enam

1.4K 214 17
                                    

Rosé terduduk dengan wajah seperti orang bodoh. Ia baru saja bangun dari mimpinya yang indah itu. Di hari libur yang tenang ini ia terbangun sekitar pukul 09.15.

Ia masih terbengong melihat jendela kamarnya yang tertutup dengan tirai. Tampak sudah sangat cerah di luar sana.

Ia meregangkan otot otot tubuhnya lalu turun dari kasur sembari menggaruk pipinya.

Tanpa pergi ke kamar mandi, Rosé langsung turun ke bawah karena ia lapar. Ia berjalan setengah sadar ke dapur.

"Loh, kamu kok kayak singa kebakaran gitu, Roje?" Alice terkejut melihat adiknya itu.

"Selam---EH!" Rosé melotot melihat seseorang yang berada di depan kakaknya itu.

Dengan setengah sadar Ia melihat siapa gadis itu. Sedangkan Jessie hanya terkekeh saja melihat wajah bengong Rosé.

"Jangan bengong gitu... Sini kamu... Ini Jessie.." Ucap Alice yang menggeleng.

Hal itu pula membuat Rosé mengucek ngucek matanya sembari merapikan rambutnya lalu mendekati kakaknya itu.

"Selamat pagi, Rosé..." Sapa Jessie.

"P-pagi kak..." Rosé yang tersenyum tipis.

"Lain kali bangun tidur itu cuci muka bukan main ke dapur aja..." Celetuk Alice.

"Namanya aku laper..." Rosé kembali menatap kakaknya.

"Dasar tukang makan..."

"Biarin.. Yang penting aku tetep cantik..."

"Terlalu percaya diri sekali kamu.."

"Memang aku cantik, wleee..."

Jessie yang melihat perdebatan keduanya itu hanya menggeleng saja sembari tersenyum.

"Kak jes, makasih ya buat coklat yang semalem.. Hehehe..." Rosé yang menyengir.

"Hahaha, sama sama, Rosé..." Jessie yang masih tetap tersenyum.

🌹🌹

"Ayoo jehhhh kita nyoba yang ituuuu!" Joy tetap menarik tangan Rosé.

"Ga mauuuuuu!" Rosé yang menggeleng.

Sedangkan Irene dan Jennie hanya menggeleng saja. Keempatnya kini sedang berada di taman bermain karena Jennie yang mengajak mereka.

Joy tetap membujuk Rosé untuk ikut naik juga menaiki bianglala besar itu.

"Ayo lahhhhh, sesekaliii... " kini Irene juga membujuk Rosé.

Rosé tetap pada pendiriannya, ia benar benar tidak ingin menaiki bianglala itu. Ia takut ingatan lamanya berputar kembali dan hal itu pula sengaja tak Ia beri tau pada ketiga sahabat nya.

"Kalian ajaa... Gue ga mauu, gue tunggu di bawahhh..." Rosé yang sedikit merengut.

"Huftt... Baiklah baiklah... Tapi nanti lo ikut ye masuk rumah hantu..." Ucap Joy.

"Iyaaaa Joyeeeee..."

"Yaudah kita naik dulu... Lo jangan ngilang, disini bae lo..." Ucap Irene.

"Iya nyai, tenang aje.."

"Main jangan jauh jauh, jeh..." Kini Jennie yang berbicara.

"Iya jejennnnn..." Rosé yang mengangguk.

Setelahnya ketiga gadis itu pergi menaiki bianglala meninggalkan Rosé yang hanya melambai saja pada mereka.

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang