Jisoo menahan emosinya menatap Rosé yang tersenyum lebar di depannya. Gadis itu benar benar merusak hari hari nya belakangan ini.
"Kenapa sih natep gue gitu banget? Gue tau kok gue cantikk, terpesona ya lo?" Rosé yang mengedipkan sebelah matanya.
"Tch, ga" Jisoo yang hendak pergi dari sana.
Akan tetapi tiba tiba Rosé menahan lengannya.
"Apa lagi?" Ucap Jisoo tanpa menatap Rosé.
"Lo ga mau nih susu nya? Lo kan suka, kok lo ga mau?" Tanya Rosé.
"Ga dulu, thanks" Jisoo melepaskan dengan kasar tangannya lalu pergi dari sana.
"Cihh,awas aja tuh orang..."
🌹🌹
Jisoo memantulkan bola basketnya ke tanah sembari menatap ring basket yang berada tak jauh dari nya.
Keadaan lapangan tampak ramai karena anak basket harus berbagi lapangan dengan anak dari eskul dance karena ruangan mereka sedang ada renovasi.
"Wadidawwww... Cakep banget cewe gue.." Seulgi yang sedari tadi memerhatikan Irene yang sedang berbicara dengan Rosé.
Jisoo hanya menggeleng saja sembari memutar bola mata malas. Ia melirik ke arah Rosé yang sedari tadi ternyata menatap dirinya.
Gadis itu memakai sebuah jaket coklat yang menutupi crop top nya, rambut nya juga sengaja di cepol sehingga leher mulusnya terpampang dengan jelas.
"Cewe lo juga cakep tuh, Ji.." Seulgi yang menyenggol lengan Jisoo.
"Ga, dia bukan cewe gue" ucap Jisoo sebelum pergi dari sana menuju ring basket untuk memasukkan bola nya.
"Hih, awas aja tuh orang kena karma.."
Sedangkan di sisi lain lapangan, Rosé kembali duduk di pinggir lapangan. Mereka semua sedang beristirahat setelah selesai latihan.
Para sahabatnya sedang membeli minuman dan dia hanya menitipkan nya saja pada Irene karena malas pergi ke kantin.
Rosé melihat sekeliling lapangan lalu matanya terhenti pada seseorang yang sedang berdiri di depan ring basket.
Ia menaikkan kedua sudut bibirnya melihat Jisoo yang sedang fokus memasukkan bola ke ring nya.
"Cakep sih tapi sayang kasar.."
🌹🌹
Jisoo benar benar mengusap wajahnya frustasi. Ia benar benar tak tahan lagi melihat gadis pengganggu yang ada di depannya itu.
Sedangkan Rosé hanya tersenyum saja, Ia masih menatap Jisoo dengan wajah berbinar binar.
"Kenapa sih, sayang?"
"Cukup, Rosé, gue benar benar muak sama lo" ucap Jisoo dengan nada tinggi.
"Tapi gue sayang sama lo.."
"Diam ya, njing. Gue benar benar risih sama keberadaan lo" ucap Jisoo sebelum pergi dari sana.
Akan tetapi Rosé menahan lengannya membuat ia tanpa di sadari mendorong Rosé sedikit kasar.
Rosé tersentak kaget dengan perlakuan Jisoo yang menolaknya dengan kasar. Nafas Jisoo memburu menatap dirinya.
"Apa lagi sih!?" Ucapan Jisoo itu kembali membuat Rosé terkejut.
"L-lo beneran ga suka sama gue ya?"
"Gue ga suka sama lo tuh karena lo murahan! Centil dan bahkan gila, lo pikir gue ga risih, hah? Gue risih banget sama perlakuan lo asal lo tau" Rosé masih tetap diam mendengar perkataan Jisoo.
"Lo pikir dengan cara lo hanya bar bar itu bisa buat gue luluh? Hahaha, lucu, cara lo berlebihan." Jisoo yang menghadap ke Rosé.
"Berhenti ngejar ngejar gue, gue risih banget, jing" Jisoo menatap datar Rosé.
"Tingkah lo udah hampir mendekati tingkah cewe murahan" ucap Jisoo sebelum pergi dari sana.
Rosé masih tetap diam mematung dengan ekspresi yang sulit di artikan. Rosé meremas ujung jas almamaternya dan mengigit bibir bawah nya, bahkan kedua matanya sudah memerah.
"Rojeeeeeeee..." Joy yang tiba tiba datang dan memeluk diri nya, begitu juga dengan Irene dan Jennie.
"Kan udah gue bilang, Roje..." Irene yang mengusap pucuk kepala Rosé.
"Bisa bisanya dia bilang lo murahan, liat aja nanti... Bakalan gue tonjok habis habisan..."
Rosé hanya tersenyum tipis saja mendengar perkataan para sahabatnya itu.
🌹🌹
Alice menghela nafas pelan sembari menatap adik kecilnya yang masih senggukan itu. Rosé baru saja bercerita tentang hari ini.
Ia mengelap ingusnya itu di bantal kesayangan milik Alice membuat Alice hanya bisa menghela nafas kembali, Ia hanya bisa membiarkan adiknya itu.
Rosé sendiri menatap jendela luar menampilkan langit malam yang indah. Air matanya sudah tidak jatuh lagi, akan tetapi ia masih senggukan.
"Sudah nangis nya? Udah nanti aku suruh Jessie marahin Jisoo supaya ga ngebentak kamu lagi.." Alice yang mengusap pucuk kepala Rosé.
"Jangan, biarin aja... Nanti keliatan banget aku cerita sama kakak... Aku ga mau berurusan lagi sama orang kasar kayak Jisoo.." Rosé yang menggeleng.
"Jadi kamu mau gimana? Kakak juga sebenarnya kesal tau kamu di bentak gitu... Sampai di katain murahan..." Ucap Alice.
"Biarin aja... Aku mau uncrush.." Rosé yang terduduk.
"Yakin? Bagus deh, kakak juga setuju sama pendapatnya Irene yang tadi..." Ucap Alice.
"Iya aku beneran mau uncrushh mulai hari ini..."
"Tapi tunggu dulu... Aku laper... Makan dulu yuk... Hehehe.." Rosé yang menyengir membuat Alice menepuk jidatnya.
"Kamu ini kebiasaan... Yaudah ayo deh..."
Keduanya pergi keluar dari kamar Alice. Alice merangkul Rosé menuju dapur, ia melirik adiknya yang masih sedikit senggukan itu.
"Chie..."
"Hm? Kenapa kak?"
"Kamu mau ga besok ikut kakak ke Gangnam?"
"Eh... Ngapainn?" Rosé yang menoleh.
"Besok kakak ada kerjaan di sana.. Ngurus satu kasus doang kok.... Cuman tiga harian.. Mau ga? Sekalian kamu healing sebentar.." Ucap Alice.
"Mauuuu ikuuttttt hehehe... Lumayan healing nya di bayarin..." Rosé yang memeluk pinggang Alice.
"Yeu, kamu yang gratis aja cepet.."
"Hehehe... Aku ikut yaaaaaaa..."
"Hm, ya ya ya ya..."
Vote and comment guys
Ini terakhir ya? Buat hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
150 DAYS-END-
أدب المراهقين"Udah di kasarin masih aja di deketin... Dasar roje.." -Irene "Mending lo uncrush aja deh jir... Gue ga suka lo di kasarin dia terus.." - Jennie "LAIN KALI TAMPAR AJA DEH MULUT NYA KALAU KASAR LAGI SAMA LO JEH, KESAL BANGET GUE" - Joy