"Apa yang kau lakukan di luar, jie?"
Jisoo menoleh mendapati seorang gadis yang datang sembari membawa dua kaleng cola.
"Aku? Hanya mencari udara segar..." Jisoo melirik Jessica yang duduk di sampingnya.
"Udara malam itu dingin, Jisoo... Nih ambil..." Jessica memberi satu kaleng cola pada Jisoo.
"Terimakasih, kau sampai di sini kapan?" Jisoo yang bertanya.
"Aku? Aku tadi sore sampai akan tetapi aku ke rumah pacar ku dulu... Lalu aku sampai di sini saat kau sedang mandi di atas..." Jawab Jessie atau Jessica.
"Oh, pantas"
"Bagaimana sekolah mu hari ini?" Jessie yang bertanya pada sang adik.
"Biasa saja..." Jisoo menggidik kedua bahunya.
"Hanya saja gadis pengganggu itu menemani ku basketan kali ini" sambung Jisoo tanpa menatap Jessie.
"Oh ya? Bukan kah bagus? Pasti sangat menyemangati dirimu..." Ucap Jessie.
Adik sepupunya itu pernah bercerita padanya kalau ia selalu saja di ikutin oleh seorang gadis centil yang selalu membuat dia kesal.
"Tidak, dia benar benar mengganggu ketenangan ku..." Jisoo yang memutar bola mata malas.
Sedangkan Jessie hanya menggeleng saja sembari tersenyum.
"Awas jatuh cinta..." Jessie yang menatap langit.
Ucapan Jessie itu membuat Jisoo menyirit menatap dirinya.
"Tidak, tidak akan." Jisoo yang kembali menatap langit.
"Omongan manusia susah di percaya... Semua bisa berubah kapan saja... Semoga kau luluh, adik kecil..."
"Ck, tidak akan."
🌹🌹
Rosé melepaskan almamaternya sembari menghela nafas pelan. Ia kini berada di ruangan OSIS sendirian. Moodnya hari ini sedang menurun karena tadi pagi ia sempat berdebat kecil dengan sang daddy.
Tiba tiba saja pintu ruangan terbuka membuat Rosé reflek menoleh mendapati guru bk datang bersama dengan empat berandal sekolah.
"Rosé, bisa saya minta tolong denganmu?" Tanya guru bk.
"Eh, bisa pak..." Ucap Rosé sembari melonggarkan sedikit dasinya.
"Tolong awasin mereka di lapangan ya... Mereka saya hukum lari sepuluh kali dan push up lima kali... Mereka tadi keluar lingkungan sekolah..." Ucap guru bk.
"Begitu ya pak... Yasudah tak apa... Saya akan mengawasi mereka..." Rosé yang melirik Jisoo.
"Baik, tolong ya, Rosé... Saya harus pergi dengan kepala sekolah sekarang..."
"Iya Pak, tak apa... Saya akan mengurusnya.."
"Kalau begitu saya permisi dulu ya..." Ucap guru bk sebelum pergi dari sana.
Tersisa lah empat remaja yang saling berhadapan dengan ketua OSIS mereka. Rosé bersedikap dada menatap mereka berempat.
"Gue yakin deh abis ini lo bertiga bakal di marahin sama tiga orang galak di sekolah ini..." Ucap Rosé pada Seulgi, Wendy dan Lisa.
"Shut, diem deh lo jangan nakut nakutin gue..." Ucap Lisa yang merengut.
"Lagian siapa suruh lo pada keluar lingkungan sekolah?" Rosé menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
150 DAYS-END-
Teen Fiction"Udah di kasarin masih aja di deketin... Dasar roje.." -Irene "Mending lo uncrush aja deh jir... Gue ga suka lo di kasarin dia terus.." - Jennie "LAIN KALI TAMPAR AJA DEH MULUT NYA KALAU KASAR LAGI SAMA LO JEH, KESAL BANGET GUE" - Joy