dua lima

1.1K 186 35
                                    

"Aku pulang bareng daddy aku..." Rosé yang menatap datar Jisoo.

"Kenapa?" Jisoo yang sedikit berekspresi.

"Mau pergi.." Rosé yang hendak pergi, akan tetapi di tahan oleh Jisoo.

"Karena aku kan? Maaf." Ucap Jisoo.

"Maaf, nanti aku minta maaf sama pak bogum." Ucap Jisoo lagi.

"Kenapa ga sekarang aja? Kenapa malah dateng ke aku?" Rosé yang berbalik menatap Jisoo.

Bukannya menjawab, Jisoo hanya diam saja menatap Rosé. Hal itu pula membuat Rosé berdecak sebal.

"Udah deh, aku mau pulang, daddy udah di depan..." Ucap Rosé menarik tangannya sebelum meninggalkan Jisoo.

Rosé langsung masuk kedalam mobil membuat Sejeong menyirit.

"Ada apa denganmu nak? Kamu terlihat kesal sekali..." Ucap Sejeong melajukan mobilnya keluar area sekolah.

"Tau deh dad.." Rosé yang merengut.

"Ada masalah sama pacar kamu ya?" Ucapan Sejeong itu membuat Rosé menoleh.

"Daddy Jisoo bercerita pada daddy tadi pagi.... Kami memiliki janji temu dan rapat." Ucap Sejeong.

"Ouh..." Rosé yang mengangguk.

"Jangan terlalu lama marahannya nanti nyesel sendiri loh... Hahaha.." Sejeong yang tertawa membuat Rosé kembali merengut.

"Ya biarin... Salah sendiri juga.... Bukannya minta maaf ke pak bogum malah datengin aku di ruang dance..." Rosé yang bersedikap dada.

"Hmmm... Jadi ini alasan kamu kenapa meminta daddy menjemput dan mengantar mu tadi pagi?" Sejeong yang sekilas menatap Rosé.

"Tidak... Chie hanya mau cepat kembali ke rumah..."

🌹🌹

Rosé menatap teduh hujan deras yang terus mengguyur kota malam itu. Ia kembali menyeruput coklat hangatnya.

Ia hanya sendiri berada di Gazebo belakang rumahnya, tak lama pula, ia melihat sang daddy datang dengan payung agar tidak membasahi dirinya.

"Kenapa kamu sendirian di luar? Kamu sudah lama di luar kan? Bagaimana jika kamu masuk angin de?" Daddy yang datang datang mengomel.

Hal itu pula membuat Rosé terkekeh sembari tersenyum.

"Dad... Ochie kan daritadi berada di dalam... Tidak bermain hujan.." Ucap Rosé saat Sejeong masuk dan duduk di samping Rosé.

"Lain kali jika hujan, masuk ke rumah... Jangan berdiam diri di sini..." Ucap Sejeong yang menatap Rosé.

"Iya daddy... Ngomong ngomong apa kak ally tidak akan pulang malam ini?" Tanya Rosé.

"Tidak.... Jessie bilang, ally masih ada beberapa pekerjaan... Mungkin mereka harus menginap di jeju..." Ucap Sejeong yang menggeleng.

"Begitu ya..." Rosé yang kembali menatap langit.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Sejeong sembari mengikuti arah pandang anaknya.

"Chie kangen mommy...." Ucapan Rosé itu membuat Sejeong tertegun.

"Maafkan daddy... Itu semua salah daddy... Jika daddy tidak menjadi suami yang buruk, mungkin mommy kamu bisa bersamamu sekarang..." Ucap Sejeong membuat Rosé menoleh.

"Daddy benar benar minta maaf pada mu nak... Daddy benar benar menyesalinya.. Maaf daddy baru mengatakannya sekarang... Daddy sangat ragu berbicara dengan mu karena sikap mu yang berubah sejak mommy kamu tiada..." Ucap Sejeong menatap Rosé.

"Maaf juga soal tragedi bianglala itu nak... Harusnya daddy tidak berkeliaran dengan wanita lain di saat mommy tiba-tiba drop.." Ucap Sejeong lagi membuat Rosé terdiam.

"Maafkan daddy karena tidak bisa menjadi ayah yang terbaik untuk mu.. Dad----

Tiba tiba saja anak bungsu nya itu memeluk dirinya membuat dia hampir jatuh. Rosé memeluk nya dengan erat, bahkan Sejeong bisa mendengar ada senggukkan seperti sedang menangis.

"Bukan... Salah d-daddy..." Rosé yang benar benar erat memeluk Sejeong.

"M-mommy juga salah.... Mommy ga bilang k-kalau dia sakit...." Ucapan Rosé itu membuat Sejeong membalas pelukan nya.

"Tapi tetap saja daddy yang salah... Maafkan daddy..." Sejeong yang mencium pucuk kepala Rosé.

"Maaf ya... Daddy berjanji tidak akan meninggalkan kalian lagi... Daddy benar benar menyesalinya..." Ucapan Sejeong membuat Rosé melonggarkan pelukannya.

Terlihat matanya yang sedikit sembab dan juga air mata yang terus mengalir.

"Berhentilah menangis... Sejujurnya daddy tidak suka melihat anak daddy menangis seperti ini... Maafkan daddy ya..." Ucap Sejeong dengan suara yang rendah.

Rosé kembali memeluk Sejeong membuat Sejeong tersenyum sembari membalas pelukan nya.

"Tetaplah jadi anak yang baik... Sekalipun itu untuk mommy... Kejarlah impian yang ingin kamu kejar... Sejauh ini daddy sangat bangga sama kamu karena udah bertahan sampai sekarang walau daddy sudah banyak melukai perasaan kamu dan kakak kamu..." Ucap Sejeong.

"Daddy sangat bangga atas semua pencapaian kamu.... Begitu juga dengan mommy... She's proud of you... Maaf daddy ngebuat kamu jadi sensitif seperti ini..." Sambung Sejeong.

"Gausah minta maaf dadd... Daddy ga salah... Ochie yang salah... Harusnya Ochie tidak bersikap seperti itu pada daddy..." Ucap Rosé dengan suara yang sedikit serak.

Sejeong melonggarkan pelukannya, ia mengangkup dagu Rosé sembari tersenyum. Hujan kian mereda layaknya hati Rosé yang kian menghangat kembali.

"Anak daddy tidak punya salah sama daddy..." Sejeong mengusap air mata Rosé.

"Kalian benar benar hal penting milik daddy yang tidak ingin daddy lepaskan begitu saja..." Sejeong mengelus lembut surai rambut Rosé.

Rosé tersenyum tipis sembari menghapus jejak air mata nya itu dan juga mengatur nafasnya agar tidak senggukkan lagi.

"Nona nona, jis--eh tuan... Maaf..." Supir yang tiba tiba saja datang terbirit-birit membuat keduanya menyirit.

"Ada apa, Ahn?" Tanya Sejeong.

"Di depan gerbang ada Jisoo yang basah kuyup kena hujan... Saya dan hyujin tidak tau dia sejak kapan di situ, soalnya saya baru buka gerbang..." Ucapan supir itu membuat Rosé langsung berlari ke gerbang.

Langkah nya terhenti saat melihat Jisoo sedang menyengir dan menggaruk pipinya yang gatal, di depannya ada pak satpam yang menggeleng.

"Kamu kenapa hujan hujanan?!" Keduanya menoleh ke Rosé yang menatap tajam Jisoo.

"Waduh Jisoo... Saya tidak ikut ikutan..."



















Vote and comment guys

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang