"AKHIRNYA GUA LULUSSSSS!!" Teriak Lisa yang merangkul Wendy.
"Lisa tai, telinga gua sakit bangsat." Wendy menoyor kepala Lisa.
"Hehehe ya maap njir.." Lisa yang menyengir sembari menggaruk kepalanya.
"Woahhhh akhirnya gua keluar dari sekolah ini!" Seulgi yang merentangkan kedua tangannya.
"Turunin, ketiak lu bau." Ucapan Jisoo itu membuat Lisa dan Wendy tertawa.
"Tai lo, Ji.. Wangi gini di bilang bau.. Kurang asem.." Seulgi merengut sembari mencium tubuhnya yang wangi vanilla.
"Btw nih ciwi ciwi kemana dah?" Wendy merangkul Seulgi.
"Masih sibuk kali.. Udah kita tunggu aja.." Lisa melepaskan jas nya itu.
"Malam ini ke resto biasa." Ucap Jisoo.
"Oke siap, kita di bayari ketua guys.." Lisa berucap.
"Bayar masing-masing." Jisoo memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"Yaelahh, kirain mau di bayarin.." Ucap Seulgi yang memutar bola mata malas.
"Bercanda, udah lo pada dateng nanti malam." Jisoo ber-smirk.
"Azekkkk di bayarin ketuaaa!" Seru Wendy.
"Oh iya ji... Ngomong ngomong, soal kembaran lo yang lo ceritain dua bulan lalu itu... Dia masih ngikutin lo?" Lisa bertanya membuat keduanya yang lain ikut kepo.
"Engga.. Dia udah ga ngikutin gua lagi sejak kejadian itu." Jisoo menggeleng.
"Bagus lah, ngapain juga tuh orang gila ngikutin lo.." Ucap Wendy.
"Akhirnya kapok juga tuh orang... Kena balasannya.." Ucap Seulgi.
Sedangkan Jisoo hanya terkekeh saja mendengar ketiganya.
Tak lama empat gadis yang mereka tunggu itu muncul di hadapan mereka.
"Darimana aja lo pada? Lama bener.." Ucap Wendy.
"Kita foto foto sekelas dulu... Buat video juga, mangkanya lama.." Jennie yang menjawab.
"Jadi udah selesaikan?" Kini Seulgi bertanya.
"Udah... Udah bisa balik juga..." Ucap Joy mengangguk.
"Balik ga nih? Kaki gue sakit banget daritadi berdiri mulu.." Rosé yang merengut.
"Ji, gendong tuh ji... Udah di kode juga.." Lisa menyenggol lengan Jisoo.
Hal tersebut membuat Rosé memelototi nya, sedangkan para sahabat Rosé hanya tertawa saja.
"Mau di gendong?" Jisoo bertanya dengan wajah datarnya.
"Engga, aku masih bisa jalan.." Ucap Rosé menggeleng.
"Yakin?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya.
"Iya ji.." Ucapan Rosé membuat Jisoo menyirit.
"Iya sayang.." Rosé yang kembali mengulangi perkataan nya.
"Yaudah." Jisoo mengangguk.
"Dasar lo ga peka ji..." Celetuk Irene.
"Kenapa?" Jisoo kembali bertanya.
"Pikir deh sendiri ji... Cale gue berhadapan sama kulkas.." Ucapan Irene membuat mereka tertawa.
Kedua insan itu terdiam dengan pikiran masing-masing. Jisoo yang melirik Rosé, sedangkan yang di lirik menatap bulan purnama yang tampak cantik.
"Jie.." Panggil Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
150 DAYS-END-
Teen Fiction"Udah di kasarin masih aja di deketin... Dasar roje.." -Irene "Mending lo uncrush aja deh jir... Gue ga suka lo di kasarin dia terus.." - Jennie "LAIN KALI TAMPAR AJA DEH MULUT NYA KALAU KASAR LAGI SAMA LO JEH, KESAL BANGET GUE" - Joy