delapan belas

1.1K 200 22
                                    

Jisoo diam diam memerhatikan Rosé yang sibuk dengan jajannya itu. Gadis itu sedikit lucu dengan pipi yang menggembung karena penuh dengan jajannya.

"Ji lo ga bawa parfum lo itu?" Rosé yang menoleh ke Jisoo.

"Engga... Nanti lo sita." Ucap Jisoo.

"Yaelah, pelit, bilang aja ga mau di minta..." Rosé memutar bola mata malas.

"Ada, di mobil." Ucap Jisoo.

"Masa? Kalau gitu ayo kita ke mobil lo..." Rosé menarik Jisoo menuju mobil Jisoo yang terparkir.

Jisoo sendiri hanya pasrah saja di tarik oleh Rosé. Setelahnya Jisoo membuka pintu mobil lalu mengambil sesuatu.

"Pantesan wangi bayinya tahan lama... Brand dior ternyata.." Rosé menerima botol parfum yang Jisoo sodorkan.

"Jangan lo sita." Jisoo bersedikap dada.

"Iya iya astaga..." Rosé memutar bola mata malas sembari menyemprotkan parfumnya.

"Ji... Astaga di sini lo ternyata..."

Keduanya menoleh ke Wendy yang ngos ngosan.

"Kenapa lo wen?" Rosé yang menyirit.

"Gue daritadi nyariin Jisoo anjir.. Ternyata di sini sama lo..." Wendy mengatur nafasnya.

"Kenapa?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya.

"Kumpul bareng coach buat pengarahan..." Ucap Wendy.

"Di?"

"Bawah stadion.. Sekarang.. Ayo dah..." Wendy yang mengajak Jisoo.

Sedangkan Jisoo melirik Rosé sekilas, ia bingung harus ikut atau bersama dengan Rosé.

"Lo balik aja ke tempat tadi jeh, jangan keliaran nanti hilang, jangan ngerepotin orang lain." Ucapan Jisoo membuat Rosé merengut.

"Lo pikir gue anak kecil apa?" Rosé yang bersedikap dada.

"Udah jangan bacot, gue sama wewen pergi dulu... Sana balik..."

"Dihhh.."

🌹🌹

"Panas banget ya tuhannnnn..." Joy yang mengeluh sembari duduk di kursi.

Mereka berempat kini akan melihat anak anak basket yang akan bermain melawan anak MHS.

"Si Jisoo ngapain tuh?" Jennie menyirit melihat Jisoo yang mendekati mereka.

"Ngapain ji?" Tanya Irene.

"Nitip HP, jagain HP sama dompet gue." Jisoo memberikan handphone dan dompetnya pada Rosé.

"Idihh lo pikir gue apaan? Ga mau ga mau..." Ucap Rosé yang menolak.

"Tolong Rosé." Jisoo memberikan dua bungkus ice cream pada Rosé.

"Pelit banget cuman dua..." Rosé yang menyipitkan matanya.

"Nih, tapi tolong jagain hp sama dompet gue." Jisoo memberikan dua bungkus ice cream lagi pada Rosé.

"Nah gitu dong... Yaudah sana lo, hus hus..." Rosé yang mengusir.

Sedangkan Jisoo hanya memutar bola mata malas saja sebelum pergi dari sana.

"Cie cieee suaminya nitip HP..." Celetuk Irene membuat Rosé menyirit.

"Suami suami... Mata lo... Udah nih buat lo pada biar ga ngebacot." Rosé memberikan mereka satu satu ice cream nya.

150 DAYS-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang