Chapter 73 : Masa lalu yang kelam

9 2 0
                                    

Izagiri kemudian berjalan menuju Kakek dan Nenek tersebut. Rania memegang erat kedua orang itu dan dengan pikiran bahwa Izagiri sepertinya akan membunuh mereka berdua jika mereka menolak permintaan Izagiri.

Izagiri mengulurkan tangannya dan bertanya sekali lagi kepada Kakek dan Nenek.

"Sekali lagi. Maukah Kalian menjadi Khodamku ?"

Kakek kemudian berdiri, dan bertanya kepada Izagiri tentang Rania kepada Izagiri.

"Apakah Rania bahagia saat bersamamu ?"

Izagiri kemudian terdiam dan melihat kearah Rania, Rania yang tampak kebingungan dengan pertanyaan kakek. Izagiri tersenyum kearah Rania dan matanya sedikit melirik kearah kakek dan nenek.

Rania memegang tangan kakeknya dan menjawab pertanyaan kakek sebelumnya.

"Aku bahagia bersamanya, bahkan seluruh penyesalan diriku sudah hilang karenanya. Aku tak pernah berpikir bahwa aku bertemu dengan kalian dalam keadaan begini, namun ini lebih bahagia dari apapun yang kurasakan. Aku sangat senang kepadanya dan karenanya aku bertemu dengan kalian berdua."
Rania mengucapkan itu sambil meneteskan air matanya.

Nenek kemudian berdiri, dan memeluk Rania dengan pelukan hangat. Sang kakek juga demikian memeluk cucunya dengan senang hati.

Kakek kemudian menoleh ke Izagiri dan menjawab pertanyaan Izagiri sebelumnya. Sambil sedikit menunduk, dia bertanya sebelum menjawab.

"Apa kamu bisa terus bersama Rania dan membuatnya bahagia ? Dengan begitu aku bisa tenang mengikuti kamu sampai kapapun dan kemanapun."

Izagiri memegang Pundak sang kakek dan menjawab pertanyaan itu.

"Ya, aku bersedia."

Kakek dan nenek kemudian setuju dengan menjadi Khodam Izagiri dan akhirnya Izagiri sudah berhasil mengumpulkan total delapan Khodam yang siap bertempur.

"Mari kita lanj-"

Izagiri mendadak tumbang dan mereka semua panik saat Izagiri tumbang. Dan berusaha menolongnya, Poco sepertinya menyadari bahwa itu adalah efek kelelahan karena menampung Khodam secara mendadak berlebihan.

"Kita mungkin beri waktu untuk dia istirahat. Rania, panggil Rafael. Dia mungkin bisa membantu."

Rania kemudian segera menghubungi Rafael dan segera memintanya untuk datang ke tempat mereka. Kurang dari satu menit Rafael lansung bergegas.

Rafael lansung panik dan mengeluarkan energi Denergia miliknya dan membuat Izagiri tetap bernafas.

Kakek kemudian duduk dan menanyakan apa yang terjadi padanya. Pastor dengan senang hati menjelaskan apa yang terjadi pada Izagiri.

Seperti makan, jika seseorang sudah kekenyangan maka dia akan berhenti, dan karena muatan ditubuhnya sudah penuh makanya dia berhenti. Namun kasus Izagiri sama dengan orang yang memaksa makan meski sudah berlebihan. Dan tidak memberinya jeda atau ruang untuk menampung makanan tersebut.

Kurang lebih analoginya seperti itu untuk kasus Izagiri ini. Dia terlalu memaksa dirinya untuk menampung mereka semua.

"Sudah kubilang anak ini jangan terlalu terburu-buru. Jika ini dilihat Mizuki dan Mao mungkin mereka akan marah besar."

Izagiri mendadak memunculkan banyak sekali urat ditangannya. Dan Rafael menyadari itu, Rafael sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Kenapa tangan Izagiri?"
Tanya Rania.

"Sepertinya dia ingin menghancurkan batasannya dan dibantu oleh kitab laknatnya itu."

"Ada dua pilihan, jika dia gagal mungkin dia tak sadarkan diri beberapa waktu, dan bisa saja mati."

Shoutetsu : Outer FabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang