Chapter 43 : Sambutan

7 1 0
                                    

Pada waktu itu mereka sudah sampai ditempat tujuan mereka, untungnya mereka bisa melewati pemeriksaan penjaga. Karena pagi pagi itu para penjaga sangat lengah saat menjaga gerbang jadi mereka tidak memeriksa dengan ketat.

Mereka kemudian masuk ke kota tersebut dan melanjutkan perjalanan, mereka hendak menyewa kapal, tapi kapal tersedia sekitar setelah fajar terbit.

Mereka berjalan jalan melihat kota pelabuhan. Mereka mengetahuinya, kota ini bernama kota pelabuhan Vanesia.
Kota ini sangat terkenal karena keindahan dan tempat romantis untuk para pasangan.

"Lihat itu, sungai ini mengalir dengan tenang"
Avera yang bersemangat menunjuk kearah sungai itu, matanya terlihat bersemangat melihat lihat kota yang begitu indah ini.

"Aku harap, aku bisa berjalan jalan disini bersama pasanganku kelak"
Sambil curi curi pandang kearah Izagiri yang memasang wajah bodohnya.

Kemudian Mizuki berjalan kearah Avera dan menepuk pundaknya sambil senyum menyeringai.

"Percuma kamu berharap padanya, mungkin kamu harus lebih agresif padanya"
Mizuki yang berbicara sambil bisik bisik kepada Avera.

Izagiri sedikit penasaran dengan apa yang diucapkan Mizuki barusan, tapi dia juga bodo amatlah dengan mereka.

Mao mengajak Izagiri untuk memebeli stok cadangan makanan untuk perbekalan mereka nanti, serta alat alat yang mungkin akan membantu perjalanan mereka menuju kota R'lyeh.

Pada saat itu mereka berpencar untuk mencari perbekalan perjalanan mereka. Sepertinya hanya Izagiri yang sendirian berkeliling, dia mencari barang barang yang mungkin berguna untuk penelitiannya, kemudian dia melihat sebuah kedai aksesoris.

"Sepertinya aku akan mampir kesini dahulu."

Kemudian Izagiri menghampiri kedai tersebut dan ingin membeli beberapa aksesoris disana. Dia melihat lihat terlebih dahulu sebelum dia membelinya.

Kemudian bibi yang menjaga toko tersebut menawarkan barang dagangannya, dia berbicara bahwa aksesoris tersebut bermacam macam variasinya, seperti bisa ditimpa sihir ataupun kekuatan roh, bahkan ada yang hanya dipakai seperti hiasan saja.

"Ini bisa kamu gunakan dengan banyak kegunaan lohh, mau membelinya ?"

"Ahh, tidak tidak. Aku membelinya untuk seseorang memakainya"
Izagiri menjawab pertanyaan bibi itu dengan lemah lembut dan tersenyum sambil memegang kepalanya.

"Hohoo, untuk kekasihmu yaa, tidak apa tidak apa. Pilihlah sesukamu yang menurutmu bagus untuknya, beberapa wanita akan sangat senang saat diberi hadiah oleh orang yang disukainya loh."

Izagiripun memilih dan melihat lihat kalung dan cincin yang ada disana, dia membeli beberapa cincin dan satu kalung yang berwarna perak dan ditengahnya kebiru biruan.

Dia membelinya untuk menyesuaikan dengan rambut Zelestia, tentunya dia membeli hadiah ini untuk memberi kepada Zelestia dan ke rekan rekannya ini. Tentu saja tak hanya cincin yang dia beri.

"Aku membeli ini, totalnya jadi berapa ?"

"3 koin emas dan 5 tembaga"

Izagiri memberi uang sesuai harga yang diberikan bibi tersebut, Izagiri membeli cincin dan kalung yang bisa diberikan mantra apapun entah sihir atau kekuatan roh.

Izagiri membeli itu semua untuk diberi kepada rekan rekannya dan akan memasang mantra nantinya, dia hanya tak ingin teman temannya terluka saja, melihat langit fajar masihlah belum terbit tentunya. Tapi sepagi ini toko toko sudah buka, meski tidak semuanya yang berdagang. Setidaknya ada beberapa toko yang bisa dimampiri oleh mereka untuk membeli perlengkapan mereka semua.

Shoutetsu : Outer FabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang