"Gue bilang ga ya ga..."
Jisoo menatap datar rosé yang berada di hadapannya, sedangkan rosé meremas botol air mineral yang ia pegang.
Setelah mengatakan hal itu, jisoo langsung pergi meninggalkan rosé di pinggir lapangan sendirian.
Rosé hanya bisa menghela nafas lalu menatap para sahabatnya yang sedaritadi mengawasinya.
Dengan langkah malas, rosé berjalan mendekati mereka. "Udah ga usah sedihh.. Lo kan tau kalau dia tuh cuekk..." Joy yang menepuk nepuk kedua pundak rosé.
"Baru seminggu... Semangat donggg.." Ucap irene yang merangkul rosé, "nah bener kata Rene... Baru seminggu.... Masih ada seratus empat puluh tiga hari lagi..." Ucap jennie yang mengangguk.
"Kalau misalnya ga luluh juga gimana? Gue baru seminggu aja udah ga tahan.. Ga bisa gitu dare nya di ganti?" Rosé yang menatap intens ketiga sahabatnya.
"Engga bisa..." Serentak ketiga sahabat nya membuat rosé menghela nafas sembari memutar bola mata malas.
"Jadi nyesel gue milih dare kemarin... Tau gitu truth aja..."
Ucapan rosé itu membuat ketiga sahabatnya terkekeh, "udahh lah jangan di pikirin... Gimana kalau sekarang kita girls time?" Usul jennie.
"Nahhh ide bagusss..." Serentak irene dan joy, "inget guys kita ada rapat..." Ucapan rosé itu membuat ketiga nya menepuk jidatnya.
"Udah ayo ke ruang OSIS, pasti yang lain udah nungguin..." Rosé yang menenteng tasnya lalu meninggalkan ketiga sahabatnya.
Seminggu sebelum nya....
Rosé masuk ke ruangan OSIS, ia baru saja dari kantor guru karena pak mino yang memanggilnya.
Di ruangan itu hanya ada joy, irene dan jennie karena ketiganya menunggu rosé. "Ngapain lo bertiga?" Rosé yang mendekati ketiganya.
"Kita lagi main truth or dare... Lo ikut ga?" Irene yang bertanya, "truth or dare?" Rosé yang menyirit.
"Iya, ayo ikutttt..." Bujuk jennie membuat rosé mengangguk, "nahh berarti lo yang dapet giliran sekarang... Truth or dare?" Ucapan joy itu membuat rosé menyirit.
"Lah.. Kok gue? Gue kan baru join..." Ucap rosé, "karena lo yang terakhir... Udah cepetan truth or dare?" Ucap jennie.
"Dare aja..." Ucap rosé asal, sedangkan ketiganya sahabatnya serentak langsung memikirkan dare buat rosé.
"Jadi apa dare buat gue?" Rosé yang bersedikap dada, "hmmmm... Apa ya yang cocok..." Irene yang mengelus ngelus dagunya.
Namun tak berapa lama ketiganya serentak saling tatap tatapan membuat rosé heran sendiri.
"Kenapa lo bertiga?"
"Luluhkan crush lo!" Serentak ketiganya membuat rosé tertegun, "h-hah?" Rosé yang sedikit ngebug.
"Lo harus luluhin jisoo..." Ucap joy membuat rosé memelototi nya, "cih, ga mau..." Rosé yang menolak.
"Itu darenya kalau ga lo harus traktir boba satu sekolah... Satu orang satu boba yang paling mahal... Wahahaha... Gimana?" Ucapan jennie itu membuat rosé merengut.
"Gila aja lo... Bisa di marahin daddy gue..." Rosé yang memutar bola mata malas, "ya mangkanya itu... Luluhin jisoo selama seratus lima puluh hari atau traktir boba? Lo kan anak bungsu dari keluarga kaya raya..." Jennie yang menyenggol lengan rosé.
"Yang kaya daddy gue, bukan gue..." Rosé yang memutar bola mata malas, "kok seratus lima puluh hari jen?" Irene yang bertanya.
"Dari pada kita batasi setahun kan ga lucu..." Jawab jennie, "iya juga sih... Tapi itu ga lama banget jen?" Joy yang kini bertanya.
"Engga lah... Kalau ukuran es kutub itu udah paling cepet darenya..."
"Anjirr di ukur ga tuh... Tapi kenapa harus jisoo sih?" Rosé yang sedikit merengut, "karena Jisoo crush lo..." Serentak ketiganya membuat rosé berdecih.
"Cih, harus banget dia?"
"Iya cegil jisooooooo..." Ucapan joy itu di balas lirikan tajam oleh rosé, "gue ga cegil Jisoo ya njir..." Ucap rosé yang kembali merengut.
"Bohong ah... Lo aja nyimpen banyak paparazi jisoo lagi ngebasket di galeri lo... Bahkan lo buat folder nya... Itu bukan cegil namanya?" Ucapan jennie membuat kedua telinga rosé memerah.
"Bacot bacot bacot... Udah deh ganti dare aja... Gue ga bisa... Tuh orang susah..." Ucap rosé yang membuka almamater nya.
"Yaelahhh belom nyoba udah nyerah.. Coba dulu dongggg masa udah nyerah duluan..." Joy yang membujuk rosé.
"Susah joyyyy... Dia pasti ga akan luluh sama guee.... Dan nanti bakal percuma..."
"Lo mau di sukain balik ya sama jisoo mangkanya lo ngomong gitu?" Irene yang menyipitkan matanya.
"H-hah? Apa sih engga..." Rosé memasukkan almet nya ke tas sekolahnya, "ya kalau engga kenapa nolakkk kan kita cuman mau lo ngeluluhin aja bukan ngejadiin dia pacar gimana sikkk..." Ucap jennie.
Rosé yang berkali kali di bujuk itu hanya menghela nafas, "yaudah yaudah.. Tapi kalau gue ga sanggup gue boleh nyerah kan?" Rosé yang menyirit.
"Boleh asal jangan nyerah di bulan pertama..." Ucapan jennie di angguki joy dan Irene secara bersamaan..
"Yaudah iya... Gue Terima tantangan lo pada..."
"Nahhh gitu donggg... Itu baru rosé..."
"Bacot... Udah ah ayo pulang..." Ucap rosé sebelum meninggalkan ketiganya, "yeuuu si anjir malah ninggalin.." Irene yang mengejar rosé, begitu juga dengan jennie dan joy.
Vote saja
KAMU SEDANG MEMBACA
150 DAYS-END-
Teen Fiction"Udah di kasarin masih aja di deketin... Dasar roje.." -Irene "Mending lo uncrush aja deh jir... Gue ga suka lo di kasarin dia terus.." - Jennie "LAIN KALI TAMPAR AJA DEH MULUT NYA KALAU KASAR LAGI SAMA LO JEH, KESAL BANGET GUE" - Joy