tujuh belas

1.3K 210 6
                                    

"Kamu pergi sama siapa dek?"

Sejeong yang melihat Rosé sedang memakai sepatunya.

"Temen dad." Rosé yang berdiri.

"Ochie pergi dulu..." Ucap Rosé yang pergi begitu saja.

Sejeong sendiri hanya tersenyum saja sembari menggeleng. Ia ikut keluar karena ia juga akan pergi sekarang. Sejeong menyirit melihat Jisoo yang keluar dari mobil nya.

"Lo kok tumben bawa mobil?" Rosé yang bertanya pada Jisoo.

"Biar ga berdebu di garasi." Jisoo memberikan dasinya pada Rosé.

Mata Jisoo tak sengaja melihat Sejeong membuat ia tersenyum tipis.

"Uncle.." Sapa Jisoo pada Sejeong yang hanya mengangguk saja sembari tersenyum.

Lalu setelah Sejeong pergi menuju garasi. Rosé sendiri memakaikan dasi milik Jisoo.

"Lo udah sarapan?" Jisoo yang bertanya sembari menunduk sedikit agar Rosé tidak susah.

"Udah tadi, lo?" Rosé yang membuat simpul dasi.

"Udah juga." Jawab Jisoo.

"Rapikan dulu seragam lo, masukin bajunya." Perintah Rosé sembari mundur selangkah.

Jisoo hanya mengangguk saja dan melakukan apa yang Rosé katakan. Hal itu pula tak lepas dari pandangan Alice yang memantau keduanya dari dalam.

"Waduh waduh.... Seperti pasangan suami istri saja kalian..." Celetuk pak satpam yang sedari tadi menatap keduanya.

"Memang pak." Ucapan Jisoo itu membuat Rosé menatapnya.

"Lo mau nikah sama gue?" Rosé yang merapikan jas Jisoo.

"Iya, nikah sama park chaeyoung." Ucapan Jisoo itu membuat Rosé memutar bola mata jengah.

"Halu lo." Ketus Rosé.

Hal itu pula membuat pak satpam dan Jisoo terkekeh karena wajah Rosé yang cemberut.

"Jangan cemberut, nanti lo tambah jelek." Ucapan Jisoo itu membuat Rosé memukul dada nya.

"Serah gue." Rosé yang memakaikan atribut pada jas Jisoo.

🌹🌹


Jisoo memerhatikan para panitia yang sibuk dengan tugasnya masing masing, sedangkan dia sendiri hanya mengawasi saja.

Di stadion itu sudah ramai sekali tamu dan bahkan walikota saja sudah berada di kursi khusus di depan.

"Menurut lo gimana penampilan mereka?" Rosé yang sudah berada di samping Jisoo itu menatap lurus ke depan.

Di panggung sudah ada beberapa anak dance termasuk Jennie, Joy dan juga Irene.

"Pakaian nya terbuka tapi gue yakin mereka bagus..." Ucapan Jisoo membuat Rosé tersenyum miring.

"Ya dong, kan gue ketua nya.."

"Pantes bajunya terlalu terbuka..." Ucapan Jisoo membuat Rosé merengut menatap dirinya.

"Ya kan tetep cantik mereka... Ga malu maluin.." Bela Rosé.

"Sama aja mereka juga bakal di sinisin pacar mereka karena bajunya terlalu terbuka..." Jisoo memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Pacar nya tuh terlalu posesif..." Ucap Rosé yang bersedikap dada.

"Kalau lo punya pacar gitu juga pacar lo bakal marah." Ucap Jisoo.

"Pacar gue kan lo.." Rosé yang mengedipkan sebelah matanya.

Hal itu pula membuat Jisoo memutar bola mata malas.

"Eh ga, gue pacar Chanyeol.." Ucapan Rosé itu membuat Jisoo melirik ke arahnya.

"Kayak nya pacaran sama chanyeol seru deh... Di romantisin... Di jaga terus.... Di bucinin... Di posesifin... Jadi pengen pacaran sama chanyeol...." Ucapan Rosé itu membuat Jisoo sedikit menyipitkan matanya.

