tiga belas

1.5K 232 4
                                    

Rosé bersedikap dada melihat anak anak basket yang masih latihan. Ia di paksa Jisoo untuk menunggu Jisoo karena hari ini mereka akan mencari hiasan tambahan untuk acara nanti.

Mata Rosé tetap tertuju pada satu objek saja, seseorang yang sedari tadi sudah mencetak tiga poin di ring lawannya.

"Cieee!"

Rosé tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara para sahabatnya yang tiba tiba saja sudah berada di belakang nya.

"Ah, lo pada... Ngagetin aja.." Rosé yang memutar bola mata malas.

"Cie, nungguin pacar nya basketan ya kak?" Goda Joy yang menaik turunkan kedua alisnya.

"Cie ciee... Bau bau jadian nih... Deket mulu dari kemarin..." Kini Irene yang berbicara.

"Tau nih.... Kemarin katanya mau uncrush... Gimana sihhh..." Jennie yang menyenggol lengan Rosé.

"Apa sih lo pada... Ga jelas banget... Ga ada yang pacaran.." Rosé yang memutar bola mata malas.

"Bohong!" Serentak ketiga nya membuat Rosé jengah.

"Bacot ah lo pada.... Di bilangin juga..." Ucap Rosé yang menggeleng.

"Nanti kalau udah jadian jangan lupa pj nga yak..." Ucap Joy.

"Bacot.." Ucap Rosé.

"Sé..."

Rosé menoleh mendapati chanyeol yang mendekati dirinya.

"Eh, chan? Kenapa? Lo belum ke stadion kah?" Rosé yang bertanya.

"Belum.. Hehehe... Lo mau ga pergi barengan sama gue? Gue bawa helm dua kok..." Ucap Chanyeol.

"Rosé pergi sama gue."

Seseorang datang sembari menenteng tasnya, Rosé menyirit melihat Jisoo yang sudah berada di samping nya.

"Bareng lo?" Ucap chanyeol dengan wajah yang sedikit tidak suka.

"Hm, kita ada urusan." Jisoo yang sengaja merangkul Rosé.

Hal itu pula membuat ketiga sahabat Rosé saling menutup mulut dan tatap tatapan. Chanyeol sendiri sedikit menyirit melihat keduanya.

"Iya chan... Kita ada urusan... Sorry ya gue ga bisa bareng lo pulangnya..." Ucap Rosé yang tersenyum.

Tanpa berkata kata lagi, Jisoo langsung menggandeng tangan Rosé pergi dari sana meninggalkan mereka semua. Hal itu pula membuat Rosé menyirit menatap dirinya.

"Bisa ga sih jangan narik narik gue terus?" Rosé menyirit merengut.

Bukannya menjawab, tangan Jisoo malah pindah melingkar di pinggang Rosé, membuat Rosé sedikit tertegun.

"Gue lupa bawa helm lagi, nanti lo pake helm gue aja." Ucap Jisoo tanpa menatap Rosé.

"O-oh yaudah.."

🌹🌹

Jisoo hanya diam menatap anak MHS dan anak sekolahnya yang sibuk merapikan panggung dan juga meja untuk yayasan sekolah dan walikota.

Saat melihat sekeliling, matanya tak sengaja berhenti pada satu objek yang sedang berbicara dengan ketua OSIS MHS.

Jisoo memperhatikan interaksi keduanya sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Gadis cantik dan tinggi itu masih rapi dengan seragam dan jas yang ia pakai, berbeda jauh dengan Jisoo yang hanya memakai kaos biasa saja.

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang