dua dua

1.3K 206 10
                                    

Rosé menatap intens Jisoo yang masih tetap menatap datar dirinya. Di ruangan OSIS itu banyak sekali siswa yang berkumpul karena para anak OSIS tiba tiba saja merazia seluruh kelas.

Maka dari itu mereka banyak sekali mendapatkan barang barang yang seharusnya tidak mereka bawa ke sekolah, dan Jisoo cs ikut masuk karena mereka ketahuan membawa rokok dan vape.

Mereka semua masih mendengarkan arahan guru bk mereka sebelum para anak OSIS di bagi tugas nya untuk mengawasi mereka yang bermasalah menjalankan hukuman mereka.

"Buset, Li... Liat noh kucing lo tajam amat natep lo..." Bisik Wendy yang menyenggol lengan Lisa.

"Diem lo njir..." Lisa yang sengaja tidak menatap Jennie.

Jennie sendiri hanya memasang tatapan tajam saja pada Lisa yang sengaja tak menatap dirinya.

Tak berapa lama, guru bk membagi tugas anak OSIS masing-masing.

"Sisanya bakal di awasi Rosé.." Ucap guru bk menatap Rosé lalu menatap delapan murid yang tersisa.

Jisoo, Lisa, Wendy, Seulgi, Dahyun, Jeongyeon, Moonbyul dan Amber.

"Kamu awasi mereka mencabut rumput halaman belakang sekolah..." Ucap guru bk.

"Loh pak? Itu banyak loh pak... Yang bener ajaa..." Amber protes.

"Hukuman impas buat kalian, kalian sudah membawa barang yang dilarang dan juga seragam kalian tak pernah rapi..." Ucap guru bk.

"Yaelah pakkk, ringankan dong pak..." Wendy berbicara.

"Tidak ada..." Guru bk menggeleng.

"Ayolah pak... Di luar lagi panas banget... Belum lagi kita kita nyabut rumput nya pake tangan doangg..." Ucap Moonbyul.

"Saya tidak menerima alasan kalian... Sudah Rosé bawa mereka ke belakang sekolah.." Guru bk bersedikap dada.

"Iya Pak..."

🌹🌹

"Kamu udah ngerokok dari kapan?" Rosé menatap Jisoo berjalan di depannya.

"Lama." Jawab Jisoo.

"Iya kapan?" Tanya Rosé merengut.

"Lama... Dua tahun terakhir." Jisoo menoleh ke Rosé yang bersedikap dada.

"Kamu tau apa dampak negatif dari rokok?" Rosé berhenti berjalan.

"Tau." Singkat Jisoo.

"Jadi kenapa masih ngerokok? Kamu mau sakit kah?" Rosé sedikit menyirit menatap Jisoo.

"Iya maaf." Ucap Jisoo.

"Kamu boleh merokok cuman jangan terlalu sering, bahaya buat kamu... Nanti kamu bisa sakit tau... Batasin kalau ngerokok... Kalau bisa juga berhenti.." Rosé yang mengomel.

"Iya maaf...." Jisoo mendekati Rosé.

"Gausah deket deket..." Rosé yang berjalan mundur.

"Ya oke." Jisoo yang berbalik hendak meninggalkan Rosé.

"Anj lo Jisoo! Gua malah di tinggalin bukannya di bujuk!" Rosé yang kesal.

"Jadi aku harus apa?" Jisoo kembali menatap Rosé.

"Gak tau! Pikir sendiri! Aku mau pulang sendiri aja!" Ucap Rosé sebelum meninggalkan Jisoo.

Jisoo sendiri menghela nafas sebelum ia mengejar pacar nya itu.

"Sayang." Jisoo mengekori Rosé di belakang.

"Udah sana kamu pulang aja.." Ucap Rosé tanpa menatap Jisoo.

"Hey.." Jisoo yang meraih pergelangan tangan kanan Rosé.

"Apa sih?! Lepasin.." Rosé yang memasang wajah masam.

"Jangan marah lagi, ayo pulang sama aku." Ucap Jisoo dengan wajah datarnya.

"Gak.mau." Rosé yang tetap merengut.

"Awas aku mau pulang naik taksi aja, aku ga mau pulang sama batu.." Rosé yang berusaha melepaskan genggaman Jisoo.

Bukannya melepaskan, Jisoo malah menggendong Rosé seperti menggendong karung beras. Hal itu pula membuat Rosé sedikit kaget.

"Ih! Lepasinn!!" Rosé yang memukul mukul punggung Jisoo.

Jisoo meletakkan gadis itu di atas motor besar miliknya.

"Nurut aja." Jisoo memakaikan helm pada Rosé.

Sedangkan Rosé bersedikap dada sembari menghela nafas kasar.

"Jangan marah marah, nanti kita beli ice cream..." Jisoo mengeluarkan motornya dari parkiran.

"Aku ga mau makan ice cream sama batu." Ucap Rosé.

"Yaudah aku anter kamu pulang, aku makan ice cream sendiri..." Jisoo menatap sekilas Rosé.

"Dih kok gitu sih!" Rosé yang makin kesal.

"Kamu bilang kan ga mau makan ice cream sama aku." Jisoo naik ke atas motor.

"Tau deh terserah kamu..." Rosé mendengus kesal.

🌹🌹


Jisoo menggeleng kecil melihat Rosé yang sibuk memakan ice cream nya.

"Udah jangan marah marah lagi, maafin aku." Ucap Jisoo sedikit mengacak rambut Rosé.

"Hmmmm..." Rosé yang memutar bola mata malas.

"Gausah marah marah, nanti aku usahain ga ngerokok lagi." Jisoo mengusap sudut bibir Jisoo yang terkena noda ice cream itu dengan jari jempol kanannya.

"Ya ya ya, aku males percaya sama batu..." Ucap Rosé tanpa menatap Jisoo.

"Yaudah terserah." Jisoo memutar bola mata malas.

"Ayo duduk makannya... Jangan kayak anak kecil gitu.." Jisoo menarik Rosé menuju kursi taman.

Sebelum Rosé hendak duduk di samping Jisoo, tiba tiba saja Jisoo menarik pinggang Rosé sehingga gadis itu duduk di pangkuan Jisoo.

"Kenapa??" Rosé yang menyirit sembari menatap Jisoo.

"Kotor, nanti rok kamu ikutan kotor." Jisoo membaguskan posisi pangkuannya.

"Sok perhatian..." Rosé tersenyum miring menatap Jisoo.

"Terserah kamu." Jisoo kembali memutar bola mata malas.

"Ji.." Panggil Rosé membuat Jisoo menoleh.

"Iya?" Ucap Jisoo dengan wajah datar khasnya.

"Coba berhenti merokok ya? Aku ga mau kamu sakit." Ucapan Rosé itu membuat Jisoo menyirit.

"Huh?"

"Selain kamu yang sakit, orang sekitaran kamu juga bakal ikut sakit kalau ngehirup asap rokok.... Mommy aku tiada juga karena selalu ngehirup asap rokok daddy... Dulu.." Ucapan Rosé itu membuat Jisoo sedikit tertegun.

"Iya maaf, nanti aku coba." Jisoo mengeratkan pelukannya yang berada di pinggang Rosé.

Hal itu pula membuat Rosé tersenyum karena perkataan Jisoo tadi.

"Good baby.." Rosé yang sengaja mempuk puk kepala Jisoo dengan pelan.

"I'm not a baby." Jisoo yang sedikit merengut.

"But you're my baby, citrus baby..." Rosé yang dengan sengaja mencubit gemas pipi kanan Jisoo.

Jisoo sendiri hanya bisa pasrah dan hanya menghela nafas pelan saja tanpa membantah perkataan Rosé.

Jika ia membantah, pasti gadis blonde itu akan tantrum seperti sebelum sebelum nya.

















Vote and comment guys

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang