Chapter 61 : Para eksekutif

6 2 0
                                    

Izagiri mengelus-elus Tyran. Tyran sepertinya begitu senang dengan Izagiri.

"Woff woff !"

"Apa ? apa ? Mau ku kelitikin kah"

Izagiri menggelitik Tyran dan Tyran seperti sangat senang saat dikelitiki. Tyran sekarang merasa bahagia bahkan setelah mati dan menjadi seekor anjing iblis dia memiliki tuan yang baik hati.

Hari sudah mulai larut. Izagiri ingin beristirahat, sedangkan Poco dan Pastor adalah bigger Jin. Mulai dari Greater Jin, para ras Jin tidak akan kelaparan jika tidak makan, tidak perlu beristirahat jika Denergia masih banyak.

"Rania, tidur bersama tuan. Kami berjaga diluar bersama Tyran."

"Eh eh ?!"

Rania yang mendengar itu sangat terkejut, saat mereka meminta Rania untuk tidur bersama Izagiri. Izagiri tak terlalu memikirkannya, di kamar tersebut ada satu kasur. Yang dibuat untuk tidur seranjang, cocok untuk sepasang kekasih.

Rania tampaknya malu-malu untuk tidur bersama Izagiri. Izagiri peka terhadap hal tersebut dan mencoba membuat Rani tenang.

"Tidak apa apa, aku tidur dilantai kamu dikasur saja"

"Lagipula, kamu tidak mau tidur dengan orang yang tidak kamu cintai bukan ?"

Kemudian Izagiri mengambil alas, dan hendak membentang seprai yang akan dijadikan alas. Namun Rania menarik sedikit baju belakangnya dan sedikit menunduk sekaligus berbicara dengan suara yang malu malu.

"Tidak apa-apa untuk malam ini saja"
Dengan suara malu malu.

"Sudah jangan terlalu memaksa, aku bisa tidur dibawah"

"Tidak, aku ingin satu ranjang dengan tuan....sebagai hadiahku"

"Hadiah ?"

Rania meminta hadiah kepada Izagiri karena dia sudah bekerja kepadanya untuk mengalahkan Pastor. Izagiri kemudian berdiri dan menanyakan apakah yakin hanya dengan tidur bersamanya sebagai hadiah.

Rania dengan tampak penuh semangat mengangguk, dan Izagiri hanya membalas itu dengan senyuman. Dan Izagiri akhirnya merapikan kasur, Rania lansung beranjak rebahan dikasur itu. Mereka mematikan lampu, dan punggung mereka yang saling menatap, karena malu jika bertatap muka.

Rania dan Izagiri nampaknya belum bisa tidur karena posisinya sepertinya canggung. kemudian Rania menempelkan kepalanya, dan memegang punggung Izagiri.

"Besar sekali punggung anda tuan"

"Ya...yaa... terimakasih"

"Izagiri.....boleh aku begini sekali saja ?"

"Berkali kalipun tidak masalah, aku akan terus menghargaimu"

Rania tersenyum dan memejamkan matanya. Mereka akhirnya tertidur dengan lelap. Dimalam yang sejuk saat itu, Poco dan Pastor duduk diatas batu besar yang tak jauh dari luar desa.

"Enaknya masa muda"

"Hahaha, benar. Tuan dan Rania juga masih muda, biarkan mereka menikmatinya"

Pastor dan Poco, tertawa bersama sama saat mendengar lelucon tentang Izagiri bersama Rania. Mereka menatap awan dilangit dan diterangi cahaya purnama.

"Poco, kau pernah merasakan yang namanya cinta ?"

Poco melihat Pastor sebentar, dan melihat cahaya purnama kembali.

"Tidak pernah, aku terlahir dan sudah dikutuk. Aku tak mengerti perasaan sederhana seperti itu. Untuk Pocong sepertiku, aku rasa..."

Pastor kemudian melirik Poco dan mengusap punggungnya.

Shoutetsu : Outer FabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang