Chapter 78 : Sembunyi dan lari

3 2 0
                                    

Izagiri melirik kekiri dan kekanan. Dia juga melihat sosok Gunderewo tadi yang sebelumnya dilihat oleh Kiranti, Gunderewo tersebut juga sepertinya mencari cari mereka dan segera membunuh mereka bila ada kesempatan.

Izagiri mencoba memancing Gunderewo tersebut dan Gunderewo itu melihat kearahnya.

"Kejar aku kalau kau bisa dasar monster bulu jemb**! Ahahahhahaha"
Izagiri mengejeknya sambil tertawa terbahak-bahak dan berlari.

Gunderewo itu lansung mengejarnya karena kesal dan sepertinya dia sangat kesal dengan Izagiri setelah mengejeknya seperti itu.

Setelah melihat kesempatan itu, mereka bertiga mencari tangga untuk mencari tangga selanjutnya, dan tak lama dari mereka mencari. Mereka menemukan sebuah tangga.

"Disini tangganya, Depati Amir."

"Ya, tapi tunggu...."

Mereka sangat terkejut melihat tangga itu ditutupi akar yang sangat tebal, Depati mencoba menghancurkan akar itu dan tidak hancur sama sekali.

Depati, Kiranti, dan Shinta terus menelusuri lorong lain dan mencoba mencari tangga lainnya. Mereka menemukan hal yang sama. Yakni akar yang sangat tebal menghalangi jalan mereka menuju tangga selanjutnya.

Sementara Izagiri sedang bersembunyi dibalik sebuah lemari dan Gunderewo memasuki ruangan yang ada Izagiri. Ternyata semakin naik lantai semakin sedikit ruangan yang menjadi tempat aman bagi mereka.

Izagiri melirik ke sebuah piring putih diatas sebuah meja dibelakang Gunderewo.

"Itu adalah....."

Izagiri menatap piring itu dengan mata yang berbinar-binar dan sepertinya sedikit mengeluarkan air liur karena dia melihat piring itu, ternyata diatas piringnya terdapat sebuah tempe dan sambal. Izagiri sepertinya ingin memakan itu tapi dihalangi Gunderewo.

Dia menunggu kesempatan untuk mengambil tempe itu dan melarikan diri setelah itu. Izagiri kemudian menyelinap kebawah meja dengan perlahan-lahan dan mencoba mendekati sebuah meja yang diatasnya terdapat sepiring tempe dan sambal.

Izagiri semakin dekat dengan meja tersebut dan mencoba mengambil tempe tersebut, dan mencoba mengendap-endap untuk mengambil tempe tersebut.

"Kemana bocah sialan tadi !? Sial, dia beraninya menghinaku ! Akan kuberi pelajaran dia saat ketemu nanti"

Izagiri berhasil mengambil semua tempe diatas meja tersebut dan tiba tiba dia sudah didekat pintu, dan sedikit menoleh kearah Gunderewo.

"Aku kabur dulu ya om, dadah"
Izagiri lansung melarikan diri, Gunderewo yang melihatnya lansung mengejar dengan sangat cepat.

Izagiri berlari sambil memakan tempe yang dia dapat dan memakannya satu persatu.

"Uwihhhh, enakk banget ini. Siapa yang buat ya"
Ucapnya yang menyantap tempe sambil berlari.

Izagiri berlari begitu cepat sehingga membuat Gunderewo kehilangan jejaknya.

"Sial, dimana bocah itu !?"
Gunderewo tampak kesal.

Izagiri akhirnya menemui Depati dan yang lainnya, saat Izagiri menghampiri mereka, Depati lansung menjelaskan bahwa seluruh tangga disini ditutupi akar tebal dan keras, sehingga dengan kekuatan mereka saat ini tidak bisa menghancurkan akar itu.

"Bagaimana ya"
Izagiri yang mencoba memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba pertanyaan Izagiri dijawab oleh sesosok mahkluk tinggi besar dan menjawabnya dengan suara yang menyeramkan.

"Tentu dengan mengalahkan aku dan mendapat pengakuan dariku, atau kalian memanjat lewat jendela. Ya tentu saja manusia tidak ingin melakukan itu"

Mendengar hal itu Izagiri mendadak lansung berada dijendela dan mencoba memanjat.

Shoutetsu : Outer FabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang