Sadar.

8 1 0
                                    

Singkat cerita Laura sudah melewati masa kritis nya dan dia sudah sadarkan diri. Kini Laura tengah membuka mata nya dan yang pertama Laura liat di depannya ialah Javas, Iya Javas yang sedang tertidur di lengannya. Laura tidak mau membangunkannya dia tersenyum melihat Javas, Tetapi Javas terbangun akan pergerakan Laura dan dia membuka matanya betapa terkejutnya melihat Laura. "S-sayang, kamu udah bangun?" Tanya linglung Javas.

Laura tidak menjawab dia hanyan mengangguk dan tersemyum. Javas yang melihat itu dia ucapkan syukur karena bisa melihat mata indah sang kekasihnya itu. "Bentar aku panggilin dulu dokter yaa"

kini dokter pun datang dengan Javas dan susternya. Dokter pun langsung memeriksa keadaan Laura. "Alhamdulilah Laura sudah melewati masa kritisnya dan di sudah mulai membaik tetapi.."

"Tetapi apa dok?" Tanya Javas.

"Lebih baik kita bicarakan di ruangan saya" Jawab sang dokter dan keluar dari ruangan Laura di ikuti oleh Javas. Dan di ruangan itu menyisakan Laura serta suster.

"Sus" Panggil Laura.

Suster yang tadinya mau mengganti infusan Laura pun menyaut. "Iyaa dek?"

"Suster apa dokter itu menceritakan bahwa aku tidak akan lama hidup?" Tanya Laura yang berhasil membuat suster itu seketika diam dan membeku. "Suster tidak tau dek. Tetapi kamu jangan memikir kesitu yaa, suster yakin kamu anak yang kuat" Jawab sang suster.

"Tetapi sus kalo emang bener aku pengen cepet-cepet ke temu Tuhan. Biar aku bisa hidup tenang dan ceria tidak akan merasakan sakit lagi" Ucap Laura.

"Suster izin ganti infus dulu yaa nanti suster dengerin kamu lagi" Alih suster itu.

Selesai mengganti infusan suster itu pun menjawab. "Kamu engga boleh ngomong seperti itu. Masih banyak yang sayang sama kamu"

"Tetapi ayah Laura juga tidak inginkan Laura"

"Mungkin ayah kamu lagi cepek dek. Suster izin pamit iyaa kamu istirahat dulu" Pamitnya dan di angguki laura.

Kenapa aku engga langsung mati aja=Batin Laura.

...............

Sedangkan di lain sisi kini sudah di ruangan dokter. Dokter pun mulai menceritakannya. "Kemungkinan besar Laura tidak akan lama hidupnya"

Javas terkejut dia lemas mendengarnya. "M-maksudnya dok?"

"Laura tidak akan lama lagi. penyakit dia sudah di stadium akhir di tambah dengan luka dalam di tubuhnya, menyebabkan hidup nya tidak akan lama" Jelas sang dokter.

"Enggak, engga mungkin"

"Itu sudah kehendaknya mungkin Laura jarang menjalankan kemonya"

Tanpa sepatah kata Javas meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruangan Laura. Laura yang merasa ada seseorang tiba-tiba dia berteriak. "Arghh jangan mendekat ampun, ampun ayah" Teriaknya.

Javas yang kaget pun mendekat ke arah Laura dan menyadarkannya. "Hei, hei look  at me. Ini aku avas"

Laura pun mulai berhenti dan sadar sambil berkata. "A-avas"

"Iyaa i'm here, Ada yang sakit?"

"Jangan pergi disini aja sama lura"

"Iya avas akan tetap disini sama cantiknya Avas" Jawab Avas.

"Janji?" Ucap Laura sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

"Iyaa avas janji" jawab nya dan menempelkan jari kelingkingnya dengan kelingking Laura.

"Avas telpon abang Adzam dulu yaa"

"Bang Adzam dimana?"

"Iya bentar Avas telpon dulu" Jawabnya dan di angguki Laura.

"Bang?"

(......)

"Laura udah sadar dia nyariin lu"

(.....)

"Okee bang"

Sambungan terputus dan Laura pun kembali ke kamar Laura dan duduk di kursi yang ada di samping bed nya. "Abang udah datang?"

"Belum dia mau kesini sama mamah" Jawabnya.

"Mamah?"

"Iyaa mamah, Mereka mau kesini"

................

Singkat dengan terburu-buru Adzam serta bu Rosa datang ke ruangan Laura. Dan tangis bu Rosa mengundang tatapan Laura yang terbaring di bed nya. "Adek hiks, Kamu udah sadar mamah kangen Kamu udah 1 bulan koma"

Laura yang melihat mamah nya nangis dia mengulurkan tangannya dan mulai mengusap air mata ibundanya. "Mamah, Jangan nangis"

"Iya mamah gaa akan nangis lagi" Jawab bu Rosa sembari menghapus air matanya.

"Abang"

Adzam yang di panggil pun mendekat ke arah Laura. "Iya dek abang disini"

"Abang Laura kangen abang" Ucap Laura.

"Abang juga kangen kamu hiks"

"Abang jangan sedih hati Laura sakit kalo liat abang sedih. Abang Laura mau liat abang lamaran sama pacar abang" Jelas Laura.

"Kamu harus sembuh yaa dek kalo kamu sembuh abang janji akan ngelamar kak Suci" Janji Adzam.

"Adek akan sembuh untuk liat abang adek bahagia" Ucap Laura.

"Mau peluk" Ucap Adzam.

Laura pun merentangkan tangan nya dan di sambut hangat oleh Adzam. "Mamah sini peluk" Ucap Laura pada sang ibunda.

Maaf jika suatu nanti Laura buat kalian kecewa dan sedih=Batin Laura.

Laura sudah sadar brooo,,, nantii kitaa akan percepat biar engga lamaa,,bubayy.

Home? [ON GOING) (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang