya, di kala ayah tidak mengakui aku aku merasakan sakit y...