"Mau kemana?" Jisoo yang menahan lengan Rosé saat Rosé hendak pergi dari sana.

"Jumpa chanyeol tuh..." Ucap Rosé yang menunjuk chanyeol.

"Ngapain?"

"Ga ada sih, mau ngobrol aja.."

"Gausah, ayo ikut gue." Jisoo menarik Rosé pergi.

"Mau kemana??" Rosé yang sedikit menyirit.

"Jajan." Jisoo menautkan jari jarinya ke jari jari Rosé.

Hal itu pula membuat Rosé sedikit tertegun sembari menyipitkan matanya menatap Jisoo yang sama sekali tidak menatap dirinya.

"Lo kenapa dah? Kalau mau jajan sana sendiri.. Gue mau ketemu chanyeol ihh..." Ucap Rosé.

"Ga boleh."

"Kenapa sih? Cemburu yaa?" Goda Rosé.

"Ga, ngapain gue cemburu." Ucap Jisoo.

"Halah, bilang aja lo cemburu..."

"Engga."

"Dasar bayi... Gengsian amat..."

Mendengar hal itu Jisoo menoleh ke Rosé sembari menatapnya datar.

"Apa? Gue memang bener kan?" Rosé menaikkan sebelah alisnya.

"Ga."

"Cih.... Dasar bayi..." Ucap Rosé.

"Gue bukan bayi."

"Yaudah Citrus baby..."

"Ck, gue bukan bayi, Rosé."

"Yayaya..."

"Ngomong ngomong kemarin lo kenapa nanya tanggal lahir gue?" Rosé menoleh ke Jisoo.

"Ga ada." Singkat Jisoo.

"Yakin?"

"Iya."

"Tapi lo tau tanggal lahir gue dari mana?" Rosé yang bertanya lagi.

"Irene." Ucapan Jisoo itu membuat Rosé heran.

"Lo nanya ke dia?" Jisoo hanya mengangguk saja mendengar perkataan Rosé.

"Emang buat apaan sih? Tumben banget.." Ucap Rosé.

"Nanti juga lo tau.."

"Hah?"

"Apa sih lo ga jelas... Dah ah gue mau ke chanyeol aja.." Ucap Rosé lagi.

Rosé pergi dari sana meninggalkan Jisoo yang hanya diam saja melihat dirinya, tidak ada niatan untuk mengejar gadis blonde itu.

"Liatin aja tross..."

Jisoo melirik ke sumber suara, di mana para sahabatnya berjalan mendekati dirinya.

"Mau kemana? Jangan kabur, yang kabur kena sp satu." Jisoo yang bertanya.

"Siapa yang mau kabur, orang kita mau ke stan makanan.. Ikut ga lo?" Lisa yang bertanya.

"Males." Jawab Jisoo dengan wajah datarnya.

"Halah, udah ayo ikut.. Gue tau lo juga laper..." Seulgi merangkul Jisoo.

"Daripada diem diem bae, mending lo ikut kita aje..." Wendy yang merangkul Lisa.

Sedangkan Jisoo hanya memutar bola mata malas, membiarkan dirinya di tarik oleh seulgi.

Keempatnya kini sudah berada di stan stan yang menjual makanan, mereka celingak celinguk mencari apa yang bisa mereka beli.

Sampai pada akhirnya mereka berempat pergi ke stan yang menjual long fried potatoes.

"Lah ji, itu roje..." Wendy menunjuk Rosé yang berdiri lumayan jauh dari mereka.

"Njirr, sama si chanyeol tuh anak..." Ucap seulgi melihat siapa yang berada di samping Rosé.

"Wih mana deket banget lagi keliatan nya..." Celetuk Lisa.

"Lalu?"

Walaupun Jisoo berkata seperti itu, ia tetap melihat kemana telunjuk wendy mengarahkan tadi.
















Vote and comment guys

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang